Wawacan Sulanjana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunkarta (bicara | kontrib)
Gunkarta (bicara | kontrib)
Baris 43:
 
=== Cara memasak nasi ===
Di kerajaan swargaloka, Batara Guru memerintahkan Batara Ismaya untuk turun ke bumi dalam wujud sebagai [[Semar]], untuk membawa benih padi ke Kerajaan Pajajaran sebagai bahan makanan untuk umat manusia. Batara Guru juga mengirimkan putrinya [[bidadari]] ([[apsara]]) Nawang Wulan untuk membawa nasi kepada manusia. Nawang Wulan adalah salah satu dari tujuh bidadari yang kadang-kadang turun ke bumi untuk mandi di kolam yang jernih. Mereka turun ke bumi menggunakan kain [[selendang]] warna-warni yang membuat mereka dapat terbang dan bepergian antara bumi dan kahyangan. Ketika mereka turun ke bumi, tujuh warna kain selendang mereka membentuk tujuh berkas warna [[pelangi]]. Kisah Nawang Wulan aljuga dapat ditemukan dalam dongeng Jawa yaitu [[Jaka Tarub]]. Nawang Wulan turun ke bumi dan menikahi Prabu [[Siliwangi]] raja Pajajaran. Nawang Wulan secara ajaib memasak nasi dengan memasukkan setangkai padi ke dalam wadah bambu dan secara ajaib berubah menjadi nasi masak yang siap disantap. Ia merahasiakan cara ajaib menanak nasi ini dan memeintahkanmemerintahkan tidak ada seorangpun yang boleh mendekati dan membuka pendaringannya. Pendaringan adalah semacam lemari tradisional di dapur tempat menyimpan beras dan perabot memasak, secara tradisional dianggap sebagai wilayah kewenangan istri (kaum perempuan). Pada suatu hari sang raja penasaran akan cara memasak nasi dan mengintip ke dapur dan akhirnya mengetahui cara ajaib menanak nasi rahasia Nawang Wulan, ia kemudian membuka pendaringan Nawang Wulan. Karena sang raja telah melanggar sumpahnya untuk tidak mendekati dapur dan membuka pendaringan, maka ajian ajaib untuk menanak nasi menjadi gagal, batal dan tak dapat lagi dilakukan oleh Nawang Wulan. Nawang Wulan kemudian terbang kembali ke swargaloka meninggalkan Raja Siliwangi. Karena hal ini Semar harus mengajarkan umat manusia cara menanak nasi yang lebih rumit dan menghabiskan waktu dan tenaga, cara menanak nasi tradisional inilah yang dapat kita temukan sekarang.
 
=== Pertempuran antara Sulanjana dan Gumarang ===