Kadipaten Sumenep: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cunkring8 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 35:
|year_leader2 =
|currency =
|footnotes = Sumenep menjadi daerah keadipatian semenjak Kerajaan Shingasari berkuasa atas tanah [[Jawa]] dan [[Madura]], Pada Masa Kerajaan [[Majapahit]] daerah ini bebebasdibebaskan deridari segala Pajak dan Upeti Kerajaan. {{br}} Pada tanggal 5 Oktober 1705, Kadipaten Sumenep yang semula berada dibawah kerajaankekuasaan [[Kerajaan Mataram]] jatuh ketangan penjajah akibat perjanjian yang dilakukan Susuhunan Mataram dengan VOC. {{br}} Pada pemerintahan St [[Raffles]], wilayah Kasultanan Sumenep mempunyai kedudukan yang setara dengan Susuhunan di [[Surakarta]] dan Sultan di [[Jogjakarta]]. pada{{br}} Pada tahun 1950 Sumenep resmi menjadi wilayah kesatuan [[Republik Indonesia]] yang masuk kedalam wilayah [[karesidenan Madura]]
}}
 
Baris 42:
Pada tahun 1269, dimasa pemerintahan Arya Wiraraja wilayah ini berada dibawah pengawasan langsung Kerajaan Singhasari dan Kerajaan Majapahit. Pada tahun 1559, dimasa pemerintahan Kanjeng Tumenggung Ario Kanduruwan, wilayah yang terletak di Madura Timur ini berada pada kekuasaan penuh Kesultanan Demak. dan Baru pada pemerintahan Kanjeng Pangeran Ario Lor II yang berkuasa pada tahun 1574, wilayah Kadipaten Sumenep berada dibawah pengawasan langsung Kasultanan Mataram. Pada tahun 1705, akibat perjanjian Pangeran Puger dengan VOC, Wilayah Sumenep untuk yang kedua kalinya jatuh ketangan kekuasaan VOC. Namun tak seperti wilayah lainnya, dimana kerajaan-kerajaan dihapuskan, untuk wilayah Sumenep, Madura Timur, tetap menjalankan aktifitas ke-adipati-an sebagaimana biasanya dan baru pada tahun 1269, setelah Kanjeng Tumenggung Ario Prabuwinoto meninggal, VOC berkuasa penuh atas Sumenep dengan mengangkat seorang Bupati, yakni Raden Samadikun Prawotohadikusumo yang semula menjabat sebagai Patih Sumenep kala itu.
 
Selama bertahun-tahun, kadipaten ini diperintah oleh bangsawan elit Madura, Dinasti [[Cakraningrat]], yang kemudian hanya sebagai regent di Madura pada masa pemerintahan Belanda. Peninggalan Kadipaten Sumenep yang terkenal dan masih dapat disaksikan sampai saat ini antara lain [[Keraton Sumenep]] dan, [[Masjid Jamik Sumenep]] dan [[Asta Tinggi Sumenep|Asta Tinggi]] yang berada di pusat [[Kota Sumenep]].
 
Seperti halnya keraton-keraton di [[Jawa]], budaya halus dan tata krama yang sopan serta bahasa sehari-hari yang santun juga menjadi identitas budaya, baik di seputar lingkungan Keraton Sumenep maupun di lingkungan masyarakat Sumenep pada umumnya. Walaupun Keraton Sumenep saat ini sudah tidak berfungsi lagi sebagai istana resmi Adipati Sumenep ataupun pusat pengembangan budaya Madura, tetapi kebiasaan peninggalan masa kejayaan Kadipaten Sumenep masih sangat terasa, tak heran jika banyak orang menjuluki Sumenep sebagai 'Solo of Madura'.
 
== Mata Pencaharian Penduduk ==
Semenjak dahulu ekonomi daerah ini bergantung pada hasil laut dan pertanian, karena dari Jaman Pemerintahan Arya Wiraraja, daerah ini harus mengirimkan upeti kepada kerajaan diatasnya. namunNamun pada waktu [[Arya Wiraraja]] diangkat sebagai penguasa kerajaan Majapahit timur daerahyang Sumenepberpusat di [[Lumajang|Lamajang]] Kadipaten ini dibebaskan dari segala upeti sampai denganKerajaan Majapahit diperintah pemerintahanoleh [[Hayam Wuruk]].
 
