Artocarpus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wie146 (bicara | kontrib)
Botrie (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 19:
'''''Artocarpus''''' adalah nama [[genus|marga]] tumbuhan dengan anggota sekitar 50 [[spesies]] pohon, yang banyak dari antaranya menghasilkan buah yang dapat dimakan, seperti [[nangka]], [[cempedak]] dan [[sukun]]. Marga yang tergolong ke dalam [[familia|suku]] [[Moraceae]] ini memiliki wilayah asal-usul dari [[Asia Selatan]], [[Asia Tenggara]], [[Papua]] dan Kepulauan [[Pasifik]] selatan.
 
== Pengenalan ==
Kebanyakan anggotanya adalah [[pohon|pohon-pohon]] dengan kualitas kayu yang baik, sementara sebagian lagi berupa [[perdu]]. Lembar [[daun]]nya agak keras serupa jangat (kulit), dengan bulu-bulu halus terutama di sisi bawahnya, bervariasi dari yang berukuran kecil dan bertepi rata (misalnya pada cempedak) hingga yang berukuran besar dan berbagi dalam seperti pada sukun dan [[mentawa]]. Ujung ranting tertutup oleh sepasang daun penumpu (''stipulae'') yang meruncing, yang –apabila besar– memeluk ranting, meninggalkan bekas bentuk cincin apabila gugur. Semua bagian, apabila dilukai, mengeluarkan getah yang lekat dan putih seperti susu ([[lateks]]).<ref name="pros2">{{aut|Seibert, B. & P.C.M. Jansen.}} 1997. ''Artocarpus'' J.R. & G. Forster, dalam Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). ''Buah-buahan yang dapat dimakan. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara (PROSEA) '''2''': 87-91''. Penerbit Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2.</ref><ref name="argent"/>
 
''Artocarpus'' bersifat monoesis (''monoecious'', berumah satu) di mana [[bunga]] jantan dan betina berada di satu pohon. Bunga jantan maupun betina tersusun dalam [[bongkol]] berkelamin tunggal, soliter atau berpasangan, muncul di ketiak, di cabang-cabang, atau di batang utama (''cauliflory''). Setelah dibuahi, bunga betina akan berkembang menjadi [[Buah#Pembentukan buah|buah semu]] majemuk (''syncarp''), kecil maupun besar sampai besar sekali (panjang sampai dengan 90 cm pada nangka). [[Biji]]nya berukuran besar, tanpa endosperma, terlindung oleh ‘daging buah’ yang sebetulnya tenda bunga yang membesar; perkecambahannya hipogeal.<ref name="pros2"/><ref name="argent">{{aut|Argent, G. ''et al.''}}. t.t. ''Manual of the Larger and More Important Non-Dipterocarp Trees of Central Kalimantan, Indonesia''. Vol. '''2''': 430. Forest Research Institute, Samarinda.</ref>
 
== Manfaat ==
Banyak jenis ''Artocarpus'' yang menghasilkan buah yang dapat dimakan; sebagian daripadanya merupakan buah-buah yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, atau merupakan buah yang penting sebagai penghasil [[karbohidrat]]. ''Artocarpus'' yang berukuran besar umumnya menghasilkan kayu perkakas yang baik. Dan sekitar selusin jenisnya digunakan dalam pengobatan tradisional di [[Asia Tenggara]].<ref name="pros2"/>
 
Beberapa jenis ''Artocarpus'' juga menghasilkan biji yang dapat dimakan, setelah direbus atau dipanggang. Beberapa yang lain menghasilkan bahan pewarna [[kuning]]; dan dari pepagan nangka dihasilkan [[tanin]]. Pepagan beberapa spesies, [[benda]] di antaranya, khususnya dari pohon muda, dimanfaatkan untuk menghasilkan serat yang dipakai sebagai bahan tali dan pakaian. Sementara [[lateks]] yang dihasilkan oleh banyak spesies digunakan sebagai perekat untuk menjerat [[burung]], bahan obat tradisional, pengganti [[susu]] dalam pembuatan saus, dicampur dengan [[malam]] untuk mem[[batik]], sebagai bahan campuran [[cat]], bahan campuran pembuatan [[gula merah]], dan lain-lain.<ref name="pros5"/>
 
