Djoehana Wiradikarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
disingkat saja.
Humboldt (bicara | kontrib)
pranala
Baris 33:
Ketika Jepang mendarat di [[Hindia Belanda]] tahun 1942, dia menjabat direktur Rumah Sakit Umum di [[Ambarawa]]. Selama masa pendudukan Jepang, Djoehana menjabat Wakil Direktur [[Lembaga Eijkman]] di Jakarta.<ref>[http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1975/03/29/KSH/mbm.19750329.KSH66647.id.html "Drama Tetanus: Sebuah Riwayat", Tempoonline, 29 Maret 1975.]</ref>
 
Nama dr. R. MDr. Djoehana Wiradikarta tercatat sebagaiadalah salah satu Panitiaanggota panitia yang terdiri dari lima orang yang mempersiapkan terbentuknya Perhimpunan Palang Merah Indonesia pada tanggal 17 September 1945, bersama Dr. R. Mochtar sebagai ketua, Dr. [[Bahder Djohan]] sebagai penulis dan Dr. Marzuki dan Dr. Sitanala sebagai anggota lainnya.<ref>[http://ianndrakk.blogspot.com/ Pendiri PMI]</ref><ref>Panitia tersebut terdiri atas dr R Mochtar sebagai Ketua, dr Bahder Djohan sebagai Penulis dan tiga anggota panitia yaitu dr Djoehana Wiradikarta, dr Marzuki, dr Sitanala.</ref>
 
Pada tahun 1947, Djoehana diangkat sebagai guru besar penuh ''(gewoon hoogleraar)'' di Pergoeroean Tinggi Kedokteran Repoeblik Indonesia (sebelum disatukan dengan Medische Faculteit Universiteit van Indonesie menjadi Fakulteit Kedokteran Universiteit Indonesia/BPTRIS pada tanggal 2 Februari 1950).<ref name="aid">[http://resources2.kb.nl/010895000/pdf/DDD_010896952.pdf A.I.D. "De Preangerbode" edisi Jumat 18 September 1953]</ref>