Roosseno Soerjohadikoesoemo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Minopueblo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 31:
 
== Karier ==
Ia mengawali karier dengan berwiraswasta di [[Bandung]] dengan mendirikan Biro Insinyur Roosseno dan [[Soekarno]] (Presiden pertama RI) di Jalan Banceuy pada tahun [[1933]]. Pada masa penjajahan Jepang, ia sempat dua tahun mengajar di THS, hingga awal kemerdekaan. Roosseno kemudian tercatat sebagai seorang di antara pendiri dan Dekan Fakultas Teknik [[Universitas Gadjah Mada]] di [[Yogyakarta]].
 
Di masa pendudukan Jepang, tanggal 1 April 1944 Roosseno diangkat menjadi Guru Besar (Kyodju) dalam bidang Ilmu Beton di '''Bandung Kogyo Daigaku''' (Sekolah Tinggi Teknik yang didirikan pemerintah pendudukan Jepang di lokasi [[TH Bandung]] yang ditutup tahun 1942).<ref>[http://wiryanto.wordpress.com/2008/08/02/100-tahun-roosseno/ Wiratman Wangsadinata, “100 Tahun Roosseno”, Kompas, Sabtu, 2 Agustus 2008]</ref>
Pada tahun [[1948]], Rooseno pindah ke [[Jakarta]] dan mendirikan Kantor Consulting Engineer. Setelah itu ia bergabung dalam [[Partai Indonesia Raya]] pada tahun 1950-an. Selain itu ia pernah tiga kali menjabat menteri diantaranya Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga, Menteri Perhubungan, dan Menteri Ekonomi. Selama masa itu ia tetap aktif di pendidikan dan menjadi guru besar ITB dan Fakultas Teknik [[Universitas Indonesia]] (UI) dan juga sebagai Direktur [[Sekolah Tinggi Teknik Nasional]] ([[STTN]]) di Jakarta.
 
Pada bulan Agustus 1945 (20/27-??) hari Senin di ruang Aula Barat Bandung Koogyo Daigaku (sekarang [[ITB]]) dilakukan timbang terima Bandung Koogyo Daigaku dari bala tentara Jepang kepada Pemerintah Republik Indonesia. Suatu kelompok insinyur Indonesia yang bercita-cita: Soenaryo, Soewandi, Abidin, dan Roosseno mengambil alih Koogyo Daigaku dari bala tentara Jepang kepada Republik Indonesia yang baru hidup 1 minggu. <ref>Dari pidato pengukuhan Doktor Honoris Causa di ITB tanggal 25 Maret 1977. Tentang tanggal timbang terima Bandung Koogyo Daigaku, hari Senin terdekat setelah tanggal 17 Agustus 1945 adalah tanggal 20 (selisih 3 hari) dan tanggal 27 (selisih 10 hari), kemungkinan besar timbang terima dilaksanakan pada salah satu tanggal tersebut.</ref> Segera sesudah itu perguruan tinggi teknik dibuka kembali dengan nama '''Sekolah Tinggi Teknik Bandung (STT Bandung)''' di bawah pimpinan Prof. Ir. Roosseno.
 
Pada bulan November 1945 STT Bandung dipindahkan ke Yogyakarta dengan sebutan '''STT Bandung di Yogya''', dan atas usaha Ir. Wreksodiningrat pada 17 Februari 1946 dibuka kembali dengan ketua Prof. Ir. R. Roosseno.<ref>Sakri, A. (1979a:27).</ref>
 
Pada tanggal 26 Maret 1949 ia diangkat menjadi guru besar luar biasa ilmu beton di Faculteit van Technische Wetenschap Universiteit van Indonesie Bandung.
 
Pada tahun [[1948]], Rooseno pindah ke [[Jakarta]] dan mendirikan Kantor Consulting Engineer. Setelah itu ia bergabung dalam [[Partai Indonesia Raya]] pada tahun 1950-an. Selain itu ia pernah tiga kali menjabat menteri diantaranya Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga, Menteri Perhubungan, dan Menteri Ekonomi. Selama masa itu ia tetap aktif di pendidikan dan menjadi guru besar [[ITB]] dan Fakultas Teknik [[Universitas Indonesia]] (UI) dan juga sebagai Direktur [[Sekolah Tinggi Teknik Nasional]] ([[STTN]]) di Jakarta.
 
Selain itu sebagai ahli beton bertulang, Rooseno telah banyak menangani berbagai proyek penting, seperti jembatan, pelabuhan, gedung, dan hotel bertingkat. Ia telah menulis tidak kurang dari 33 karya dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Belanda, dan juga merampungkan autobiografinya. Di kalangan perbetonan internasional, Roosseno menjadi anggota International Association for Bridge and Structural Engineering (IBSE), [[Zurich]] dan Federation International de Precontreinte (FIP).
Baris 45 ⟶ 53:
* [[MULO]], [[Madiun]] ([[1925]])
* [[AMS]], Yogyakarta ([[1928]])
* THS,[[TH Bandung]] (sekarang-ITB) (1932)
== Riwayat Karier ==
* Asisten Profesor [[Geodesi]] THS[[TH Bandung]] (1932-1939)
* Insinyur Konstruksi Deputi PU di Bandung (1935-1939)
* Insinyur Konstruksi Deputi PU [[Kediri]] (1939-1943)
* Guru Besar ITB(Kyodju) dalam bidang Ilmu Beton di Bandung Kogyo Daigaku (19431944-1945)
* Kepala Sekolah Tinggi Teknik Bandung (STT Bandung) (1945-1946)
* Dekan FT UGM (1945-1949)
* Kepala Sekolah Tinggi Teknik Bandung (STT Bandung) di Yogyakarta (1946-1947)
* Konsultan Teknik di Jakarta (1949-1953)
* Guru Besar Faculteit van Technische Wetenschap Universiteit van Indonesie Bandung (sejak 1949)
* Guru Besar ITB dan FT UI (1950)
* Menteri PU & T (1953)
* Menteri Perhubungan (1954)
Baris 82 ⟶ 91:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/ministers/popup_biodata_pejabat.asp?id=156 Biodata pada Kepustakaan Presiden RI]
* Sakri, A. (1979a). ''Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979'', Jilid 1: Selintas perkembangan ITB. Bandung: Penerbit ITB.
 
== Rujukan ==