Silat Minangkabau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Sistim +Sistem)
spasinya
Baris 1:
[[Berkas:Silat Minangkabaut.png|Silat Minangkabau memperagakan cara melumpuhkan musuh yang menggunakan [[keris]]|thumb|250px]]
'''Silek Minangkabau''' atau ([[bahasa Indonesia]]: silat minangkabau) adalah seni beladiri yang dimiliki oleh masyarakat [[Minangkabau]], [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]] yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Masyarakat Minangkabau memiliki tabiat suka merantau semenjak beratus-ratus tahun yang lampau. Untuk merantau tentu saja mereka harus memiliki bekal yang cukup dalam menjaga diri dari hal-hal terburuk selama di perjalanan atau di rantau, misalnya diserang atau dirampok orang. Disamping sebagai bekal untuk merantau, silek penting untuk pertahanan [[nagari]] terhadap ancaman dari luar. Wilayah Minangkabau di bagian tengah Sumatera sebagaimana daerah di kawasan Nusantara lainnya adalah daerah yang subur dan produsen rempah-rempah penting sejak abad pertama masehi, oleh sebab itu, tentu saja ancaman-ancaman keamanan bisa saja datang dari pihak pendatang ke kawasan Nusantara ini. Jadi secara fungsinya silat dapat dibedakan menjadi dua yakni sebagai
* ''panjago diri'' (pembelaan diri dari serangan musuh), dan
Baris 207:
* '''tikam jajak''' (tikam jejak), langkah kaki yang menggantikan posisi langkah sebelumnya. Misalkan, ketika kaki kanan dilangkahkan ke depan, kaki kiri menempati posisi jejak kaki kanan tersebut. Prinsip yang sama berlalu sebaliknya.
 
Salah satu Tuo Silek dari Pauah, Padang pernah ditemui suatu langkah yang agak berbeda dengan langkah dari pemain silek lain, yaitu, Tuo Silek ini mengajarkan bermain dengan ''langkah bajinjek'' (agak berjinjit) seperti kucing mengincar mangsanya dan memiliki ''langkah anak'' (langkah anak). Langkah anak ini adalah langkah kecil yang dilakukan sebelum melangkah seperti langkah silat biasa. Langkah anak ini dibuat dengan tujuan untuk mengokohkan posisi baik dalam menyerang ataupun menyambut atau bertahan dari serangan lawan. Mungkin guru silek lain menggunakan dua cara melangkah ini, tapi mereka tidak menekankan teknik dua cara melangkah ini kepada muridnya.
 
Adapun formasi dalam tahap ini adalah