Ritus Antiokhia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-ekstrim +ekstrem)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di masa +pada masa)
Baris 37:
[[Santo Hieronimus]] (wafat [[420]]) tampaknya telah mengenal liturgi ini. Di Betlehem dia mengutip - sebagai suatu bentuk liturgis - kalimat "satu-satunya yang tidak berdosa", yang diucapkan dalam liturgi ini (Adv. Pel., II, xxiii). Kenyataan bahwa umat Yakobit menggunakan liturgi yang sama dalam [[Bahasa Syria]] menunjukkan bahwa liturgi ini sudah ada dan dipergunakan sebelum [[skisma]] [[Monofisit]]. Manuskrip tertua yang tersedia adalah salah satu salinan dari [[abad ke-10]], yang sebelumnya dimiliki oleh Biara Yunani di [[Messina]] dan kini tersimpan dalam perpustakaan Universitas kota itu.
 
Liturgi-Yunani Santo Yakobus mengikuti semua bagian esensial dari liturgi Konstitusi Apostolik. Liturgi ini memiliki doa-doa persiapan untuk didoakan oleh imam dan diakon dan suatu pemberkatan kemenyan. Kemudian dimulai Misa bagi para katekumen dengan arak-arakan masuk sederhana. Diakon mengucapkan suatu litani (''’ekténeia''), yang di tiap akhir bait doanya umat menjawab "Kyrie eleison". Sementara imam mengucapkan doa sendiri, yang hanya kata terakhir doa tersebut yang diucapkan dengan suara keras, setelah litani selesai. Para penyanyi melagukan [[Trisagion]], "Kuduslah Allah, kuduslah Yang Kuat, kuduslah Yang Baka, kasihanilah kami." Praktek pengucapan doa sendiri oleh imam dengan suara pelan sementara umat melakukan sesuatu yang lain merupakan hasil pengembangan dipada masa belakangan.
 
Selanjutnya adalah pembacaan Kitab Suci, masih dalam bentuk lamanya, yakni bagian-bagian panjang dari [[Perjanjian Lama]] dan [[Perjanjian Baru]], kemudian diikuti doa-doa bagi para katekumen dan pembubaran mereka. Di antara doa-doa bagi para katekumen ada disebut mengenai salib (angkatlah tanduk umat Kristiani dengan kuasa dari salib yang luhur dan yang memberi hidup) yang pasti telah ditulis setelah penemuannya oleh [[Santa Helena]] pada tahun [[326]], yang merupakan satu dari berbagai alasan untuk menghubungkan liturgi ini dengan Yerusalem. Pada saat para katekumen dibubarkan, diakon mengajak orang-orang percaya untuk "saling mengenali satu sama lain" maksudnya adalah untuk memantau apakah masih ada orang-orang non Kristiani di tempat itu.