Katō Kiyomasa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
VolkovBot (bicara | kontrib)
k r2.7.2) (bot Mengubah: fr:Katō Kiyomasa
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun)
Baris 4:
Tahun [[1588]], ketika [[Sassa Narimasa]] dipaksa bunuh diri, daerah kekuasaannya, yaitu [[Higo]] sebagian jatuh padanya termasuk [[Kastil Kumamoto]], sementara sebagian lainnya jatuh ke tangan rival beratnya, [[Konishi Yukinaga]]. Tahun [[1590]], bersama Konishi, dia mendapat tugas menumpas pemberontakan di Pulau [[Amakusa]]. Pasukannya bertindak brutal terhadap lawan-lawannya, terutama orang-orang [[Kristen]].
 
Namanya semakin dikenal setelah keterlibatannya dalam invasi ke [[Korea]] ([[1592]]-[[1598]]). Dia menjadi satu dari tiga komandan utama yang bertugas menaklukan semenanjung itu. Dia menduduki kota-kota penting seperti [[Seoul]], [[Busan]], dll. Pasukannya terus maju hingga mendekati perbatasan [[Manchuria]]. Keadaan mulai berbalik dipada tahun-tahun terakhir perang, dia mendapatkan perlawanan sengit dari pasukan Korea yang dibantu Kerajaan [[Ming]] [[Tiongkok]]. Pasukannya yang berkekuatan 40.000 orang dikalahkan oleh kekuatan yang hanya sepersepuluh darinya, kerugian korban jiwa di pihaknya mencapai lebih dari 10.000. Kekalahan ini disebabkan karena dipotongnya jalur logistik dari Jepang oleh angkatan laut Korea yang dipimpin oleh pahlawan besar Korea, Laksamana [[Yi Sunsin]] yang menyebabkannya harus menarik mundur pasukannya dari Korea.
 
Dalam [[Pertempuran Sekigahara]] ([[1600]]) di berpihak pada [[Tokugawa Ieyasu]]. Bersama [[Kuroda Yoshitaka]], dia mencaplok beberapa daerah di Kyushu. Setelah menang dalam pertempuran ini, Tokugawa menganugerahinya sisa tanah di Higo yang dulu dikuasai Konishi Yukinaga. Konishi sendiri telah dihukum mati setelah kalah di Sekigahara. Kato meninggal di Kumamoto pada tahun 1611. Dia adalah seorang jendral yang terkenal akan keberaniannya, dia sering berburu harimau dengan tombaknya sebagai rekreasi. Namun dia juga terkenal akan kekejamannya, dalam invasi Korea dia pernah membunuh dua orang bangsawan wanita Korea yang ditawannya dan mendapat julukan Kishokan yang berarti jendral setan. Sebagai penganut [[Budha]] sekte [[Nichiren]] yang taat, dia sering menyantuni pembangunan kuil-kuil Nichiren.