Selain mata pencaharian penduduknya yang bergantung dari hasil pertanian yang kurang menguntungkan, mata pencaharian penduduknya sebagian besar juga bergelut dalam bidang kelautan, hal inilah yang kelak menciptakan pelau-pelaut tangguh dari bumi pulau garam. Selain itu Mata pencaharian penduduknya juga berupa hasil pertanian Garam, pertanian garam sendiri berkembang pada masa pemerintahan Pangeran Lor dan Pangeran Wetan. Hasil bumi tersebut berpusat di sekitar [[selat Madura]] tepatnya di desa Pinggirpapas, [[Kalianget, Sumene|Kalianget]].
 
==Pengaruh Kerajaan Majapahit terhadap pemerintahan di Kadipaten Sumenep ==
 
Wilayah Sumenep mulai dibawah pengaruh kerajaan Majapahit semenjak awal pendirian pembangunnya, dengan Rajanya [[Raden Wijaya]] yang bergelar Prabu Kertarajasa Jayawadhana. Selain itu [[Arya Wiraraja]] yang semula menjadi Adipati Sumenep dibawah kerajaan Singhasari diangakat sebagai adipati di wilayah timur Jawa Timur meliputi [[Blambangan]] dan [[Lumajang|Lamajhang]], sesuai janji Raden Wijaya ketika memnitameminta bantuan kepada Arya Wiraraja dalam membabat tanah Jawa. sebagaiSebagai gantinyaganti kedudukannya di Sumenep, ditunjuklah adik dari Arya Wiraraja, yang bernama Arya Bangah sebagai Adipati II di wilayah Kadipaten Sumenep dengan gelarnya Arya Wiraraja II. Pada masa pemerintahannya, wilayah kadipaten Sumenep yang notabene merupakansudah masuk dalam wilayah Kerajaan Majapahit dibebaskandiberi keistimewaan dari dibebaskannya Upeti sampai dengan pemerintahan Hayam Wuruk berkuasa atas Majapahit, Selanjutnya ketika Kerajaan Majapahit diperitah oleh Wikramawardhana, wilayah ini kembali diwajibkan menyetor upeti kepada kerajaan Majapahit. Pada masa pengaruh kerajaan Majapahit, wilayah kadipaten Sumenep meliputi seluruh Pulau Madura den pulau-pulau yang ada di sekitarnya, seperti pulau Sapudi, Kangeyan dan Masalembo.
 
==Pengaruh Kasultanan Demak terhadap pemerintahan di Kadipaten Sumenep ==
 
Pengaruh Kerajaan Demak secara resmi di kadipaten Sumenep berlangsung sejak pemerintahan Pangeran Lor dan Pangeran Wetan sampai masa pemerintahan Raden Mas Anggadipa. Ketika dibawah pengaruh Kesultanan Demak, wilayah Sumenep diwajibkan membayar upeti kepada Ratu Japan sebagai wilayah yang melindunginya.
Pada masa-masa ini, Kekuasaan wilayah Kadipaten Sumenep meliputi daerah Sumenep dan Pamekasan yang lebih dikenal dengan sebutan Madura timur (Madura Wetan)
 
==Pengaruh Kerajaan Mataram terhadap pemerintahan di Kadipaten Sumenep ==
 
Pemerintahan Kadipaten Sumenep mulai dipengaruhi kerajaan Mataram Pada Masa pemerintahan Raden Mas Anggadipa, namun sebelum dikuasainya wilayah Kadipaten Sumenep oleh kerajaan Mataram, seluruh wilayah Madura bergejolak melawan penyerangan yang dilakukan oleh Mataram ke wilayah Madura. Penyerangan tersebut terjadi pada masa pemerintahan Pangeran Lor II beserta Pangeran Cakranegara.

Kadipaten Sumenep jatuh ketangan Sultan Agung Mataram pada tahun 16231624. Pengaruh Kerajaan Mataram di wilayah kadipaten Sumenep berlangsung hingga pemerintahan Kanjeng Pangeran Yudhanegara.
 
==Pengaruh VOC terhadap pemerintahan di Kadipaten Sumenep ==
 
==Pengaruh Pemerintah Hindia Belanda terhadap pemerintahan di Kadipaten Sumenep ==
 
==Pustaka==
 
* Zulkarnaen, Iskandar. 2003. Sejarah Sumenep. Sumenep: Dinas Pariwisata dan kebudayaan kabupaten Sumenep.
* Adurrahchman, Drs.1971.Sejarah Madura Selajang Pandang. Sumenep
 
 
[[Kategori : Sejarah Sumenep]]