Pocut Baren: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Indah blestari (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Indah blestari (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:Pocut baren.jpg|thumb|right|Pocut Baren]]
 
'''Pocut Baren''' adalah seorang pahlawan dan ulama wanita dari [[Aceh]] yang terkenal gigih melawan penjajahan [[Belanda]]. Selain menjadi panglima perang, ia pun menjadi [[uleebalang]] daerah Gome. Ia mempunyai pengikut setia yang banyak dan membantunya dalam pertempuran melawan [[Belanda]]. Menurut cerita penduduk, ia ikut bergerilya bersama-sama pasukan yang dipimpin oleh [[Cut Nyak Dhien]]. Setelah Cut Nyak Dhien tertangkap oleh Belanda, Pucut Baren tetap meneruskan perjuangan menentang penjajahan Belanda. Ia menjadi panglima perang menggantikan suaminya yang meninggal dunia dalam peperangan.
Baris 15 ⟶ 16:
 
Namun demikian perlawanan Pocut tidaklah berhenti sampai disitu saja. Walau ia tidak dapat berperang langsung namun jiwa panglimanya terus berkobar. Dia terus menyemangati para anak buahnya. Melalui syair dan pantun dia menyemangati para pengikutnya agar tetap bersemangat melakukan perlawanan terhadap kaphe Belanda. Pantun-pantunya yang popular dan mengesankan itu masih belum dilupakan orang.
 
Untuk kelancaran perjuangannya, Pocutpun memikirkan agar tersedianya logistik yang cukup. Maka Pocut menggerakkan rakyatnya untuk menghidupkan kembali lahan-lahan yang telah lama terbengkalai. Lahan sawah kembali digarap. Lahan perkebunan ditanami buah-buahan, sayur-sayuran, kelapa, pala, kakau, cengkeh, nilam, mangga, pisang, jagung, dan tanaman lainnya. Dan mulai membangun saluran irigasi yang dialirkan dari sungai-sungai besar ke sawah-sawah penduduk. Hasil nya tidak main-main. Saat panen tiba daerah Tungkop mengalami surplus pertanian, sehingga sebagian hasilnya dapat dikirimkan ke daerah-daerah lain.
 
 
Pocut Baren wafat dan dimakamkan di kampung halamannya, Kemukiman Tungkop, Kecamatan Sungai Mas, [[Kabupaten Aceh Barat]].