Museum Rekor Dunia Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k kategorisasi |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
Museum rekor dunia-Indonesia atau yang terkenal dengan akronim MURI didirikan oleh Jaya Suprana, pengusaha [[jamu]] asal [[Semarang]], [[Jawa Tengah]]. Diresmikan pada tanggal 27 Januari 1990, oleh Menko Kesra Soepardjo Roestam dan Menko Polkam Soedomo, di kawasan industri jamu Jago, Srondol, Semarang. Persemian itu disaksikan pula oleh ketua PMI pusat Ibnu Sutowo dan Gubernur Jawa Tengah HM Ismail.
Sebagai lembaga pertama di Indonesia yang khusus menghimpun data-data rekor, tujuan pendiriannya adalah murni untuk pengabdian bakti-budaya dengan cara menghimpun data-data rekor superlatif yang hadir di Indonesia atau dibuat oleh putera-puteri bangsa Indonesia sebagai inspirasi penggugah semangat bangsa Indonesia untuk selalu berjuang mempersembahkan karsa dan karya yang terbaik di bidang keahlian masing-masing. Hingga kini, MURI sudah mencatat lebih dari 1200 rekor
Antusiasme masyarakat ternyata luar biasa, sehingga praktis setiap hari ada saja peristiwa penciptaan maupun pemecahan rekor di berbagai kota aupun pedesaan Indonesia yang diberitakan secara nasional, dan internasional, karena rekor yang diciptakan bukan hanya skala nasional, namun juga ada skala dunia.
Sehari-hari, kegiatan rutin MURI dilaksanakan oleh Manajer MURI, Paulus Pangka beserta staf kerabat-kerja MURI. Untuk melengkapi keberadaan MURI, edisi perdana BUKU MURI atas prakarsa Wakil Ketua Umum MURI, Aylawati Sarwono diterbitkan PT Elex Komputindo, kelompok Gramedia pada HUT ke 17 MURI 27 Januari 2007.
==Pranala luar==
|