Arya Kamandanu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Archiblank99 (bicara | kontrib)
Baris 106:
Arya Kamandanu yang memergoki kejadian ini begitu terpukul hatinya. Sehingga terjadi pertengkaran hebat dengan Dwipangga. ketika dirumahnya sedang berlangsung pernikahan Kakaknya, Arya Dwipangga dengan Nari Ratih, gadis yang dicintainya, Arya Kamandanu lebih memilih meninggalkan rumah, melupakan kegagalan asmaranya dengan mendalami ilmu kanuragan kepada Mpu Ranubhaya.<br />
Setelah menikah, Nari Ratih melahirkan anak laki-laki bernama Panji Ketawang.<br />
 
* Mei Shin
Kegagalan Hubungannya dg Nari Ratih akhirnya membuat Kamandanu lebih tekun dalam mempelajari ilmu kanuragan. setalah menguasai Jurus2 Nagapuspa dan ilmu Saipi Angin, akhirnya Kamandanu lebih suka berpetualang, hingga akhirnya betemu dg pasangan pendekar pelarian dari China. Mei Shin dan suaminya Lo Shi Shan.
meraka menjadi buron pendekar jahat Pimpinan Mpu Tong Bajil karena memiliki pedang yg sangat sakti, Pedang Naga Puspa.
Lo Shi Shan terkena Ajian Segoro Geni milik Mpu Tong Bajil, setelah kejadian pertarungan beberapa hari lamanya Pendekar Lo Shi Shan hidup dalam kesakitan hingga akhirnya meninggal di dunia disebuah hutan dalam Candi tua, sebelum meninggal dunia yang kala itu sempat di tolong oleh Arya Kamandanu, Lo Shi Shan menitipkan Mei Shin kepada Arya Kamanadu
 
Mei Shin yang sebatang kara kemudian ditolong Arya Kamandanu. Kebersamaan di antara mereka akhirnya menumbuhkan perasaan saling jatuh cinta. Namun lagi-lagi Arya Dwipangga merusak hubungan mereka, dengan cara licik Arya Dwipangga dapat menodai perempuan asal daratan Mongolia itu sampai akhirnya mengandung bayi perempuan yang nantinya diberi nama Ayu Wandira. Namun demikian, meski hatinya hancur, Kamandanu tetap berjiwa besar dan bersedia mengambil perempuan dari Mongolia itu sebagai istrinya.
 
Akibat ulah dwipangga, kehidupan rumah tangganya sendiri menjadi tidak harmonis dengan Nari Ratih. sering terjadi pertengkaran yang berujung penyikasaan kepada Nari Ratih. Hingga Nari Ratih pun meninggal.
Arya Dwipangga yang menaruh dendam akhirnya mengkhianati keluarganya sendiri dengan melaporkan ayahnya selaku pengikut Kertanagara kepada pihak Kadiri dengan tuduhan telah melindungi Mei Shin yang waktu itu menjadi buronan. Mpu Hanggareksa pun tewas oleh serangan para prajurit Kadiri di bawah pimpinan Mpu Tong Bajil. Sebaliknya, Dwipangga si anak durhaka jatuh ke dalam jurang setelah dihajar Kamandanu. Kemudian Kamandanu kembali berpetualang untuk mencari Mei Shin yang lolos dari maut sambil mengasuh keponakannya, bernama Panji Ketawang, putra antara Arya Dwipangga dengan Nari Ratih
 
*Sakawuni
 
Dalam petualanggan mencari Mei Shin, Kamandanu bertemu dengan seorang pendekar wanita bernama Sakawuni. dan akhirnya membawa dirinya menjadi pengikut Raden Wijaya (Nararya Sanggrama Wijaya), menantu Kertanagara. Tokoh sejarah ini telah mendapat pengampunan dari Jayakatwang dan diizinkan membangun sebuah desa terpencil di hutan Tarik bernama Majapahit.
 
Kamandanu akhirnya bertemu dengan Mei Shin, ternyata saat penyerangan pasukan kediri yg menewaskan Hanggareksa saat itu, ia ditolong oleh pasangan pendekar yang sakti bernama Nini Raga Runting dan Kaki Tanpa Roang, dalam bebarapa lama, Kamandanu hidup bahagia bersama Mei Shin. Namun Tugasnya sebagai pengikut R. Wijaya, membuatnya ia haru kembali berjuang ke medan pertempuran bersama Sakawuni dan meninggalkan Mei Shin di lereng gunung Arjuno.
 
Nasib Mei Shin sendiri kurang bagus. Setelah melahirkan putri akibat perbuatan Arya Dwipangga yang diberi nama Ayu Wandira, ia kembali diserang kelompok Mpu Tong Bajil. Beruntung ia tidak kehilangan nyawa dan mendapatkan pertolongan seorang tabib Cina bernama Wong Yin.
 
Bersama Sakawuni, tak henti-hentinya kamandanu selalu mencari Mei Shin tapi tak pernah membawa hasil. Setelah Majapahit berdiri, R. Wijaya yang saat itu sudah menjadi Raja pertama Majapahit memberikan nasehat dan mengusulkan agar Kamandanu menikahi Sakawuni. Tetapi Kamandanu sekali lagi memutuskan utk mencari Mei Shin. Bersama Sakawuni, kamandanu sempat bertemu Mei Shin, Tetapi Mei Shin yang kala itu sudah menjadi tabib tidak mengakui jati dirinya karena melihat keakraban lelaki yang dicintainya ini bersama Sakawuni.
 
Kamandanu yang putus asa akhirnya memutuskan menikahi Sakawuni.
Kemudian lahirlah anak yang bernama Jambu Nada, tapi sayang, saat melahirkan putranya yang bernama Jambu Nada, Sakawuni mengalami pendarahan hebat. Mei Shin yang kala itu juga gagal mengobati sakitnya Prabu Kertarajasa Jaya Wardana tak dapat menyelamatkan Sakawuni.
 
Sepeninggal Sakawuni dan mangkatnya Prabu kertarajasa Jaya Wardana, akhirnya Arya Kamandanu mengundurkan diri dari Kerajaan Majapahit dengan membawa putranya yang bernama Jambu Nada Menyepi di lereng Gunung Arjuna.
 
*Luh Jinggan
Adalah putri dari Mpu Lunggah, Saudara tertua seperguruan dari ayah kamandanu Mpu Hanggarekasa ataupun Mpu Ranubhaya.
Kamanandanu mengenal Luh Jinggan ketika ia sedang mendalami dan Menyempurnakan Jurus Nagapuspa atas bimbingan Mpu Lunggah.
Luh Jinggan yang kesehariannya selalu menemaninya, lama semakin lama kemudian menaruh hati kepada kamandanu, Kedatangan Sakawuni yang saat itu melihat keadaan Kamandanu itupun sampai-sampai membuat Luh Jinggan cemburu, demikian juga sebaliknya, sakawuni yang kala itu diam-diam sudah menyimpan hati kepada Kamandanu juga sering cemburu melihat keakraban Kamandanu dengan luh Jinggan.
Tetapi kamandanu hanya menganggap Luh Jinggan sebagai adik.
 
== Kisah Sejarah dan Petualangan ==