Lokomotif B12: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Bagaz RW (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 25:
|notes =
}}
Pada perkembangan transportasi kereta api, pemerintah [[Hindia Belanda]] tidak hanya menerapkan teknologi kereta api, tetapi juga tram sebagai alat angkut penumpang di perkotaan. Pemerintah [[Hindia Belanda]] telah merancang jalan rel untuk transportasi umum di sejumlah kota-kota besar seperti [[Jakarta]], [[Semarang]] dan [[Surabaya]]. Pemerintah [[Hindia Belanda]] memberikan konsesi kepada perusahaan kereta api swasta [[Semarang-JoeanaJoana Stoomtram Maatschappij]] (SJS) pada tahun 1881 dan perusahaan kereta api swasta [[Oost-Java Stoomtram Maatschappij]] (OJSOJSM) pada tahun 1886. SJS mendapat konsesi untuk membangun jalan rel di kota [[Semarang]] dan sekitarnya sedangkan OJS mendapat konsesi untuk membangun jalan rel di kota [[Surabaya]] dan sekitarnya. SJS membangun jalan rel di kota [[Semarang]] pada tahun 1882 – 1883 dengan panjang 12 km yaitu pada rute Pendrikan - Jurnatan, rute Jurnatan - Jomblang, rute Jurnatan - Bulu, rute Jurnatan - [[Samarang]] [[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij]] (NIS) dan rute Jurnatan - pelabuhan Semarang. Sedangkan OJS membangun jalan rel di kota [[Surabaya]] pada tahun 1889 - 1920 dengan panjang 47 km yaitu pada rute Ujung - Benteng - [[Surabaya]] Kota - Simpang - Wonokromo - [[Surabaya]] [[Pasar Turi]][[Pelabuhan Tanjung Perak]] dan rute Wonokromo - Sepanjang - [[Krian]]. Untuk melayani jalan rel tersebut, SJS dan OJS mendatangkan 45 lokomotif uap [[B12]]. 29 lokomotif [[B12]] didatangkan dari pabrik Beyer Peacock ([[Inggris]]) pada tahun 1891 - 1910, 13 lokomotif [[B12]] didatangkan dari pabrik Werkspoor ([[Belanda]]) pada tahun 1902 - 1903 dan 3 lokomotif [[B13]] dirakit dari komponen cadangan lokomotif [[B13]] milik OJS di Balai Yasa Groedo ([[Surabaya]], [[Jawa Timur]], Indonesia) pada tahun 1922 - 1923. 22 lokomotif [[B12]] dioperasionalkan di jalan rel milik SJS dan 23 lokomotif [[B12]] dioperasionalkan di jalan rel milik OJS. Pada saat itu, kehadiran tram dengan cepat mendapat sambutan baik dari masyarakat yang sebagian besar masih memanfaatkan transportasi tradisional, seperti kuda atau pedati. Di samping harga tarifnya yang cukup terjangkau, tram dianggap lebih cepat dibanding alat transportasi darat apapun saat itu. Masyarakat banyak yang memanfaatkan tram sebagai sarana transportasi dalam kota. Bahan bakar berupa kayu bakar yang digunakan untuk tram uap banyak terdapat di [[pulau Jawa]].
 
Tram uap dengan susunan roda 0-4-0Tr merupakan lokomotif uap yang memiliki silinder berdimensi 340 mm X 370 mm pada sisi luar dengan roda penggerak berdiameter 850 mm. Berat keseluruhan 21 ton. Lokomotif ini dapat melaju hingga kecepatan maksimum 25 km/jam.
Karena tidak mampu bersaing dengan moda transportasi darat yang lain, maka operasional tram di kota [[Semarang]] ditutup pada tahun 1975 dan di kota [[Surabaya]] ditutup pada tahun 1978. Dari 45 lokomotif B12, saat ini masih tersisa 1 lokomotif [[B12]], yaitu B12 39B1239 (milik SJS, buatan pabrik Wekspoor, mulai operasional tahun 1903). B12 39B1239 dipajang di depan stasiun Surabaya Pasar Turi (Kota Surabaya).[[Berkas:images b12.jpeg|thumb|lokomotif B12]]
 
== Lihat pula ==