Benteng Kapahaha: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Manutural (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Manutural (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
Pada awal abad Ke-17 dimana sebagian benteng Pertahanan di Maluku ditaklukan oleh VOC Belanda, maka semua Kapitan dan Malesi dari Patasiwa-Patalima yang bentengnya sudah di taklukan tersebut bergabung di Kapahaha dan karena letaknya yang strategis maka dijadikanlah sebagai benteng pertahanan perang yang berlangsung selama 9 tahun dengan Kapitan Besarnya Telukabessy (Ahmad Leikawa). perang yang berlangsung sejak tahun 1637 tersebut kemudian berakhir pada tahun 1646 dengan ditaklukannya para pejuang kapahaha oleh kaum penjajah VOC Belanda. Setelah itu Kapitan Telukabessy (Ahmad Leikawa) dihukum dan digantung di bentang Victoria Ambon dan jenazahnya ditenggelamkan di pantai Namalatu-Ambon.
 
Rakyat Kapahaha yang tertangkap dalam penaklukan tersebut dikenal dengan masyarakat "''Hausihu''" yang artinya kobaran api perjuangan. Kapahaha sekarang menjadi saksi bisu perjuangan Kapitan Telukabessy (Ahmad Leikawa). Pada saat ditaklukan Benteng Kapahaha juga dibakar oleh VOC sehingga semua barang atau benda yang ada di Kapahaha saat itu semuanya ikut hangus terbakar, hal ini seperti yang tertuang dalam sebuah Lani/Kapata (Bahasa Tanah) “Elya Kapahaha Lia Putu Mahalisa”, yang Artinya “Kapahaha Habis dilalap Api”. Kini di Benteng Kapahaha hanya tersisa kuburan-kuburan tua, pecahan-pecahan alat rumah tangga serta beberapa buah benda/barang yang sempat diselamatkan. Kapahaha kemudian diabadikan namanya di taman makam pahlawan di Kota [[Ambon]].
{{geografi-stub}}