Bisma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Vagobot (bicara | kontrib)
k r2.7.2) (bot Menambah: ne:भीष्म
k Berkas Bhismaarrowbed.jpg dibuang karena dihapus dari Commons oleh Polarlys
Baris 55:
{{cquote|...ketahuilah pantanganku ini, bahwa aku tidak akan menyerang seseorang yang telah membuang senjata, juga yang terjatuh dari keretanya. Aku juga tidak akan menyerang mereka yang senjatanya terlepas dari tangan, tidak akan menyerang orang yang bendera lambang kebesarannya hancur, orang yang melarikan diri, orang dalam keadaan ketakutan, orang yang takluk dan mengatakan bahwa ia menyerah, dan aku pun tidak akan menyerang seorang wanita, juga seseorang yang namanya seperti wanita, orang yang lemah dan tak mampu menjaga diri, orang yang hanya memiliki seorang anak lelaki, atau pun orang yang sedang mabuk. Dengan itu semua aku enggan bertarung...<ref name="Bismaparwa">'''The Mahabharata of Krishna Dwaipayana Wyasa'''. Buku VI: Bismaparwa. </ref>}}
 
 
[[Berkas:Bhismaarrowbed.jpg|right|300px|thumb|Bisma tidur dengan tubuh yang ditancapi ratusan panah sambil memberi nasihat kepada [[Pandawa]] dan [[Korawa]].]]
Bisma juga mengatakan apabila pihak [[Pandawa]] ingin mengalahkannya, mereka harus menempatkan seseorang yang membuat Bisma enggan untuk bertarung di depan kereta [[Arjuna]], karena ia yakin hanya Arjuna dan [[Kresna]] yang mampu mengalahkannya dalam peperangan. Dengan bersembunyi di belakang orang yang membuat Bisma enggan berperang, [[Arjuna]] harus mampu melumpuhkan Bisma dengan panah-panahnya. Berpedoman kepada pernyataan tersebut, [[Kresna]] menyadarkan Arjuna akan kewajibannya. Meski Arjuna masih segan, namun ia menuntaskan tugas tersebut. Pada hari kesepuluh, [[Srikandi]] menyerang Bisma, namun Bisma tidak melawan. Di belakang [[Srikandi]], Arjuna menembakkan panah-panahnya yang dahsyat dan melumpuhkan Bisma. Panah-panah tersebut menancap dan menembus [[baju zirah]]nya, kemudian Bisma terjatuh dari keretanya, tetapi badannya tidak menyentuh tanah karena ditopang oleh puluhan [[panah]] yang menancap di tubuhnya. Namun Bisma tidak gugur seketika karena ia boleh menentukan waktu kematiannya sendiri. Bisma menghembuskan napasnya setelah ia menyaksikan kehancuran pasukan [[Korawa]] dan setelah ia memberikan wejangan suci kepada [[Yudistira]] setelah perang [[Bharatayuddha]] selesai.