Soedjatmoko: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
motong2
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 45:
Setelah bekerja di PBB, Soedjatmoko menjalani beberapa kegiatan, yaitu belajar di Littauer Center di [[Harvard]], menjadi ''chargé d'affaires'' Indonesia pertama di [[London]], [[Inggris]] selama tiga bulan, dan mendirikan seksi politik di Kedutaan Besar Indonesia di [[Washington, D.C.]]. Pada tahun 1952 ia kembali ke Indonesia dan bergabung dengan pers beraliran [[sosialis]] dan [[Partai Sosialis Indonesia]], lalu terpilih sebagai anggota [[Konstituante]] dan menjabat dari tahun 1955 hingga 1959. Namun, karena pemerintahan Presiden [[Soekarno]] semakin otoriter, Soedjatmoko mulai mengkritik pemerintah. Untuk menghindari pencekalan pemerintah, Soedjatmoko pergi ke luar negeri dan bekerja sebagai dosen di [[Cornell University|Universitas Cornell]] di [[Ithaca]], [[New York]] selama dua tahun. Tiga tahun kemudian ia tidak lagi bekerja, biarpun telah kembali ke Indonesia.
 
Pada tahun 1966, setelah pemerintah Sukarno diganti, Soejdatmoko dikirim sebagai salah satu wakil Indonesia di PBB, dan pada tahun 1968 ia menjadi [[Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat]]; Ia juga menjadi penasihat untuk menteri luar negeri [[Adam Malik]]. Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 1971, Soedjatmoko menjadi anggota beberapa [[wadah pemikir]]. DiaIa mendapatkan pencekalan pemerintah setelah [[peristiwa Malari]] pada Januari 1974, karena disangka telah merencanakan protes tersebut. Pada tahun 1978, Soedjatmoko menerima [[Ramon Magsaysay Award|Penghargaan Ramon Masaysay]] untuk Hubungan Internasional, dan pada tahun 1980 ia diangkat sebagai rektor [[Universitas Perserikatan Bangsa-Bangsa]] di [[Tokyo]], [[Jepang]].
 
== Kehidupan awal ==