Semur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hereisagus (bicara | kontrib)
k Semur, Sejarah, Budaya, masakan indonesia
Gunkarta (bicara | kontrib)
rapikan
Baris 1:
'''Semur''' adalah makananhidangan asli[[daging]] rebus dari [[Indonesia]] yang diolah dalam kuah berwarna coklat pekat danyang bahanterbuat utamadari yang[[kecap digunakan adalahmanis]], [[bawang merah]], [[bawang bombay]], [[kecappala]] manis, pala dan [[cengkeh]]. Kecap manis yang terbuat dari [http://id.wikipedia.org/wiki/Kedelai_hitam [kedelai hitam]] adalah bahan paling penting dalam proses pembuatan semur karena berfungsi untuk menguatkan cita rasa, namun harus tetap terasa menyatu harmonis dengan bahan-bahan lainnya. Selain bahanberbahan utama bahan[[daging utamasapi]] tadidan [[kentang]], semur juga berdiri dari bermacam-macam variasi dalam penyajiannya, seperti penambahan daging, tahu, tempe, telortelur, ikan, kentang dan lain –bahan lain-lain sesuai dengan selera masyarakat di daerah masing-masing.
 
== Etimologi ==
{|
Semur berasal dari [[bahasa Belanda]] yaitu ‘Smoor’"Smoor" yang berarti masakan itu telah direbus dengan tomat dan bawang secara perlahan (slow cooking)-lahan.<ref>http://www.femina.co.id/kuliner/info.kuliner/asalusul.semur/004/002/67</ref> "Smoor" dalam bahasa Belanda juga berarti ''braising'' atau teknik masak dengan cara merebus lama dengan api kecil hingga daging empuk.
|-
|
|
|
|}
 
== Sejarah dan Awal Mula ==
Sejarah menunjukkan bahwa asalhidangan muladaging hidanganrebus Semurberbumbu di Indonesia ternyata telah diawalidikenal sejak abad ke-9 Masehi. Hal ini terlihat dari beberapa prasasti, relief candi dan kakawin di Jawa yang menceritakan “Ganan, hadanan prana wdus” atau disediakan sayuran kerbau dan kambing. Akan tetapi apakah hidangan daging kerbau dan kambing ini adalah mirip semur belum dapat dipastikan.
 
Sejak berabad-abad lalu, Indonesia yang terletak di tengah-tengah jalur perdagangan dunia telah dikenal sebagai kawasan yang memiliki kekayaan alami rempah-rempah. Eksotisme citarasa rempah-rempah ini kemudian mengundang minat para pedagang dan pendatang dari berbagai bangsa untuk datang ke nusantaraNusantara dan melakukan ekspedisi. Pedagang dan pendatang tersebut masing-masing membawa budaya yang lambat laun berbaur dengan keseharian masyarakat asli Indonesia pada saat itu. Pembauran tersebut kemudian menciptakan interaksi budaya dan mengembangkan berbagai tradisi nusantara yang istimewa, termasuk di bidang kuliner. Kekhasan citarasa rempah-rempah Indonesia berpadu dengan berbagai variasi teknik pengolahan makanan menghasilkan kreasi hidangan unik seperti Semur, yang sudah ada dari tahun 1600.
== Asal Usul Kata<ref>http://www.femina.co.id/kuliner/info.kuliner/asalusul.semur/004/002/67</ref> ==
Semur berasal dari bahasa Belanda yaitu ‘Smoor’ yang berarti masakan itu telah direbus dengan tomat dan bawang secara perlahan (slow cooking).Smoor dalam bahasa Belanda juga berarti braising atau teknik masak dengan cara merebus lama dengan api kecil hingga daging empuk
 
Interaksi antara masyakat Belanda dan Indonesia terutama dalam pengolahan makanan juga turut mengembangkan cita rasa semur. Makanan yang pernah dijadikan sebagai menu utama dalam perjamuan bangsa Belanda ini berasal dari kata ‘smoor’ (bahasa Belanda) menjadi ‘semur’ (bahasa serapan). ‘Smoor’ dalam bahasa Belanda berarti masakan itu telah direbus dengan tomat dan bawang secara perlahan. Salah satu buku resep tertua dan paling lengkap mendokumentasikan resep masakan di Hindia Belanda, Groot Nieuw Volledig Oost-Indisch Kookboek yang terbit pada 1902, memuat enam resep semur (Smoor Ajam I, Smoor Ajam II, Smoor Ajam III, Smoor Bandjar van Kip, Smoor Banten van Kip, Solosche Smoor van Kip). Buku ini menegaskan bahwa smoor yang kemudian dilafalkan sebagai semur adalah masakan yang dikembangkan di dalam dapur Indis, kaum peranakan Eropa.<ref>Koleksi Resep Semur 2012 Penerbit PT. Media Boga Utama, kompas gramedia hal 16-19</ref> <ref>http://www.youtube.com/watch?v=9ssp10OSOUE</ref>
== Sejarah dan Awal Mula<ref>Koleksi Resep Semur 2012 Penerbit PT. Media Boga Utama, kompas gramedia hal 16-19</ref> <ref>http://www.youtube.com/watch?v=9ssp10OSOUE</ref> ==
 
