Tank tempur utama: Perbedaan antara revisi

tank yang dirancang untuk seluruh peran utama pertempuran
Konten dihapus Konten ditambahkan
IVP (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''''Main Battle Tank''''' ('''MBT''') atau '''Tank Tempur Utama''' atau disebut juga '''tank tempur''' atau '''tank universal''', adalah tank yang mengisi peran penem...'
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 30 Maret 2012 06.00

Main Battle Tank (MBT) atau Tank Tempur Utama atau disebut juga tank tempur atau tank universal, adalah tank yang mengisi peran penembakan berat langsung (heavy direct fire) pada angkatan bersenjata modern. MBT dibuat untuk menggantikan peran tank ringan, medium, berat dan superberat. Pengembangannya terus belanjut sejak Perang Dingin dengan adanya pengembangan lapis baja komposit ringan. MBT sering dioperasikan untuk mendukung tank ringan di beberapa angkatan darat.

Saat ini, MBT menjadi komponen kunci angkatan darat modern.[1] MBT jarang beroperasi sendirian, MBT beroperasi dengan dukungan kendaraan tempur infanteri dan MBT juga kadang didukung oleh pesawat intai maupun pesawat serang-darat.[2]

Sejarah

Perang Dingin

Konsep tank medium secara perlahan berubah menjadi konsep MBT pada 1960an,[3] setelah disadari bahwa tank medium dapat membawa meriam (seperti meriam 90mm AS, 100mm Soviet, dan khususnya meriam L7 105mm Britania Raya) yang dapat menembus lapis baja praktis manapun dari jarak jauh. Konsep tank berat PD II, yang dipersenjatai dengan meriam dan lapis baja paling kuat, menjadi usang karena tank jenis ini menjadi sasaran empuk persenjataan musuh.[butuh rujukan] Demikian juga tank ringan, PD II telah menunjukkan bahwa tank jenis ini tidak menjadi penting dalam berbagai peran, karena kecepatan bukanlah pengganti kekuatan lapis baja dan daya tembak/firepower.

Bertambahnya jenis senjata anti-tank dan dapat dirasakannya ancaman perang nuklir, membuat prioritas pengembangan pada lapis baja tambahan. Pengembangan lapis baja tambahan menuntut desain meriam yang lebih kuat.[4] Ciri MBT adalah mempunyai persejataan seperti ranpur lain, sangat mobile dan mempunyai lapis baja yang baik. Selain itu, MBT juga cukup murah untuk dibuat dalam jumlah yang besar. MBT pertama Soviet adalah T-64[5] dan MBT AS pertama adalah M60 Patton.

Adopsi lapis baja MBT keramik dan semakin luasnya lapis baja di permukaan tank yang dibutuhkan untuk menahan serangan non-frontal dari helikopter serang juga menghasilkan efektivitas perlindungan terhadap radiasi ledakan nuklir.[6]

Pada akhir 1970an, MBT telah diproduksi oleh Perancis, Jerman Barat, Britania Raya, India, Jepang, Uni Soviet, Swedia, Swiss dan Amerika Serikat[7].

Doktrin perang Uni Soviet sangat tergantung pada MBT. Sehingga pengembangan senjata lainnya membuat MBT ketinggalan jaman sehingga dapat membuat kemampuan tempur Uni Soviet hancur.[8] Oleh karena itu Uni Soviet mengembangkan sistem meriam. Autoloader mekanis diperkenalkan untuk menggantikan loader manusia. Hal ini membuat ukuran turret diperkecil sehingga tank lebih sulit dilacak dan ditembak.[4] Sistem misil juga ditambahkan untuk menambah jarak jangkau serang dan meningkatkan kemungkinan hancurnya tank musuh dengan sekali tembakan.[4]

Perang Teluk

Perang Teluk menegaskan kembali peran MBT, bahwa helikopter serang lebih unggul daripada MBT.[9] Para ahli strategi menegaskan bahwa MBT telah ketinggalan jaman karena dapat dinetralkan oleh lapis baja milik Irak.[10]

Peperangan Asimetris

Pada 2005, sekitar 1.100 M1 Abrams digunakan oleh Angkatan Bersenjata AS saat Perang Irak. M1 Abrams terbukti sangat rentan terhadap bom jalanan/IED.[11] Sebuah ranjau didetonasi-jarak-jauh dengan penetrator eksplosif beberapa kali sukses melawan kendaraan lapis baja AS. Akan tetapi, dengan adanya upgrade pada lapis baja bagian belakang, M1 telah terbukti berguna pada peperangan kota. Pada Perang Fallujah, Marinir AS membawa dua brigade ekstra.[12] Britania Raya mengirimkan tank Challenger 2 untuk mendukung operasi di Selatan Irak.