=== Buah ===
Empat jenis ''Artocarpus'' penghasil buah yang terpenting adalah [[sukun]] (''Artocarpus altilis''), [[nangka]] (''A. heterophyllus''), [[cempedak]] (''A. integer''), dan [[terap]] (''A. odoratissimus'')<ref name="pros5"/>. Sukun merupakan buah sumber karbohidrat yang penting, terutama di kawasan [[Pasifik]] selatan. Varian liarnya yang disebut timbul atau kulur, buah mudanya biasa disayur.<ref>{{aut|Rajendran, R.}} 1997. ''Artocarpus altilis'' (Parkinson) Fosberg, dalam Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). ''Buah-buahan yang dapat dimakan. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara (PROSEA) '''2''': 92-96''. Penerbit Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2.</ref> Nangka dan cempedak adalah penghasil buah yang penting, baik untuk dimakan segar, dijadikan kue, diproses menjadi [[keripik]], atau dicampurkan ke dalam minuman atau es. Buahnya yang muda dijual di pasar untuk sayur.<ref>{{aut|Soepadmo, E.}} 1997. ''Artocarpus heterophyllus'' Lamk, dalam Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). ''Buah-buahan yang dapat dimakan. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara (PROSEA) '''2''': 96-103''. Penerbit Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2.</ref><ref>{{aut|Jansen, P.C.M.}} 1997. ''Artocarpus integer'' (Thunb.) Merr., dalam Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). ''Buah-buahan yang dapat dimakan. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara (PROSEA) '''2''': 103-106''. Penerbit Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2.</ref>
 
Di samping itu, beberapa banyak ''Artocarpus'' juga menghasilkan buah –kebanyakan musiman– yang diperjual belikan di pasar lokal atau hanya dikonsumsi sendiri. Misalnya ''[[Artocarpus chaplasha|A. chaplasha]]'', ''A. nitidus'' ([[tampang]]), ''A. rigidus'' ([[tempunai]]), ''A. sericicarpus'' ([[pedalai]]).<ref name="pros2"/> Juga ''A. anisophyllus'' ([[mentawa]]), ''A. elasticus'' ([[benda]]), ''A. lanceifolius'' ([[keledang]]), dan lain-lain.
 
=== Kayu ===
Kebanyakan spesies ''Artocarpus'' menghasilkan kayu yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan, atau untuk membuat perabotan rumah dan peralatan lain. Secara garis besar, kayu-kayu ''Artocarpus'' digolongkan ke dalam dua kelompok berdasarkan nama perdagangannya; yakni ''kayu terap'' dan ''kayu keledang''. Kedua kelompok ini dibedakan menurut sifat-sifat kayunya, terutama beratnya, meskipun banyak terdapat tumpang tindih karakter di antaranya. Kelompok kayu terap lebih ringan daripada keledang, dengan batas kasar kira-kira pada [[berat jenis|BJ]] kayu 0,64; sementara [[kayu teras]] kelompok keledang biasanya berwarna lebih gelap dan lebih kontras perbedaan dengan kayu gubalnya jika dibandingkan dengan kelompok terap.<ref name="pros5">{{aut|Djarwaningsih, T., D.S. Alonzo, S. Sudo, and M.S.M. Sosef.}} 1995. ''Artocarpus'' J.R. Forster & J.G. Forster. in R.M.H.J. Lemmens, I. Soerianegara and W.C. Wong (eds.). ''Timber Trees: minor commercial timber''. Plant Resources of South-East Asia (PROSEA) '''5'''(2): 64.</ref>