Sejarah menunjukkan bahwa asal mula hidangan Semur di Indonesia ternyata telah diawali sejak abad ke-9 Masehi. Hal ini terlihat dari beberapa prasasti, relief candi dan kakawin yang menceritakan “Ganan, hadanan prana wdus” atau disediakan sayuran kerbau dan kambing.
 
Sejak berabad-abad lalu, Indonesia yang terletak di tengah-tengah jalur perdagangan dunia telah dikenal sebagai kawasan yang memiliki kekayaan alami rempah-rempah. Eksotisme citarasa rempah-rempah ini kemudian mengundang minat para pedagang dan pendatang dari berbagai bangsa untuk datang ke nusantara dan melakukan ekspedisi. Pedagang dan pendatang tersebut masing-masing membawa budaya yang lambat laun berbaur dengan keseharian masyarakat asli Indonesia pada saat itu. Pembauran tersebut kemudian menciptakan interaksi budaya dan mengembangkan berbagai tradisi nusantara yang istimewa, termasuk di bidang kuliner. Kekhasan citarasa rempah-rempah Indonesia berpadu dengan berbagai variasi teknik pengolahan makanan menghasilkan kreasi hidangan unik seperti Semur, yang sudah ada dari tahun 1600.
 
 
Interaksi antara masyakat Belanda dan Indonesia terutama dalam pengolahan makanan juga turut mengembangkan cita rasa semur. Makanan yang pernah dijadikan sebagai menu utama dalam perjamuan bangsa Belanda ini berasal dari kata ‘smoor’ (bahasa Belanda) menjadi ‘semur’ (bahasa serapan). ‘Smoor’ dalam bahasa Belanda berarti masakan itu telah direbus dengan tomat dan bawang secara perlahan. Salah satu buku resep tertua dan paling lengkap mendokumentasikan resep masakan di Hindia Belanda, Groot Nieuw Volledig Oost-Indisch Kookboek yang terbit pada 1902, memuat enam resep semur (Smoor Ajam I, Smoor Ajam II, Smoor Ajam III, Smoor Bandjar van Kip, Smoor Banten van Kip, Solosche Smoor van Kip). Buku ini menegaskan bahwa smoor yang kemudian dilafalkan sebagai semur adalah masakan yang dikembangkan di dalam dapur Indis, kaum peranakan Eropa.
 
Seiring berjalannya waktu, Semur kemudian melekat menjadi tradisi bangsa Indonesia dan dihidangkan di berbagai perhelatan adat. Masyarakat Betawi menjadikan Semur sebagai bagian dari tradisi yang selalu dihidangkan saat Lebaran dan acara perkawinan. Tak hanya menjadi primadona dalam kebudayaan Betawi, Semur juga kerap muncul pada acara-acara perayaan di berbagai penjuru nusantara seperti Kalimantan dan Sumatera. Tentunya, dengan citarasa dan tampilan yang disesuaikan dengan selera masyarakat setempat.
Baris 25 ⟶ 15:
Pada awalnya konotasi semur lekat dengan hidangan daging sapi yang diolah dalam kuah berwarna coklat pekat, namun kemudian dikreasikan dengan daging kambing, ayam, telur, juga untuk produk nabati, seperti tahu, tempe, terong, dan lainnya. Hidangan semur menjadi sajian sehari-hari di Indonesia. Tak heran apabila semur ditemukan di berbagai wilayah Indonesia dengan ragam citarasanya.
 
Semur sebagai merupakan contoh seni kuliner Indonesiasebagai merupakanhasil contohinteraksi dariberbagai [http://id.wikipedia.org/wiki/Folklorsuku folklor]bangsa bukandi lisanIndonesia yang diwariskan secara turun-menurun dalam suatu kolektifmasyarakat tertentu sebagai salah satu identitas. Jadi dapat dikatakan bahwa Semur adalah juga sebuah bagian identitas budaya darikuliner Indonesia.
 
== Variasi semur ==
 
 
 
 
== Jenis – Jenis Variasi Semur ==
*Semur Betawi (semur jengkol) <ref>http://www.warisankuliner.com/recipes/details/9/semur-jengkol/</ref>
*Semur Manado
Baris 64 ⟶ 50:
*Tambahkan garam dan lada sebagai penyedap rasa
*Sajikan dengan kentang atau nasi
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
{{Masakan Indonesia}}