Poerbatjaraka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:Poerbatjaraka.jpg|frame|right|Poerbatjaraka|Prof. Dr. R. M. Ng. Poerbatjaraka]]
'''Prof. Dr. Raden Mas Ngabehi (Lesya) Poerbatjaraka''' (lahir di [[Surakarta]], tahun [[1884]] – meninggal di [[Jakarta]], tahun [[1964]] pada umur 79/80 tahun) adalah seorang budayawan, ilmuwan Jawa dan terutama pakar [[sastra Jawa Kuna]].
 
== Pengantar ==
Poerbatjaraka adalah putra seorang [[abdi dalem]] [[keraton]] [[Kasunanan Surakarta]] yang bernama Raden Tumenggung Purbadipura (ejaan modern). Purbadipura adalah abdi dalem kesayangan Sunan/Susuhunan [[Pakubuwana X]],. beliauIa adalah seorang sastrawan dan seringkali menggubah perjalanan-perjalanan Sunan Pakubuwana X dalam bentuk tembang.
 
== Masa Kecil ==
Poerbatjaraka, dengan nama kecil Lesya, juga dididik di lingkungan keraton. Ia bersekolah di [[HIS]] (Hollandsch-Indische School) yang berlangsung selama 7 tahun. Di sini Lesya belajar bahasa Melayu, bahasa Belanda dan pengetahuan dasar lainnya. Berkat pengetahuannya akan bahasa Belanda, Lesya bisa bercakap-cakap dengan tentara Belanda yang berada di Solo. Para serdadu Belanda ini kelihatannya senang bercakap-cakap dengan anak yang pandai ini.
 
Lesya gemar membaca. Pada usia muda ia sudah belajar membaca kitab-kitab klasik Jawa, beberapa di antaranya dalam bentuk naskah [[manuskrip]] yang bisa ia temukan dalam [[perpustakaan]] ayahnya. Perkenalan pertamanya dengan sastra Jawa Kuna terjadi ketika ia menemukan buku karangan ahli [[Indologi]] termasyhur, Prof. Dr. [[Johan Hendrik Caspar Kern|Hendrik Kern]].
 
Buku ini sebenarnya hadiah seorang pejabat Belanda kepada Sunan Pakubuwana X. Tetapi, beliauia kurang mengerti isi buku ini sehingga memberikannya kepada Purbadipura, mungkin maksudnya untuk menjelaskannya. Lalu buku ini dibaca oleh Lesya dan ia menjadi sangat tertarik.
 
Para abdi dalem keraton yang gemar akan sastra Jawa kala itu suka mengadakan pertemuan-pertemuan diskusi di mana mereka membicarakan sastra Jawa dan terutama beberapa bagian syair dan karya sastra lainnya yang sulit. Lesya yang masih muda suka mengikuti pertemuan ini. Karena ia merasa sudah banyak berpengetahuan kala itu berkat buku-buku Belanda, pernah suatu ketika menantang seorang abdi dalem senior. Hal ini ternyata berbuntut panjang dan Lesya merasa tidak betah lagi dalam suasana ini.
Baris 19:
Pada masa ini Lesya mendapatkan nama Poerbatjaraka. Nama ini terdiri dari kata ''purba'' seperti nama ayahnya dan kata ''caraka'', dari aksara [[Hanacaraka]] yang juga memiliki arti [[duta]] atau utusan. Gelar kebangsawanan [[Raden Ngabehi]], yang lebih rendah dari gelar [[Raden Tumenggung]] milik ayahnya, juga diberikan pada kala ini. Sedangkan gelar terhormat [[Raden Mas]], diperolehnya jauh di kemudian hari ketika menikah dengan seorang wanita bangsawan (yang bergelar [[Raden Ayu]]).
 
Di [[museum]], Poerbatjaraka dianggap pandai dan sering dimintai tolong oleh para pakar. Di sini ia juga melanjutkan pelajarannya akan [[sastra Jawa Kuna]] dan juga mulai mempelajari bahasa [[SansekertaBahasa Sanskerta]].
 
== Di Belanda ==
Baris 38:
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.kitlv-journals.nl//input/pdf/art_BKI_774.pdf In memoriam professor Poerbatjaraka] (<small>berkas .pdf</small>)
 
{{lifetime|1884|1964|}}