Kabupaten Sumenep: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 70:
Pada saat perjanjian tersebut daerah Sumenep berada dibawah masa pemerintahan [[Panembahan Romo]] (Cokronegoro II).''
 
Pada masa pemerintahan [[Raden Alza]] (1744-1749) terjadi pemberontakan yang dipimpin Ke Lesap dari Bangkalan. Pada saat itu Ke Lesap menggalang kekuatan rakyat yang sudah membenci pemerintahan Kompeni. Ia berjuang dari Timur dengan cara menguasai Keraton Sumenep. Ke Lesap memerintah Sumenep hanya dalam waktu 1 tahun yaitu tahun 1749-1750. Pemerintahan berikutnya dipegang oleh [[Gusti Raden Ayu Tirtonegoro R. Rasmana]] (1750-1762) keturunan dari Raden Bugan yang kemudian menikah dengan seorang ulama bernama Bendoro Saud. Beliau kemudian oleh Kompeni dinobatkan sebagai BupatiAdipati Sumenep dengan gelarnya Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro.
 
Panembahan Sumolo adalah Adipati Sumenep yang ke31. Beliau adalah putra [[Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro]] (Bendoro Saud) dan Gusti Raden Ayu Tirtonegoro R. Rasmana tersebut, atas permintaan kedua orangtuanya, beliau oleh Kompeni dikabulkan dan diangkat menjadi Bupati Sumenep menggantikan ayahnya. Beliau memerintah pada tahun 1762-1811 dengan gelar Tumenggung Ario Notokusumo atau kemudian terkenal dengan sebutan [[Panembahan Somala]]. pendiri [[Keraton Sumenep]] dan [[Masjid Jamik Sumenep]].
 
Pada saat periode pemerintahan [[Kanjeng Pangeran Ario Pratamingkusumo]] yang memerintah pada tahun 1901-1926 pemerintahan kolonial mulai membangun berbagai fasilitas-fasilitas di Sumenep seiring dengan di berlakukannya [[politik etis]] pada saat itu, maka Pemerintah Hindia - Belanda di Sumenep, membangun beberapa fasilitas, diantaranya :