Ciung Wanara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
buat halaman baru
Baris 59:
Ratu segera tahu bahwa ia sedang memegang seekor bayi anjing dan sangat sedih. Kedua pelaku kejahatan berusaha menyingkirkan Dewi Naganingrum dengan mengatakan kebohongan kepada rakyat, tapi tidak ada yang percaya mereka. Bahkan Uwa Batara lengser tak dapat melakukan apa-apa karena raja serta Ratu Dewi Pangrenyep sangat berkuasa. Barma Wijaya bahkan menghukum mati Dewi Naganingrum sampai karena dia telah melahirkan seekor anjing, yang dianggap sebagai kutukan dari para dewa dan memalukan bagi negara. Uwa Batara lengser mendapat instruksi untuk melaksanakan eksekusi tersebut. Dia membawa ratu malang tersbut ke hutan, tapi dia tidak membunuhnya, bahkan ia membangun sebuah gubuk yang baik untuknya. Untuk meyakinkan raja Pangrenyep dan Dewi bahwa ia telah melakukan perintah mereka, ia menunjukkan kepada mereka pakaian Dewi Naganingrum yang berlumuran darah.
 
===Sabung ayam===
Di desa Geger Sunten, tepian sungai Citanduy, hiduplah sepasang suami istri tua yang biasanya menempatkan mereka jaring ikan di sungai untuk menangkap ikan. Suatu pagi mereka pergi ke sungai untuk mengambil jaring ikan, dan sangat terkejut menemukan bukan ikan melainkan keranjang dalam jaring tersebut. Membukanya, mereka menemukan bayi yang rupawan. Mereka membawa pulang bayi tersebut, merawatnya dan menyayanginya seperti anak mereka sendiri.