Biksuni: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Zinck (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
k ←Suntingan Zinck (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Borgxbot
Baris 1:
#ALIH [[Bhiksu]]
 
[[File:Taiwanese Buddhist Nun Black Robes.jpeg|thumb|right|upright|Seorang bhikkhunī Taiwan, anggota penahbisan garis [[Dharmaguptaka]].]]
[[File:Venerabletzuchuang-cropped.JPG|thumb|right|upright|Seorang bhikkhuni senior di dalam tradisi Mahayana, sedang menerima dana makanan.]]
[[File:Chinese Bhiksuni Taiwan Vesak Festival.jpeg|thumb|right|upright|Penahbisan bhikkhuni sering terjadi di dalam penahbisan garis Dharmaguptaka. Festival Waisak, Taiwan]]
 
Seorang '''biksuni''', '''bhikkhuni''' ([[Pāli]]) atau '''bhikṣuṇī''' ([[Sanskrit]]) adalah sebutan bagi seorang perempuan yang ditahbiskan menjadi anggota monastik dalam agama Buddha. Bila yang pria disebut [[biksu]] atau '''bhikkhu''', maka yang wanita disebut biksuni atau '''bhikkhuni'''. Perhimpunan keduanya membentuk persaudaraan para biksu dan biksuni yang biasa disebut Sangha. Para biksu dan biksuni hidup menjalani peraturan moral Buddhis yang ditetapkan sendiri oleh Buddha Gautama. Peraturan ini disebut [[vinaya]]. Garis penahbisan biksuni yang sesungguhnya masih bertahan sampai saat ini adalah yang berbasis Mahayana, seperti di negara-negara Korea, Cina, Vietnam dan Taiwan.
 
Menurut naskah-naskah Buddhis, persaudaraan para biksuni pertama kali didirikan oleh Buddha Gautama sebagai jawaban atas permohonan spesifik dari ibu tirinya [[Mahapajapati Gotami]], yang kemudian menjadi biksuni pertama di dunia. Inilah untuk pertama kalinya organisasi buddhis wanita pertama dibentuk. Sejak saat itu, persaudaraan para biksuni menyebar ke banyak negara di dunia, termasuk kawasan Asia Tenggara.
 
Agar sebuah negara dapat disebut negara Buddhis, mayoritas penduduknya haruslah beragama Buddha dan memiliki setidaknya empat perkumpulan yaitu perkumpulan para biksu, biksuni, upasaka dan upasika.<ref>[http://www.congress-on-buddhist-women.org/index.php?id=42 Abstract: A brief overview of the situation for nuns in the Tibetan Tradition]</ref>
 
==Sejarah==
Menurut tradisi Theravada, persaudaraan para biksuni dibentuk lima tahun setelah terbentuknya persaudaraan para biksu.
 
Agama Buddha terbilang unik di antara agama-agama India yang berkembang saat itu. Hal ini dikarenakan Buddha, sebagai pendiri agama ini, secara eksplisit mengatakan bahwa seorang wanita memiliki kemampuan yang sama dengan pria untuk mencapai [[nirvana]] dan dapat mencapai semua (empat) tingkatan pencerahan di dalam Dhamma dan Vinaya dalam ajaran Buddha.<ref>Ven. Professor Dhammavihari, [http://www.buddhismtoday.com/english/sociology/021-religiousorder.htm Women and the religious order of the Buddha]</ref><ref>{{cite book |author=Padmanabh S. Jaini |coauthors= |title=Gender and Salvation Jaina Debates on the Spiritual Liberation of Women |year=1991 |publisher=University of California Press, Berkeley |quote=this is in contrast to Jain tradition which is always compared to with Buddhism as they emerged almost at the same time, which is non-conclusive in a woman's ability to attain final liberation Digambara makes the opening statement: There is moksa for men only, not for women; #9 The Svetambara answers: There is moksa for women; | url= |isbn=0-520-06820-3 }}</ref> Banyak syair-syair yang diungkapkan oleh para biksuni di masa kehidupan Buddha Gautama yang tercatat sampai sekarang sebagai bagian dari kitab suci Tipitaka.
 
Demikian pula di dalam sutra-sutra Mahayana seperti Sutra Teratai, bab 12,<ref name="lotus">[http://www.buddhistdoor.com/OldWeb/resources/sutras/lotus/sources/lotus12.htm Chapter 12 of Lotus Sutra]</ref> yang mencatat 6000 biksuni Arahat yang sedang menerima prediksi Bodhisatva dan Buddha yang akan datang dari Buddha Gautama.<ref name="lotus"/> Meskipun pada awal pendiriannya mendapat sedikit cobaan, di dalam agama Buddha para wanita dapat secara terbuka mengaspirasi dan melatih diri mereka hingga kepada pencapaian tingkat kesucian tertinggi, Arahat.
 