Negara seperti Israel mengurangi armada perang mereka dan melakukan pengadaan untuk model yang lebih canggih.[13] Lapis baja canggih tidak meningkatkan survivabilitas tank, tetapi telah menurunkan tingkat kematian awak.[14] Kupola tanpa awak yang disebut stasiun senjata berkendali jarak jauh meningkatkan survivabilitas awak. Tank eksperimen dengan turret tanpa awak meletakkan awak di dalam hull dengan lapis baja tebal meningkatkan survivabilitas awak dan mengurangi profil tank.[15]

Keusangan tank telah ditegaskan dari waktu ke waktu, tetapi sejarah masa kini memperlihatkan bahwa MBT masih tetap dibutuhkan. Dengan teknologi, berat dan ukuran MBT modern berkurang.[16] Dokumen militer Britania Raya dari 2001 telah mengindikasikan bahwa Angkatan Bersenjata Britania Raya tidak akan melakukan pengadaan tank sebagai pengganti Chalenger 2 karena kurangnya ancaman konvensional di masa yang akan datang.[17]

Desain

Gambaran umum

Countermeasures

Aslinya, kebanyakan MBT menggunakan lapis baja tradisional sebagai pelindung dari ancaman serangan musuh. Ketika berbagai ancaman baru bermunculan, sistem pertahanan yang dipakai MBT harus dikembangkan untuk mengantisipasinya. Salah satu pengembangan pertama adalah penggunaan Explosive Reactive Armor (ERA), yang dikembangkan oleh Israel pada 1980-an untuk melindungi tank dari hulu ledak shaped-charge milik misil kendali anti-tank modern dan yang lainnya seperti proyektil anti-tank berdaya ledak tinggi atau High-Explosive Anti-Tank (HEAT). Teknologi ini kemudian diadopsi dan berkembang ke AS dan Uni Soviet.

Lapis baja MBT dikonsentrasikan di bagian depan tank dan berlapis hingga tiga dengan ketebalan satu meter.[18]

Misil adalah senjata anti-tank yang murah dan efekif.[19] ERA dapat dipasang dengan cepat untuk meningkatkan survivabilitas tank. Tapi, detonasi blok ERA menghasilkan bahaya bagi pasukan infanteri pendukung di dekat tank. Lapis baja baru dikembangkan untuk mengatasi kekurangan ini. Lapis baja generasi baru Kontakt-5, yang dikembangkan oleh Soviet, mampu bertahan menghadapi serangan HEAT dan penetrator energi kinetik. Soviet juga mengembangkan sistem yang didesain lebih aktif untuk menetralkan ancaman proyektil musuh bahkan sebelum proyektil mencapai tank, dengan nama sistem Shtora dan Arena. AS juga telah mengadopsi teknologi serupa dalam bentuk Missile Countermeasure Device sebagai bagian dari Tank Urban Survival Kit yang digunakan pada Tank M1 Abrams yang beroperasi di Irak.

Pengembangan defensif lainnya fokus pada kekuatan bajanya sendiri. Pengembangan yang paling dikenal datang dari Britania Raya dengan lapis baja Chobham pada 1970an. Lapis baja ini pertama kali dipakai pada M1 Abrams dan kemudian Challenger 1. Chobham memakai kisi-kisi material komposit dan keramik bersama dengan campuran logam. Chobham terbukti sangat efektif saat konflik Irak di awal 1990an dan 2000an, karena banyak tank yang selamat dari akibat serangan granat berpeluncur roket dengan kerusakan tak berarti.

Persenjataan

MBT dilengkapi dengan meriam utama dan paling sedikit satu senapan mesin. Meriam utama MBT pada umumnya berkaliber 90 dan 130mm. Meriam utama ini berfungsi ganda, yaitu dapat digunakan untuk menembak target berlapis baja lain seperti tank dan benteng, serta untuk sasaran ringan seperti kendaraan ringan dan infanteri musuh.

Meriam tank dapat menembakkan amunisi anti-lapis-baja maupun anti-personil. Amunisi HEAT dan beberapa penetrator energi kinetik kecepatan tinggi seperti APFSDS (Armor-piercing fin stabilized discarding sabot) dibawa untuk keperluan anti-lapis-baja. Amunisi anti-personil seperi fragmentasi berdaya ledak tinggi mempunyai dua kegunaan. Biasanya MBT membawa sekitar 30-50 amunisi, dan dipisahkan antara amunisi HE, HEAT dan penetrator energi kinetik. Beberapa MBT juga dapat membawa amunisi asap dan fosfor-putih.

