Teater Gapit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bambang asmoro (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- nafas + napas )
Baris 5:
Sutradara dan penulis lakon yang produktif serta merangkap pimpinan teater adalah [[Kenthut]]. Penata gendhingnya Dedek Wahyudi, sedangkan penata lampunya Hengky dan Yeh. Para pemain di antaranya Djarot Budi Dharsono, Trisno Santoso (Pelok), Wahyudiato, Wahyu Widayati (Inong), Budi Prasetyo(Bayek), dan lainnya. Pemain Teater Gapit selalu berubah karena adanya mahasiswa yang lulus dan munculnya pemain baru, kecuali untuk dosen dan karyawan tetap. Teater Gapit bersifat revivalis dan kreatif, selalu menggunakan konsep teater modern dengan medium bahasa Jawa ngoko dalam pementasannya, sehingga sangat khas. Ia selalu menggunakan gamelan untuk musik pengiringnya. Lantunan gending dan tembang Jawa sangat dominan dalam mengiringi pementasan.
 
Penggemar drama modern berbahasa Jawa, kini bisa menarik nafasnapas lega. Pementasan TUK di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta, 26-28 Juni lalu, sekaligus menandai era baru kelanjutan Teater Gapit yang sempat mati suri, dengan nama baru: Teater Lungid. Beberapa aktor muda bergabung, namun personil lama masih mendominasi sehingga ruh Gapit nyaris tak berubah.
 
Pemakaian nama baru, kata aktor kawakan Jarot Budi Dharsono, semata-mata untuk membebaskan paguyuban seniman itu dalam mengembangkan kreatifitas mereka. “Kami tidak ingin berhenti pada pemanggungan naskah-naskah almarhum Kentut (Bambang Widoyo SP, sutradara dan penulis naskah Gapit, Pen.) saja. Kami akan terbuka terhadap lakon-lakon baru, sepanjang spiritnya masih sama,” ujar Jarot.