Gwanghaegun dari Joseon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun)
Baris 10:
}}
 
'''Gwanghaegun''' atau '''Pangeran Gwanghae''' (1574–1641; bertahta dipada tahun 1608–1623) merupakan raja ke-15 [[Dinasti Joseon]]. Nama pribadinya adalah ''Yi Hon''. Karena ia digulingkan oleh sebuah kudeta, kemudian para sejarawan resmi tidak memberinya sebuah [[Nama kuil]] seperti [[Taejo dari Joseon|Taejo]] atau [[Sejong]]. Ia menikahi Lady Ryu.
 
== Kelahiran & Latar Belakang ==
Baris 18:
 
== Kekejaman Fraksi Utara Besar ==
Ketika Raja Seonjo wafat, ia menunjuk Pangeran Gwanghae sebagai pewaris tahtanya yang sah, dan memerintahkan para penasehatnya untuk membuat dokumen kerajaan. Namun, [[Yu Yeong-gyeong]] dari Fraksi Utara Kecil menyembunyikan dokumen tersebut dan bersekongkol untuk mengangkat Pangeran Besar Yeongchang sebagai raja, tapi kemudian dipergoki oleh kepala Fraksi Utara Besar (북인; 大北), [[Jeong In-hong]]. Yu segera di eksekusi dan Pangeran Besar Yeongchang ditawan dan wafat dipada tahun berikutnya.
 
Setelah insiden itu, Pangeran Gwanghae mencoba untuk membawa pejabat-pejabat dari berbagai latar belakang politik dan daerah ke Istana, namun rencananya digagalkan oleh para anggota Fraksi Utara Besar termasuk [[Yi Icheom]] dan Jeong In-hong. Kemudian Fraksi Utara Besar mulai menyingkirkan anggota fraksi politik lain dari pemerintahan, terutama Fraksi Utara Kecil. Akhirnya dipada tahun 1613 Fraksi Utara Besar dapat menyentuh Pangeran Besar Yeongchang; kakeknya [[Kim Je-nam]] ditemukan telah berhianat dan di eksekusi, sementara Yeongchang di buang ke pengasingan, di mana ia kemudian dibunuh. Pada waktu yang sama Fraksi Utara Besar menekan Fraksi Utara Kecil; Di tahun 1618 ibu Yeongchang, Ratu Inmok, dilucuti gelarnya dan dipenjarakan. Namun, Gwanghae tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan hal tersebut meskipun ia secara resmi adalah kepala pemerintahan.
 
== Prestasi ==
Meskipun reputasinya menjadi buruk di masa akhir pemerintahannya, ia tetaplah merupakan seorang politikus berbakat dan berpijak pada kenyataan. Ia berusaha untuk mengembalikan restorasi negara dan mendukung pemulihan kembali dokumen-dokumen kerajaan. Sebagai bagian dari rekonstruksi, ia merevisi peraturan tanah dan berusaha untuk membagi-bagikannya kepada rakyat; ia juga memerintahkan pembangunan kembali [[Changdeokgung|Istana Changdeok]] dan juga beberapa istana lainnya. Ia juga bertanggung jawab atas pengenalan kembali sistem identifikasi ''[[hopae]]'' setelah tidak dipergunakan dalam periode yang lama.<ref>{{cite book|title=Korea: A Historical and Cultural Dictionary|publisher=Routledge|location=United Kingdom|date=1999|last=Rutt|first=Richard|coauthors=Pratt, Keith L.; Hoare, James|isbn=0700704639}} (p252)</ref>
 
Dalam urusan luar negeri ia berusaha untuk mencari keseimbangan antara Kerajaan Ming dan [[Manchu]]. Karena ia menyadari kalau Joseon tidak akan mampu bersaing dengan kekuatan militer Manchu, ia berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan Manchu, sedangkan kerajaannya masih di bawah kekuasaan raja Ming, yang membuat Ming dan rakyat Korea penganut dogma [[Konfusianisme]] marah. Tetapi hubungan Manchu - Ming memburuk sehingga memaksanya untuk mengirim sepuluh ribu tentara untuk membantu Ming dipada tahun 1619. Namun, [[Perang Sarhu|Perang Sarhū]] berakhir dengan kemenangan Manchu. Jenderal Korea [[Gang Hong-rip]] kehilangan dua pertiga dari pasukannya dan menyerah pada Nurhaci. Gwanghaegun bernegosiasi damai secara terpisah dengan Manchu dan berhasil menghindari perang yang lain. Ia juga memulihkan hubungan diplomatik dengan [[Jepang]] dipada tahun 1609 ketika ia membuka kembali pedagangan dengan Jepang lewat [[Perjanjian Giyu]], dan ia mengirimkan duta besar ke Jepang dipada tahun 1617.
 
Selama masa pemerintahannya, Gwanghaegun mendukung publikasi dengan maksud untuk mempercepat rekonstruksi dan untuk memulihkan kembali kemakmuran kerajaan seperti sediakala. Banyak buku yang diterbitkan di zaman pemerintahannya, termasuk sebuah buku obat-obatan yang terkenal bernama [[Dongui bogam]], yang dibuat oleh [[Heo Jun]], seorang Tabib Raja, bersama para tabib dari Naeuiwon (Rumah Sakit Kerajaan). Banyak catatan sejarah yang ditulis kembali di dalam periode ini.
Baris 32:
 
== Penggulingan & Masa Akhir ==
Di tahun 1623 Gwanghaegun digulingkan oleh Fraksi Barat dengan sebuah kudeta. Ia pertama-tama di asingkan di [[Pulau Ganghwa]] dan kemudian di [[Pulau Jeju]], dimana ia wafat dipada tahun 1641. Ia tidak memiliki makam kerajaan yang indah dan besar seperti para pemimpin Joseon yang lainnya. Ia dan Lady Ryu dimakamkan di [[Namyangju]] di Propinsi [[Gyeonggi]]. Fraksi Barat menempatkan Neungyanggun sebagai raja ke-16, [[Injo dari Joseon|Injo]] dan mengambil kebijakan-kebijakan pro-Ming dan anti-Manchu, yang membawa dua invasi Manchu.
 
== Keluarga ==