Himpunan Mahasiswa Islam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 99:
== Keadaan HMI Saat Ini ==
 
Banyak alumni HMI yang tidak mengizinkan sanak familinya untuk masuk ke dalam HMI. Hal ini disebabkan karena para Alumni mengetahui kebobrokan dan kemunafikkan kader HMI saat ini. HMI sudah menggali kuburannya sendiri sejak 1986, sehingga HMI yang ada saat ini adalah mayat hidup (pocong) yang bergerak sebagai boneka yang diatur oleh penguasa. Pasal 6 Sifat HMI bersifat independen Konstitusi ini sudah tidak berlaku saat ini karena HMI sekarang adalah HMI mayat hidup yang hanya diatur oleh penguasa (pemerintah) dan beberapa kepentingan partai politik. Saat ini, HMI tidak memiliki tiang penegak dalam tubuhnya sehingga banyak tangan yang memanfaatkan hal tersebut. Salah satu usaha HMi yang tertuang dalam konstitusi adalah membina pribadi 'mahasiswa muslim' untuk mencapai 'akhlakul karimah'. Tidak ada implementasi dalam penerapan usaha ini, banyak anggota muda HMI yang mengaku sebagai HMI tetapi perilaku hewan dan tidak bermoral. Banyak anggota biasa HMI yang mengaku HMI tetapi keserakahan terhadap komisariat dan kekuasaan tinggi. Baru sampai jenjang komisariat saja sudah tidak memiliki akhlakul karimah apalagi masuk kedalam pemerintahan, hasilnya-HANCUR INDONESIA-. Sudah terbukti hingga saat ini semua kader HMi telah hancur dan ini semua berkat kepiawaian kader sebelumnya. Hal terbesar yang terjadi saat ini adalah mahasiswa ditidurkan pada kesibukkan hedonis kampus oleh para petinggi reformasi 1999 yang tidak mau terancam kedudukan dan jabatannya jika mahasiswa bangkit dan bergerak maju. Semua ini merupakan sebuah realita yang ada dan bukan sebuah pengorekan HMI. Jadikanlah ini sebagai sebuah introspeksi bagi petinggi HMI dan kader yang mulai berjuang. '''Bangkit HMI ! Jaya HMI! Yakin Usaha Sampai!'''
Kini anggota HMI memiliki latar belakang beragam dan juga tujuan yang beragam juga. pragmatisme yang muncul dalam kultur HMI dan value dari HMI itu sendiri justru membunuh organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia ini. Anis Baswedan, salah satu tokoh HMI pernah menyerukan, bahwa HMI adalah supplier pemimpin Indonesia terkuat dan tersolid. Namun realitas justru "jauh panggang dari api". Popularitas HMI justru membuat para kader terbuai sehingga masuk kedalam nilai organisasi yang lemah tanpa ada langkah konkrit perbaikan. HMI kini membutuhkan sosok pengubah organisasi yang menjadi supremasi visi dan misi HMI benar-benar ditegakkan dengan berlandaskan pancasila dan UUD'45.
Hingga kini, HMI tak ayal bagaikan organisasi bagi para mahasiswa pencari popularitas, jaringan dan bahkan materi dan menghisap sari-sari HMI hingga tak tersisa. Pemilihan Ketua Umum sampai Ketua Komisariat tak ayal hanyalah panggung politis yang penuh nuansa kepentingan tanpa melihat nilai dan budaya organisasi jauh ke belakang. Celakanya para alumni HMI yang kini banyak berkiprah di dunia politik dan pemerintahan justru tidak mengambil alih kekacauan yang sedang terjadi.
 
= Pimpinan =