Arya Kamandanu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Archiblank99 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Archiblank99 (bicara | kontrib)
Baris 68:
Sebelum bertarung, ia selalu melantunkan syair-syair yang penuh dengan daya magis, Arya Dwipangga juga selalu meninggalkan tanda pada setiap korban yang dibunuhnya dengan tulisan Pendekar Syair berdarah.<br />
Akhirnya, Arya Dwipangga menjadi seorang pendekar yang sangat kejam tanpa kenal ampun dan ditakuti semua orang, Ia terkenal dengan sebutan ''[[Pendekar Syair Berdarah]]''.
 
Arya Dwipangga akhirnya bertemu lagi dengan Kamandanu di desa Kurawan, tempat tinggal mereka dulu. Dan kedua kakak beradik itu bertarung habis-habisan. Namun Arya Dwipangga tidak mampu mengalahkan Arya Kamandanu. Ia akhirnya melarikan diri.
Arya Dwipangga bertemu dengan Mpu Lunggah. Seperti biasa nafsu membunuhnya muncul. Namun dia tidak berdaya melawan Empu Lungga, karena Empu Lunggah menggunakan ilmu Rajut Busana, yaitu sebuah ilmu yang dapat menghilangkan kesaktian seseorang. Arya Dwipangga kehilangan kesaktiannya. Jurus Pedang Kembar dan Kidung Pamungkas tidak berarti lagi.
Tak lama kemudian mata Arya Dwipangga buta. Hal itu disebabkan karena kutukan seorang pertapa yang bernama Resi Wisambudi yang telah dibunuhnya.
 
 
Baris 74 ⟶ 79:
 
: '''[[Mpu Tong Bajil]]'''
 
Mpu Tong Bajil digambarkan sebagai sosok Pendekar Cebol yang berwajah bengis, yang terkenal dengan kekejamannya.<br />
Mpu Tong Bajil berasal dari Padepokan Gunung Tengger, murid dari [[Wong Agung]] ini mempunyai senjata ampuh bernama [[Tongkat Pencabut Roh]], dengan ilmu pukulan andalannya bernama [[Aji Segara Geni]]. Mpu Bajil adalah pemimpin kelompok pendekar yang membantu Pemerintah Kediri. Dalam sebuah pertarungan melawan Arya Kamandanu, Tongkat Pencabut Roh miliknya patah menjadi dua. Mpu Bajil sangat marah. Dia lalu memperdalam Aji Segara Geni di Lereng Tengger. Setelah beberapa bulan lamanya Mpu Bajil berhasil memperdalam Aji Segara Geni. Dia kembali turun Gunung. Kembali Mpu Bajil bertarung melawan Arya Kamandanu. Mereka bertarung di Lembah Kardama. Dalam pertarungan itu Arya Kamandanu kalah dan Pedang Nagapuspa dapat direbut.
 
Dengan Pedang Nagapuspa di tangannya Mpu Bajil menjadi semakin kuat. Dia bersama Dewi Sambi dan kelompok perampoknya membuat kekacauan di mana-mana, bahkan kan dia berani membuat kekacauan di Majapahit. Saat itu Kamandanu sudah menjadi salah satu senopati perang di Majapahit, maka, [[Raden Wijaya|Prabu Kertajasa Jaya Wardana]] mengutus Arya Kamandanu bersama Sakawuni untuk segera menumpas gerombolan penjahat itu. Setelah Kamandanu memperdalam jurus Naga Puspa sampai tingkat akhir dan kemudian tergigit oleh Ular Naga Puspa Kresna, dan dengan bantuan senjata ampuh [[Keris Mpu Gandring]], Arya Kamandanu berhasil merebut kembali Pedang Nagapuspa. Dan Mpu Bajil pun tewas setelah dadanya terhunjam Keris maut tersebut, sedangkan Dewi Sambi diampuni karena sedang mengandung. Kepala Empu Bajil pun dibawa ke Majapahit.
: '''[[Dewi Sambi]]'''
 
