Kabupaten Pinrang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 180.251.159.43 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Wagino 20100516
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 34:
Versi yang pertama menyebut bahwa Pinrang berasal dari [[bahasa Bugis]] yaitu kata "''benrang''" yang berarti "air genangan" bisa juga berarti "rawa-rawa". Hal ini disebabkan oleh karena pada awal pembukaan daerah Pinrang yang tepatnya saat ini di pusat kota kabupaten Pinrang masih berupa daerah rendah yang sering tergenang dan berawa.
 
Versi kedua menyebutkan bahwa hal ini disebabkan oleh karena suatu ketika Raja Sawitto yang bernama '''La PaleteangDorommeng La Paleteange''', bebas dari pengasingan dari kerajaan Gowa berkat bantuan ''ToBaso baraniPanca pole'Arung Kassa''Enrekang dan dibantu Para Pasukan Pemberaninya dari Kampung Kaluppini Enrekang. Kedatangan tersebut disambut gembira oleh rakyatnya, namun mereka terheran-heran karena wajah sang raja berubah dan mereka berkata "''Pinra bawangngi tappana puatta pole Gowa"'', yang artinya berubah saja mukanya Tuan Kita dari Gowa. Maka setelah itu rakyat mulai menyebut daerah tersebut sebagai ''Pinra'' yang artinya berubah, dikemudian hari masyarakat setempat mengubah penyebutan tersebut menjadi Pinrang.
 
Tersebutlah suatu peristiwa di Sawitto pada waktu pemerintahan La Paleteang Raja IV, di Kerajaan Sawitto, Sulawesi. Pada waktu itu terjadi peperangan antara Sawitto dan Gowa. Perang ini terjadi karena Gowa sebagai kerajaan besar, berusaha untuk menguasai Sawitto yang kondisi dan potensinya menjanjikan setumpuk harapan. Berbagai upaya yang telah digunakan Gowa untuk menguasai Sawitto melalui agresi dan terjadilah perang antara Sawitto dan Gowa sekitar tahun 1540.
 
Prajurit-prajurit Sawitto dengan gigih mengadakan perlawanan abdi kerajaan mati-matian mempertahankan dan membela bumi ini berkesudahaan dengan kekalahan dipihak Sawitto sehingga raja La Paleteang dan isterinya dibawa ke Gowa sebagai tanda kemenangan Gowa atas Sawitto. Awan meliputi kesedihan rakyat atas kepergian sang raja yang arif dan bijaksana. Berbagai dilakukan membebaskan sang raja bersama permaisuri kerajaan Sawitto. Akhirnya dalam suatu musyawarah kerajaan terpilih dua Tobarani, yaitu Tolengo dan To Kipa untuk mengemban tugas membebaskan sang raja beserta permaisurinya. Kemudian berangkatlah kedua bersaudara tersebut ke Gowa yang berhasil membawa pulang raja La Paleteang beserta permaisurnya. Kedatangan raja bersama permaisuri disambut dengan luapan kegembiraan dan di elu-elukan sepanjang jalan menuju istana. Dibalik kegembiraan itu, mereka terharu melihat kondisi sang raja yang mengalami banyak perubahan seraya mengatakaan "PINRA KANA NI TAPPA NA DATUE POLE RI GOWA", yang artinya wajah raja mengalami perubahan sekembali dari Gowa. Kata-kata inilah senantiasa terlontar dari orang-orang yang menyertai sang raja. Ketika raja beristrahat sejenak sebelum tiba di istana bertitahlah sang raja kepada pengantarnya untuk menyebut tempat tersebut dengan nama PINRA.
 
Sumber lain ini mengatakan pemukiman kota Pinrang yang dahulunya rawa-rawa yang selalu tergenang air membuat masyarakat senantiasa berpindah-pindah mencari wilayah pemukiman yang bebas genangan air, berpindah-pindah atau berubah-ubah pemukiman dalam bahasa Bugis disebut "PINRA-PINRA ONROANG". Setelah masyarakat menemukan tempat pemukiman yang baik, maka tempat tersebut diberi nama: PINRA-PINRA.
Baris 45 ⟶ 41:
 
