Atheis (novel): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Crisco 1492 (bicara | kontrib) disetujui sebagai AP |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) |
||
Baris 74:
Teeuw menulis bahwa gaya penceritaan dalam roman ini bersifat [[:wikt:didaktis|didaktis]], yang dia menganggap sebagai suatu kekurangan. Namun, dia juga mencatat bahwa Karta adalah anggota aliran sastra yang dipimpin oleh [[Sutan Takdir Alisjahbana]] yang beranggapan bahwa sastra bertujuan untuk mendidik; Teeuw juga menulis bahwa gaya penceritaan serupa sudah umum di sastra Indonesia pada saat itu.{{sfn|Teeuw|1980|p=275}}
[[Diksi]] dalam ''Atheis'' menunjukkan pengaruh [[bahasa Sunda]] yang besar. Menurut Teeuw, [[bahasa Indonesia]] yang digunakan kadang-kadang seakan dipaksakan, dengan bentuk kalimat menyimpang dari kebiasaan penulis-penulis [[Orang
==Tema==
|