Pengurutan DNA: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ChuispastonBot (bicara | kontrib)
k r2.7.1) (bot Mengubah: uk:Секвенування ДНК
tambah: sejarah
Baris 71:
 
== Sejarah ==
Pada mulanya, sekuensing DNA dilakukan dengan men[[Transkripsi (genetik)|transkripsi]]kannya ke dalam bentuk [[RNA]] terlebih dahulu karena metode sekuensing RNA telah ditemukan sebelumnya. Pada tahun 1965, [[Robert William Holley|Robert Holley]] dan timnya dari [[Universitas Cornell|Cornell University]] di [[New York]], [[Amerika Serikat]], mempublikasikan sekuens [[tRNA]] [[alanin]] dari [[khamir]] yang terdiri atas 77 [[nukleotida]].<ref>{{cite journal|doi=10.1126/science.147.3664.1462|journal=Science|title=Structure Of A Ribonucleic Acid.|author=Holley, R.W.; Apgar, J.; Everett, G.A.; Madison, J.T.; Marquisee, M.; Merrill, S.H.; Penswick, J.R.; Zamir, A.|date=19 Maret 1965|volume=147|pages=1462–1465|issue=3664}}</ref> Sekuensing tRNA tersebut membutuhkan waktu 7 tahun dan hasilnya merupakan sekuens molekul [[asam nukleat]] yang pertama kali dipublikasikan.<ref>{{en}} {{cite book
|author=Goujon, P.
|title=From Biotechnology to Genomes: The Meaning of the Double Helix
Baris 79:
|pages=140
}} ({{google books with page|qRJsTiUAO_AC|lihat|140|holley+seven}})
</ref> Sekuens DNA yang pertama kali dipublikasikan, yaituadalah DNA ujungsepanjang kohesif12 nukleotida dari suatu [[virus]], yaitu [[bakteriofag]] lambda sepanjang 12 nukleotida, pada tahun 1971, yang ditentukan dengan cara serupa oleh Ray Wu dan Ellen Taylor, keduanya juga dari Cornell University.<ref>{{cite journal|doi=10.1016/0022-2836(71)90105-7|journal=Journal of Molecular Biology|title=Nucleotide sequence analysis of DNA: II. Complete nucleotide sequence of the cohesive ends of bacteriophage λ DNA|author=Wu, R.; Taylor, E.|date=14 Mei 1971|volume=57|pages=491–511|issue=3}}</ref><ref>{{en}} {{cite book
|author=Reece, R.J.
|title=Analysis of Genes and Genomes
Baris 88:
}} ({{google books with page|oEkBS77TuFcC|lihat|296|wu+taylor+12}})
</ref>
 
Pada tahun 1975, [[Frederick Sanger]] dan Alan Coulson dari laboratorium biologi molekular Medical Research Council [[Inggris]] di [[Cambridge, Cambridgeshire|Cambridge]] mempublikasikan metode sekuensing DNA secara langsung yang disebut teknik plus–minus.<ref>{{citation | last1=Sanger | first1=F. | last2=Coulson | first2=A.R. | year=1975 | title= A rapid method for determining sequences in DNA by primed synthesis with DNA polymerase | journal=Journal of Molecular Biology | volume=94 | issue=3 | pages=441–448 | doi=10.1016/0022-2836(75)90213-2 }}</ref> Dengan teknik tersebut, tim mereka berhasil melakukan sekuensing DNA sebagian besar [[genom]] bakteriofag ΦX174 sepanjang 5.375 nukleotida yang dipublikasikan pada Februari 1977.<ref>{{citation | last1=Sanger | first1=F. | last2=Air | first2=G.M. | last3=Barrell | first3=B.G. | last4=Brown | first4=N.L. | last5=Coulson | first5=A.R. | last6=Fiddes | first6=C.A. | last7=Hutchinson | first7=C.A. | last8=Slocombe | first8=P.M. | last9=Smith | first9=M. | year=1977 | title= Nucleotide sequence of bacteriophage φX174 DNA | journal=Nature | volume=265 | issue=5596 | pages=687–695 | doi=10.1038/265687a0 }}</ref> Pada bulan yang sama, metode sekuensing DNA yang dicetuskan Allan Maxam dan [[Walter Gilbert]] dari [[Universitas Harvard|Harvard University]] di [[Cambridge, Massachusetts]], [[Amerika Serikat]], dipublikasikan.<ref>{{Citation
|last=Maxam
|first=A.M.
|last2=Gilbert
|first2=W.
|year=1977
|title=A new method for sequencing DNA
|volume=74
|issue=2
|periodical=Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America
|pages=560–564
|doi = 10.1073/pnas.74.2.560
}}</ref>
 
Sejak pertengahan tahun 1980-an, metode Sanger menjadi lebih umum digunakan.<ref>{{en}} {{cite book
Baris 109 ⟶ 123:
== Metode ==
=== Metode Maxam-Gilbert ===
Pada waktu yang kira-kira hampir bersamaan dengan dikenalkannya metode sekuensing Sanger, Maxam dan Gilbert mengembangkan metode sekuensing DNA yang didasarkan pada modifikasi kimiawi DNA yang dilanjutkan dengan pemotongan DNA [http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?tool=pubmed&pubmedid=265521].
Metode ini mulanya cukup populer karena dapat langsung menggunakan DNA hasil pemurnian, sedangkan metode Sanger pada waktu itu memerlukan [[kloning]] untuk membentuk DNA untai tunggal. Seiring dengan dikembangkannya metode terminasi rantai, metode sekuensing Maxam-Gilbert menjadi tidak populer karena kerumitan teknisnya, digunakannya bahan kimia berbahaya, dan kesulitan dalam ''scale-up''.