=== Masa penjajahan ===
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een goeroevrouw en twee vrouwen van adel te Bassean TMnr 10005905.jpg|thumb|300px|Seorang guru dan dua gadis ningrat dari BasseanBasseang, kecamatan [[Lembang, Pinrang]] (tahun 1935)]]
Cikal bakal Kabupaten Pinrang berasal dari ''Onder Afdeling'' Pinrang yang berada di bawah ''afdeling'' Pare-Pare, yang merupakan gabungan empat kerajaan yang kemudian menjadi ''self bestuur'' atau swapraja, yaitu KASSA, BATULAPPA, SAWITTO dan SUPPA yang sebelumnya adalah anggota konfederasi kerajaan'' Massenrengpulu'' (Kassa dan Batulappa) dan ''Ajatappareng'' (Suppa dan Sawitto). Hal ini merupakan bagian dari adu domba kolonial untuk memecah persatuan di Sulawesi Selatan. Pemilihan nama Pinrang sebagai nama wilayah dikarenakan daerah Pinrang merupakan tempat berkumpulnya keempat raja tadi dan sekaligus tempat berdirinya ''kantoor onder afdelingeen'' (kantor residen). Selanjutnya ''Onder Afdeling'' Pinrang pada zaman pendudukan Jepang menjadi Bunken Kanrikan Pinrang dan pada zaman kemerdekaan akhirnya menjadi Kabupaten Pinrang.
 
Baris 51 ⟶ 47:
 
=== Masa kemerdekaan ===
Dengan ditetapkannya PP Nomor 34/1952 tentang perubahan daerah Sulawesi Selatan, pembagian wilayahnya menjadi daerah swatantra. Pertimbangan diundangkannya PP tersebut adalah untuk memenuhi keinginan rakyat dan untuk memperbaiki susunan dan penyelenggaraan pemerintahan. Daerah swantantra yang dibentuk adalah sama dengan wilayah ''afdeling'' yang ditetapkan dalam keputusan Gubernur Timur besar (''GROTE GOSTE'') tanggal 24 juni 1940 nomor 21, kemudian diubah oleh Keputusan Gubernur Sulawesi nomor 618/1951. Perubahan adalah kata ''afdeling'' menjadi daerah swatantra dan ''Onder Afdeling'' menjadi kewedaan. Dengan perubahan tersebut maka ''Onder Afdeling'' Pinrang berubah menjadi kewedanaan Pinrang yang membawahi empat swapraja dan beberapa distrik. Dengan status demikian inilah pemerintahan senantiasa mengalami pasang surut di tengah-tengah pasang surutnya keadaan pemerintahan. Upaya memperbaiki struktur dan penyelenggaraan pemerintahan di satu sisi, di samping memenuhi kebahagiaan dan keinginan rakyat. Maka, pada tahun 1959 keluarlah undang-undang nomor 29/1959 yang berlaku pada tanggal [[4 Juli]] [[1959]] tentang pembentukan daerah-daerah tingkat II di Sulawesi yang praktis, termasuk membentuk Daerah Tingkat II Pinrang. Namun hal ini belum dapat dijadikan sebagai patokan lahirnya Kabupaten Daerah Tingkat II Pinrang, berhubung unsur pemerintahannya yang merupakan organ atau bagian yang belum ada.
 
Pada tanggal [[28 Januari]] [[1960]], keluar surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: UP-7/3/5-392 yang menunjuk H.A. MAKKOELAOE menjadi Kepala Daerah Tingkat II Pinrang, karena pada saat itu unsur atau organ sebagai perangkat daerah otonomi telah terpenuhi. Hal ini kemudian dikaji melalui suatu simposium yang dilakukan oleh kelompok pemuda, khususnya KPMP Kabupaten Pinrang dan diteruskan kepada DPRD untuk dituangkan ke dalam suatu PERDA tersendiri.
==Bupati Pinrang ==
 
berikut daftar tokoh yang pernah menduduki jabatan sebagai Bupati Pinrang:
I H.A. MAKKOELAOE 19-2-1960 s/d 11- 5-1964
II H.A. GAZALING 11-5-1964 s/d 15- 7-1965
III H.A. DEWANG 15-7-1965 s/d 24-12-1968
IV Drs. H.M. DAUD NOMPO 4-12-1968 s/d 20- 8-1969
V H.A. PATONANGI 20-8-1969 s/d 28- 8-1980
VI RAFIUDDIN HAMMARUNG,SH. 05-9-1980 s/d 05- 8-1981
VII Drs. NATSIR ISA 05-8-1981 s/d 21-12-1982
VIII H. MUSA GANI 21-12-1982 s/d 17-9-1986
IX H.ZAINAL BASRI PALAGUNA 23-9-1986 s/d 22-11-1986
X U.S. ANWAR 22-11-1986 s/d 22-11-1991
XI H.A. FIRDAUS AMIRULLAH 22-11-1991 s/d 1998
XII Drs. H.A. MASNAWI A.S. 1998 s/d 1999
XIII Drs. H.A. Nawir, MP 1999-2009 (dua periode)
XIV H.A. Aslam Patonangi,SH,M.Si 2009-Hingga Sekarang
== Referensi ==
{{reflist}}