Tank modern menggunakan sistem kontrol penembakan canggih seperti pencari jarak, kontrol penembakan terkomputerisasi, dan stabiliser, yang didesain untuk menjaga kestabilan meriam walaupun badan tank berputar dan bergoncang, sehingga memudahkan operator untuk menembak dalam keadaan bergerak dan menghadapi target bergerak. Sistem meriam-misil merupakan sistem yang rumit dan cenderung mengecewakan bagi AS. Sehingga AS meninggalkan proyek meriam-misil seperti M60A2 dan MBT-70.[20] Peran MBT harus berkompromi karena meningkatnya jarak tempur dan keakuratan penembakan tidak langsung (indirect fire).[15] Meriam tank masih sangat bermanfaat pada pertempuran urban untuk menembak target dengan akurat dan dengan kerusakan kolateral minim.[10]

Beberapa MBT dilengkapu dengan pengisi amunisi otomatis (autoloader) seperti Leclerc, atau T-64, T-72, T-80 dan T-90, milik Rusia. Dengan ini, awak berkurang menjadi 3 orang karena sistem pengisi amunisi otomatis membutuhkan sedikit ruang dibandingkan menggunakan pengisi manusia. Sehingga ukuran turret bisa berkurang. Autoloader dapat mengatasi masalah susahnya mengisi amunisi yang sering muncul pada tank dengan pengisi manusia.[21] Berkurangnya ukuran tank meningkatkan survivabilitas tank karena sukar ditembak.

Sebagai senjata sekunder, MBT biasanya menggunakan antara dua hingga empat senapan mesin untuk menyerang pasukan infantri dan kendaraan ringan musuh. Beberapa MBT juga menggunakan senapan mesin anti-pasawat kaliber besar, biasanya kaliber .50 (seperti M2 Browning atau DShK) yang dapat digunakan untuk mealwan helikopter dan pesawat yang terbang rendah. Akan tetapi efektifitasnya rendah jika dibandingkan dengan artileri anti-pesawat khusus. Senapan mesin tank biasanya masing-masing emmpunyai amunisi sebanyak 500 dan 3000.

Mobilitas

MBT seperti model tank sebelumnya, bergerak dengan roda tapak (treads), yang memungkinkannya bergerak pada medan yang sulit seperti pasir dan lumpur. Roda tapak juga membuat tank dapat melalui sebagian besar rintangan. Akan tetapi penggunaan kendaraan yang menggunakan roda tapak tidak secepat roda. Kecepatan maksimum tank sekitar 65 km/jam (M1 Abrams 72 km/jam). Berat MBT yang esktrim (60-70 ton) juga membuat kecepatannya terbatas. MBT biasanya dilengkapi dengan mesin 1200-1500 tenaga kuda (lebih dari 25.000 cc), dengan jarak operasional mendekati 500 km. MBT juga dapat dibuat kedap air, sehingga membuatnya dapat melewati perairan dangkal (5 meter dengan snorkel).

Angkatan bersenjata Jerman memprioritaskan mobilitas pada Leopard 2, dan membuatnya menjadi MBT tercepat di dunia.[19]

MBT bermasalah dengan jalan raya. Tread dapat merusak jalan setelah beberapa kali melewatinya. Banyak struktur seperti jembatan tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menampung berat MBT. Pada saat Invasi Irak 2003, M1 Abrams yang berusaha menyeberangi jembatan untuk menghindari tembakan musuh, terjun ke sungai Eufrat setelah jembatan runtuh.[10] Walaupun memiliki kemampuan offroad yang sangat bagus, MBT dapat menjadi amobil (tak dapat bergerak) ketika berada di lingkungan berlumpur.

Tingginya biaya MBT dapat disebabkan oleh sistem transmisi-mesin performa tinggi. Sistem propulsi juga tidak diproduksi dalam jumlah yang besar demi efisiensi. [22]

Kelelahan awak membatasi jarak operasional MBT saat pertempuran. Mengurangi jumlah awak menjadi tiga dan memindahkan seluruh awak dari turret ke hull dapat memberikan waktu tidur awak, dengan sistem pembagian shift. Sistem shift ini membutuhkan awak yang serbabisa.[23] Pemakaian pesawat kargo juga digunakan untuk memindahkan MBT saat pertempuran jarak jauh. Ketidakhadirannya jumlah pesawat kargo strategis yang cukup dapat membatasi kecepatan penyebaran MBT.[24] Pesawat yang dapat mengangkut MBT dengan mudah hanya C-5 Galaxy, Antonov An-22 dan Antonov An-124 yang jumlahnya semakin berkurang.

