Ratu Myeongseong dari Han Raya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-detil +detail); kosmetik perubahan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-analisa +analisis)
Baris 71:
Kelompok progresif yang didirikan pada akhir tahun 1870-an oleh kaum yangban mendukung penuh proses moderenisasi Korea, namun menginginkan pemutusan hubugan diplomatik dengan Cina. Tidak mengetahui sentimen anti-Cina mereka, ratu sering mengadakan diskusi dan pertemuan untuk membicarakan tentang ide-ide dan rencana politiknya yang progresif. Mereka mengusulkan agar negara merombak tatanan pendidikan dan sosial dengan memberikan kesempatan sejajar antara hak kaum pria dan wanita dimana isu ini tidak berlaku di negara yang sudah maju seperti Jepang. Min sangat kagum awalnya akan ide kaum progresif, namun saat mengetahui mereka anti-Cina, ratu mulai berbalik. Memutuskan hubungan dengan Cina bukanlah rencananya dalam memulai moderenisasi.
Ia menganalisamenganalisis konsekuensi yang akan dihadapi Joseon jika memutuskan hubungan dengan Cina. Selain itu ia juga adalah pendukung kuat faksi [[Sadae]] yang pro-Cina dan juga pro-moderenisasi.
Konflik faksi progresif dan Sadae mulai memanas di tahun 1884. Saat utusan Amerika Serikat yang bernama George C. Foulk mendengar konflik yang terjadi antara dua faksi tersebut, ia langsung menghadap ke istana. Amerika Serikat berniat mendamaikan kedua faksi tersebut agar dapat membantu rencana dan kebijakan ratu untuk memajukan dan memoderenisasi Joseon. Ratu Min sebenarnya mendukung penuh pendapat dan pandangan kedua belah pihak itu kecuali memutuskan hubungan dengan [[Dinasti Qing]].
 
Baris 115:
Pembunuhan Ratu Min segera memicu sentimen anti Jepang di Korea dan di luar negeri. Seorang mantan jenderal bernama Miura Goro dan beberapa pengikutnya dituduh bertanggung jawab dan didakwa di pengadilan Hiroshima. Pihak Jepang akhirnya melepaskan Miura Goro dan pengikutnya dengan alasan tidak ditemukannya bukti yang mendukung.
 
Diketahui setelah kematian Min, Gojong sangat bersedih dan mengunci dirinya dalam kamar selama berminggu-minggu dan meninggalkan semua tugasnya. Saat ia kembali, ia seakan-akan kehilangan tenaga dan bahkan menerima dan menandatangani perjanjian demi perjanjian tanpa analisaanalisis yang membuat pengaruh Jepang semakin menjadi-jadi. Saat Daewongun kembali ke istana, ia dan pihak Jepang mengajukan proposal untuk menjadikan status sang ratu menjadi seperti rakyat biasa. Gojong menolak menandatangani roposal tersebut dan mengatakan dengan keras "Aku lebih baik memotong kedua lenganku dan membiarkannya terluka daripada merendahkan wanita yang telah menyelamatkan negara ini."
Setelah insiden itu, Raja Gojong dan Putra Mahkota [[Sunjong]] mengungsi dari [[Istana Gyeongbok]] ke kedutaan besar [[Rusia]] pada tanggal 11 Februari 1896. Raja meminta dukungan dari Rusia dan dunia internasional untuk mendukung kemerdekaan Korea secara penuh. Raja kemudian kembali ke [[Istana Deoksu]] dan memproklamasikan berdirinya [[Kekaisaran Han Raya]]. Sejak saat itu Gojong mengganti gelar raja menjadi Kaisar.