Dewi Sambi adalah murid dari [[Dewi Upas]], sosok pendekar wanita yang tangguh dan cukup kejam yang menjadi kekasih daripada Mpu Tong Bajil.<br />
Ia terkenal dengan pukulan beracunnya yang mematikan yaitu Ajian [[Tapak Wisa]]. Dia sangat mencintai Empu Bajil. Dia rela meninggalkan gurunya di Gunung Kawi hanya demi cintanya pada Mpu Bajil. Dari hubungannya dengan Mpu Bajil, Dewi Sambi mengandung dan memiliki seorang bayi laki-laki yang bernama Layang Samba. Namun Layang Samba dipelihara oleh Dewi Upas, guru Dewi Sambi yang memiliki kesaktian luar biasa. Diantaranya dia menguasai ilmu ular. Dewi Upas bisa memanggil ribuan ular dan memerintahkan mereka melakukan sesuatu.
Ia terkenal dengan pukulan beracunnya yang mematikan yaitu Ajian [[Tapak Wisa]].
Dewi Sambi sangat berduka atas kematian Mpu Bajil. Dia berusaha membalaskan dendam kematian Mpu Bajil kepada Arya Kamandanu. Dia mengirimkan jasad Mpu Bajil yang disertai surat palsu yang berisi tantangan Arya Kamandanu ke Padepokan Tengger agar Guru Mpu Bajil yang terkenal sakti Mandraguna yang bernama Wong Agung marah pada Arya Kamandanu. Awalnya Wong Agung tidak terpancing, tapi setelah perguruannya di obrak-abrik dan muridnya banyak yang tewas yang sebenarnya itu dilakukan oleh Dewi Sambi, Wong Agung pun murka, dia mencari Kamandanu dan membuat perhitungan. Kamandanu pun memenangkan pertarungan itu, tapi sayang Mpu Lunggah, Kakak seperguruan Ayahnya yang sekaligus turut membantu dalam menyempurnakan Jurus Naga Puspa kamandanu, tewas terkena pukulan aji Segara Geni milik wong agung saat bermaksud melindungi kamandanu dari pukulan maut tersebut.
Setelah Wong Agung tidak berhasil mengalahkan Arya Kamandanu, Kemudian Dewi Sambi bersekutu dengan Arya Dwipangga alias Pendekar Syair Berdarah. Bersama-sama mereka melawan Arya Kamandanu. Namun lagi-lagi usahanya tidak berhasil, Kamandanu terlalu sakti untuk dikalahkan.
Dewi Sambi bertemu kembali dengan Mei Shin. Saat itu Mei Shin sedang dalam perjalanan ke Majapahit untuk mengobati Sang Prabu Kertarajasa Jayawardana. Dewi Sambi tidak menyangka kalau Mei Shin masih hidup. Dewi Sambi kemudian bertarung melawan Mei Shin. Dia ingin membunuh Mei Shin karena Mei Shin dianggap mempunyai hubungan dengan Arya Kamandanu. Namun Dewi Sambi selalu gagal menyarangkan Pukulan Tapakwisanya ketubuh Mei Shin. Setiap kali Aji Tapakwisa akan mengenai dirinya Mei Shin selalu bisa menghindar. Akhirnya Dewi Sambi menggunakan tipu muslihat. Dia berpura-pura minta maaf pada Mei Shin. Ketika Mei Shin sedang lengah, Dewi Sambi membokongnya. Tapi lagi-lagi Dewi Sambi tidak berhasil. Aji Tapakwisa malah membalik pada dirinya, sehingga Dewi Sambi tewas dengan tubuh terpancang di tonggak kayu. Itu adalah akibat kutukan Resi Wisambudi, seorang pertapa yang dibunuhnya bersama Arya Dwipangga.
 
== Kisah Percintaan ==