Para perencana militer memperkirakan kemampuan pengangkutan udara MBT tidak akan meningkat di masa yang akan datang.[25] Hingga saat ini, belum ada helikopter yang mampu mengangkut MBT.[10] Jalanan dan kereta api banyak digunakan untuk mengangkut MBT ke lokasi di dekat pertempuran, sehingga awak dan MBT dalam keadaan prima untuk bertempur.[25]. Dimana jalan yang dirawat dengan baik memungkinkan kendaraan pengangkut tank dapat digunakan.[26] Tugas berat untuk mensuplai kebutuhan MBT biasanya dilakukan dengan menggunakan truk-truk besar.[27]

Ruang Penyimpanan

MBT mempunyai ruang penyimpanan internal dan eksternal. Ruang internal digunakan untuk amunisi. Sementara eksternal untuk logistik, bahan bakar tambahan, dan keperluan personil.[28]

Tank Merkava milik Israel dapat menampung awak yang telah dipindahkan dari kendaraan yang telah hancur di dalam kompartemen amunisinya.[23]

Awak

Seleksi dan pelatihan awak MBT dilakukan secara tegas. Para awak harus melakukan tugasnya tanpa kesalahan dan dengan kompak sehingga komandan memilih tim dengan mempertimbangkan kepribadian dan bakat awak tersebut.[10]

Peran

MBT mengisi peran yang di sebut “tank universal” di Britania Raya, mengisi hampir seluruh peran di medan perang. Mereka awalnya didesain pada Perang Dingin untuk melawan MBT lain.[15] Tank ringan modern turut melengkapi dalam peran ekspedisi MBT dan dalam situasi di mana seluruh ancaman utama sudah dinetralkan. Dengan mengoperasikan MBT secara penuh pada peran ekpedisi semacam ini hanya akan mengurangi mobilitas dan menjadi pemborosan.

Pengintaian menggunakan MBT dilakukan pada daerah degan intensitas konflik tinggi, dimana pengintaian menggunakan tank ringan tidak cukup efektif karena kadang diperlukan “pertempuran” untuk memperoleh informasi.[25]

Dalam peperangan asimetris, MBT diterjunkan dalam jumlah kecil tapi dengan konsentrasi tinggi. MBT hanya menembak target dalam jarak dekat dan membutuhkan dukungan semacam UAV untuk pertempuran jarak jauh.[29]

MBT mempunyai karakteristik yang sangat bervariasi. Mempunyai MBT dengan variasi yang terlalu banyak dapat memberikan kesulitan dalam taktik, pelatihan, dukungan dan perawatan.[30]

MBT mempunyai efek moral positif pada infantri pendukungnya.[31] MBT juga memberikan ketakutan tersendiri untuk musuh, yang sering kali mendengar dan merasakan kedatangan MBT.[10]

