Gereja Ortodoks Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
k r2.7.2) (bot Menambah: br:Iliz Ortodoks
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
Umat gereja Ortodoks beribadat mengikuti Ritus Bizantin dan tata-tertib gerejawi Bizantium karena pengaruh Gereja [[Konstantinopel]] ([[Bizantium]]). Selama milenium (seribu tahun) pertama [[Kekristenan]], lima wilayah yaitu [[Jerusalem]], [[Iskandariyah|Aleksandria]], [[Antiokhia]], [[Roma]] dan [[Konstantinopel]] berada dalam persekutuan dan mengaku sebagai Gereja yang Satu, Kudus (Suci), Katolik (Penuh/Universal) dan Apostolik (Rasuli). Perkembangan politik dan jatuhnya [[Romawi Barat]] ke tangan suku-suku [[Jerman]] mengakibatkan jarangnya komunikasi antara Gereja Barat (Roma) dan Gereja Timur (Jerusalem, Aleksandria, Antiokhia dan Konstantinopel). Pada tahun [[1054]] utusan Paus Roma ke Konstantinopel mengekskomunikasi Patriarkh Konstantinopel, yang membalas dengan tindakan serupa. Menurut pandangan Roma (satu-satunya wilayah patriarkhal Gereja Barat), Gereja Ortodoks yang memisahkan diri dari Gereja Yang Satu yaitu Gereja [[Katolik Roma]]. Tapi menurut pandangan Gereja Timur (empat wilayah patriarkhal), Roma lah yang jatuh dalam kesesatan (dengan memaksakan kekuasaan paus dan mengubah Pengakuan Iman Nicea) dan memisahkan diri dari Gereja Yang Satu. Perpecahan ini disebut [[skisma]]. Sampai sekarang Gereja Ortodoks tetap menganggap dirinya sebagai Gereja Yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik. Gereja Katolik Roma juga mengklaim hal yang sama.
 
== Perbedaan dengan Gereja Barat ==
==
Perbedaan dengan Gereja Barat ==
Ada perbedaan dengan Gereja Katolik Roma namun banyak pula persamaannya. Kalangan Kristen lainnya cenderung menganggap bahwa perbedaan utamanya ialah bahwa Gereja Ortodoks banyak menekankan [[ritus]] dan [[doa]] dalam bahasa tertentu, terutama dalam [[Bahasa Yunani]] Kuno atau [[Bahasa Slavonik Kuno Gerejawi]] (''Old Church Slavonic''). Sebenarnya Gereja Ortodoks menganut prinsip bahwa [[ibadah]] atau [[liturgi]] hendaknya dimengerti oleh umat. Oleh karena itu sejak permulaan, Gereja Ortodoks mendukung usaha penerjemahan [[Kitab Suci]] dan liturgi ke bahasa setempat. Bahasa Yunani Perjanjian Baru ([[Koine]]) adalah bahasa asli Kitab Suci Perjanjian Baru, jadi bahasa ini menduduki tempat khusus dalam kehidupan Gereja. Namun, di Yunani sekarang ibadah dirayakan dalam bahasa Yunani yang dimengerti umat, bukan bahasa Yunani abad pertama.