Agama Buddha pada masa awal pembentukkannya tidak memiliki tempat bernaung bagi para biksu dan biksuni yang disebut vihara. Hal ini menyebabkan banyak para biksu dan biksuni yang tinggal menetap di dalam hutan sendirian untuk waktu yang lama. Hal ini tentunya akan berbahaya bagi seorang biksuni karena mereka akan dengan mudah menjadi sasaran oleh para penyamun atau orang jahat sehingga Buddha akhirnya melarang para biksuni tinggal di dalam hutan yang jauh dari masyarakat. Para biksuni akhirnya menetap di tempat-tempat yang lebih dekat dengan penduduk setempat.
 
Menurut beberapa ahli, banyaknya jumlah peraturan moral yang harus dipatuhi oleh seorang biksuni (dibandingkan dengan para biksu) disebabkan untuk melindungi mereka dari banyak tantangan sehingga tidak tepat bila disebut bahwa itu merupakan bentuk diskriminasi. Dr. Chatsumarn Kabilsingh menulis, "Para biksuni pada masa kehidupan Buddha, memiliki hak dan pembagian yang sama dengan para biksu dalam segala hal. Sebagai contoh, delapan jubah yang dipersembahkan kepada kedua sangha (sangha biksu dan sangha biksuni) pada sebuah tempat dimana terdapat seorang biksuni dan empat orang biksu. Buddha kemudian membagi jubah-jubah itu menjadi dua bagian; empat untuk biksuni dan empat untuk biksu, karena pembagian jubah bagi kedua sangha adalah sama. Karena para biksuni lebih jarang memperoleh undangan dari para umat awam, Buddha biasanya membawa dana makanan ke wihara dan membaginya sama rata kepada kedua sangha. Beliau melindungi para biksuni dan berlaku adil terhadap kedua belah pihak. Mereka adalah bawahan dalam arti adik perempuan dan adik laki-laki bagi Buddha, tidak dalam pengertian antara majikan dan budak-budaknya."<ref name="thubtenchodron.org">Dr. Chatsumarn Kabilsingh [http://www.thubtenchodron.org/BuddhistNunsMonasticLife/LifeAsAWesternBuddhistNun/the_history_of_the_bhikkhuni_sangha.html The History of the Bhikkhuni Sangha]</ref>
 
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
==Pranala Luar==
* [http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/vin/sv/bhikkhuni-pati.html ''The Bhikkhunis' Code of Discipline (''Bhikkhuni Patimokkha'') Translated from the Pali by Thanissaro Bhikkhu]
* [http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/thanissaro/bmc2/ch23.html ''Buddhist Monastic Code II: Bhikkhunis'']
* [http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/thanissaro/bmc2/ch08.html ''Buddhist Monastic Code II: Respect'']
* [http://santifm1.0.googlepages.com/writings the website of Santi Forest Monastery] contains several (ancient and modern) texts on the role and ordination of women in Buddhism.
* [http://bhikkhunicommittee.googlepages.com ''Bhikkhuni committee of the ASA''] includes a large resource of articles regarding Bhikkhunis
* [http://www.buddhamind.info/leftside/monastic/train.htm Monastic Resources - Training]
* [http://www.editthis.info/wikivinaya WikiVinaya Project]
* [http://www.buddhapadipa.org/pages/buddhism_femalemonksinbuddhism.html "Female Monks In Buddhism"], by Dhammacaro (07/23/2005).
* [http://www.tipitaka.net/tipitaka/spectra/vinaya_pitaka "Vinaya Pitaka"], brief description includes "Order of ordination for men and women...."
* [http://ccbs.ntu.edu.tw/FULLTEXT/JR-NX020/15_09.htm Chinese Bhiksunis in the Ch'an Tradition] by Heng-Ching Shih
* [http://www.thaibhikkhunis.org/eng/ English-language entry] to blogs and articles from Thailand
* [http://www.congress-on-buddhist-women.org/index.php?id=42 Abstract: A brief overview of the situation for nuns in the Tibetan Tradition] by Bhiksuni [[Tenzin Palmo]]
* [http://www.thubtenchodron.org/BuddhistNunsMonasticLife/regarding_the_bhikshuni_order_in_tibetan_buddhism.html Regarding the Bhiksuni Order in Tibetan Buddhism] Interview with Bhikshuni [[Thubten Chodron]], a member of the [[Committee of Western Bhikshunis]]
* [http://www.thubtenchodron.org/BuddhistNunsMonasticLife/the_committee_of_western_bhikshunis.html Some information on the Committee of Western Bhikshunis]
* [http://www.congress-on-buddhist-women.org/index.php?id=30 A New Possibility: Introducing Full Ordination for Women into the Tibetan Buddhist Tradition] by Bhikshuni Thubten Chodron
* [http://www.congress-on-buddhist-women.org/index.php?id=142 Statement of His Holiness the Dalai Lama on Bhikshuni Ordination in the Tibetan Tradition]
 
[[Kategori:Agama Buddha dan wanita]]
[[Kategori:Biksuni]]
 
 
[[de:Bhikkhuni]]
[[en:Bhikkhuni]]
[[fr:Bhikkhuni]]
[[ko:비구니]]
[[la:Monialis]]
[[nl:Bhikkhuni]]
[[ja:尼]]
[[si:භික්ෂුණී]]
[[th:ภิกษุณี]]
[[vi:Tỉ-khâu-ni]]
[[zh:比丘尼]]