Referensi

Notes
  1. ^ House (1984), Toward Combined Arms Warfare:A Survey of 20th-Century Tactics, Doctrine, and Organization
  2. ^ Tranquiler, Roger, Modern Warfare. A French View of Counterinsurgency, trans. Daniel Lee, Pitting a traditional combined armed force trained and equipped to defeat similar military organisations against insurgents reminds one of a pile driver attempting to crush a fly, indefatigably persisting in repeating its efforts. 
  3. ^ Советская Военная Энциклопедия. Под ред. Гречко А.А. - М.: Воениздат, 1976-80 гг., в 8-и томах, статья «Танк» (Soviet Military Encyclopedia)
  4. ^ a b c Front Cover Thomas W. Zarzecki (2002). Arms diffusion: the spread of military innovations in the international system. Psychology Press. hlm. 212. ISBN 0-415-93514-8. Diakses tanggal 5 April 2011. 
  5. ^ T-64 manual ("Танк Т-64А. Техническое описание и инструкция по эксплуатации. 1984") menyatakan bahwa T-64 sebagai "main battle" tank, sedangkan T-62 and T-55 yang telah ada sebelumnya dinyatakan sebagai tank medium
  6. ^ AcademicJohn Harris and Andre Gsponer (1986). Armour defuses the neutron bomb. Reed Business Information. hlm. 47. Diakses tanggal 29 July 2011. 
  7. ^ Academic American encyclopedia , Volume 2 (1980). Academic American encyclopedia , Volume 2. Aretê Pub. Co., 1980. hlm. 177. Diakses tanggal 4 April 2011. 
  8. ^ David C. Isby (1988). Weapons and tactics of the Soviet Army. Jane's. Diakses tanggal 4 April 2011. 
  9. ^ Canadian Institute of Strategic Studies (1993). The Canadian strategic forecast. Canadian Institute of Strategic Studies. hlm. 73. Diakses tanggal 4 April 2011. 
  10. ^ a b c d e f Tools of violence: guns, tanks and dirty bombs. Osprey Publishing. 2008. Diakses tanggal 6 April 2011. 
  11. ^ Komarow, Steven (2005-03-29). "Tanks take a beating in Iraq". Usatoday.Com. Diakses tanggal 2010-04-09. 
  12. ^ Komarow, Steven (2005-03-29). "Tanks adapted for urban fights they once avoided". Usatoday.Com. Diakses tanggal 2010-04-09. 
  13. ^ Anthony H. Cordesman (2006). Arab-Israeli military forces in an era of asymmetric wars. Greenwood Publishing Group. ISBN 0-275-99186-5. Diakses tanggal 14 February 2011. 
  14. ^ Israel and Syria: the military balance and prospects of war. ABC-CLIO. 2008. hlm. 99. ISBN 978-0-313-35520-2. Diakses tanggal 1 April 2011. 
  15. ^ a b c Neville Brown (2009). The geography of human conflict: approaches to survival. Sussex Academic Press. hlm. 254. ISBN 978-1-84519-169-6. Diakses tanggal 5 April 2011. 
  16. ^ Stan Krasnoff (2008). A Claytons Defense. Strategic Book Publishing. hlm. 35. Diakses tanggal 5 April 2011. 
  17. ^ Gender, War, and Militarism: Feminist Perspectives. ABC-CLIO. 2010. hlm. 40. ISBN 978-0-313-39143-9. Diakses tanggal 3 July 2011. 
  18. ^ Avoiding nuclear war: common security as a strategy for the defence of the West. Brassey's Defence Publishers. 1985. hlm. 38. Diakses tanggal 4 April 2011. 
  19. ^ a b The Oxford companion to military history. Oxford University Press. 2001. hlm. 493, 902. Diakses tanggal 4 April 2011. 
  20. ^ African armed forces journal. Military Publications Ltd. 1994. hlm. 10. Diakses tanggal 4 April 2011. 
  21. ^ Jeff Groman (1985). Weapons of War. Gallery Books. hlm. 126. Diakses tanggal 18 February 2011. 
  22. ^ National Research Council (U.S.). Committee on Adiabatic Diesel Technology (1987). A review of the state of the art and projected technology of low heat rejection engines: a report. National Academies. hlm. 108. Diakses tanggal 2 April 2011. 
  23. ^ a b Robin Fletche (1995). "The Crewing and Configuration of the Future Main Battle Tank" (PDF). ARMOR. Diakses tanggal 4 May 2011. 
  24. ^ British defence: a blueprint for reform. Brasseys Defence. 1987. hlm. 126. Diakses tanggal 4 April 2011. 
  25. ^ a b c Mary Kaldor, Basker Vashee, World Institute for Development Economics Research (1998). [Restructuring the Global Military Sector: The end of military Fordism Restructuring the Global Military Sector: The end of military Fordism] Periksa nilai |url= (bantuan). Continuum International Publishing Group. hlm. 108. ISBN 1-85567-428-9. Diakses tanggal 4 April 2011. 
  26. ^ Brian MacDonald (1997). Military spending in developing countries: how much is too much?. McGill-Queen's Press - MQUP. hlm. 136. ISBN 0-88629-314-6. Diakses tanggal 2 April 2011. 
  27. ^ Michael Green (2008). War Stories of the Tankers: American Armored Combat, 1918 to Today. Zenith Imprint. hlm. 281. ISBN 978-0-7603-3297-9. Diakses tanggal 4 April 2011. 
  28. ^ David Miller (2000). The illustrated directory of tanks of the world. Zenith Imprint. hlm. 384. ISBN 0-7603-0892-6. Diakses tanggal 4 April 2011. 
  29. ^ "New Designs Suit Tanks For Asymmetric War". The McGraw-Hill Companies, Inc. 25. Diakses tanggal 3 May 2011. 
  30. ^ Saudi Arabia Enters the Twenty-first Century: The military and international security dimensions. Greenwood Publishing Group. 2003. hlm. 140. Diakses tanggal 1 April 2011. 
  31. ^ Front Cover Stanley Sandler (2002). Ground warfare: an international encyclopedia, Volume 1. ABC-CLIO. hlm. 59. ISBN 1-57607-344-0. Diakses tanggal 5 April 2011.