Fobia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Siska Danti (bicara | kontrib)
k Menambahkan kategori
Siska Danti (bicara | kontrib)
Menambahi bahasan tentang fobia sosial
Baris 1:
'''Fobia''' (gangguan anxietas fobik) adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau [[fenomena]]. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti [[kecoak]] atau [[tikus]]. Sementara di bayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
 
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. [[Fiksasi]] adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrem seperti [[trauma]] [[bom]], terjebak [[lift]] dan sebagainya.
Baris 5:
Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.
 
'''Fobia spesifiksosial''' ditandaidikenal olehjuga ketakutansebagai yanggangguan tidakanxietas rasionalsosial, akanfobia objeksosial atauadalah situasiketakutan tertentu.akan Gangguandiamati inidan termasukdipermalukan gangguandi medikdepan yangpublik. palingHal seringini didapati,bermanifestasi namunsebagai demikianrasa sebagianmalu kasusdan hanyalahtidak ringannyaman danyang tidaksangat perluberlebihan mendapatkandi pengobatansituasi sosial. PadaHal fobiaini terjadimendorong salah-pindahorang kecemasanuntuk padamengindari barangsituasi atausosial keadaandan yangini mula-mulatidak menimbulkandisebebabkan kecemasankarena itu.masalah Jadifisik terdapatatau duamental mekanisme(seperti pembelaangagap, yaitujerawat salah-pindahatau dangangguan simbolisasikepribadian).<ref name="Ilmu Kedokteran Jiwa">{{id}} {{cite book | author=Maramis, Willy F | title=Ilmu Kedokteran Jiwa | publisher= Airlangga University Press | year=2009 | id=ISBN 978-979-1330-56-5}}</ref> Ada banyak macam fobia yang dinamakan menurut barang atau keadaan. Apabila berhadapan dengan objek atau situasi tersebut, orang dengan fobia akan mengalami perasaan panik, berkeringat, berusaha menghindar, sulit untuk bernapas dan jantung berdebar. Sebagian besar orang dewasa yang menderita fobia menyadari bahwa ketakutannya tidak rasional dan banyak yang memilih untuk mencoba menahan perasaan anxietas yang hebat daripada mengungkapkan ganguannya.<ref name="Ilmu Kedokteran Jiwa"/>
 
'''Fobia spesifik''' ditandai oleh ketakutan yang tidak rasional akan objek atau situasi tertentu. Gangguan ini termasuk gangguan medik yang paling sering didapati, namun demikian sebagian kasus hanyalah ringan dan tidak perlu mendapatkan pengobatan. Pada fobia terjadi salah-pindah kecemasan pada barang atau keadaan yang mula-mula menimbulkan kecemasan itu. Jadi terdapat dua mekanisme pembelaan, yaitu salah-pindah dan simbolisasi.<ref name="Ilmu Kedokteran Jiwa"/> Ada banyak macam fobia yang dinamakan menurut barang atau keadaan. Apabila berhadapan dengan objek atau situasi tersebut, orang dengan fobia akan mengalami perasaan panik, berkeringat, berusaha menghindar, sulit untuk bernapas dan jantung berdebar. Sebagian besar orang dewasa yang menderita fobia menyadari bahwa ketakutannya tidak rasional dan banyak yang memilih untuk mencoba menahan perasaan anxietas yang hebat daripada mengungkapkan ganguannya.<ref name="Ilmu Kedokteran Jiwa"/>
 
Beberapa istilah sehubungan dengan fobia :