Teuku Nyak Arif: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Minopueblo (bicara | kontrib) |
Minopueblo (bicara | kontrib) |
||
Baris 67:
==Masa Pendudukan Jepang==
Diakhir kekuasaan pemerintahan [[Hindia-Belanda|Hindia Belanda]] di Aceh (awal tahun 1942),
Gosenson memerintahkan [[KNIL]]/[[Marsose]] untuk menyerang T.
▲Gosenson memerintahkan [[KNIL]]/[[Marsose]] untuk menyerang T. Yak Arif, namun dapat dipukul mundur, walau dua kali berturut-turut kediaman Beliau di Lamnyong (Darussalam) diserang dengan kekerasan. Peristiwa tersebut sekaligus menandai dimulainya penarik diri Belanda dari Aceh Besar.
[[Jepang]] mendarat di Aceh pada tanggal 12 Maret 1942 di Ujong Batee, Teluk Balohan [[Pulau Weh]] dan Kuala Bugak [[Peureulak]] [[Aceh Timur]], disambut oleh rakyat dengan semangat persaudaraan
sesuai dengan [[propaganda]] Jepang bahwa mereka datang ke Indonesia untuk membebaskan saudaranya-saudaranya dari cengkraman penjajahan Belanda.▼
▲Jepang bahwa mereka datang ke Indonesia untuk membebaskan saudaranya-saudaranya
juru selamat telah tiba. Namun tidak lama kemudian tindakan-tindakan berupa tekanan terhadap organisasi dan partai-partai politik mulai
dilakukan. Akibatnya
organisasi seperti [[Muhammadiyah]], PUSA, [[Parindra]] mengalami kemunduran bahkan
[[Taman Siswa]] dibubarkan oleh [[Gunseibu]], hal ini mengurangi simpati rakyat terhadap
Baris 88 ⟶ 84:
ekonomi sosial mereka sangat menyedihkan.
Kemerosotan yang dialami oleh tentara Jepang dalam [[Perang Pasifik|perang Asia Timur Raya]],
mendorong
penasehat Daerah Aceh) pada tanggal 17 November 1943
dari berbagai kelompok elit di Aceh. Setahun kemudian keanggotaan Shu Sangi Kai
diperluas oleh Shu Tjokan (Residen Aceh) S. Iinoo.
▲dan berbagai macam kelompok di Aceh kedalam lembaga tersebut.
Sejalan dengan politik ingin mendekati rakyat dari berbagai golongan, maka pada
bulan Juli 1945 para pembesar Jepang menghubungi tokoh-tokoh pemuda yang ada di
Kutaraja. Dalam pertemuan itu pihak Jepang kembali menegaskan bahwa [[Dai Nippon]]
pasti akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Oleh karena itu mereka
yang kuat di Aceh.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 yang bertempat di
diadakan rapat pemuda yang dihadiri juga oleh unsur masyarakat. Suatu hal yang
mengejutkan para pemuda, Syu Tjokan tidak hadir. Tidak diketahuinya Jepang telah menyerah kalah ditandai dengan tidak hadirnya Syu Tjokan pada rapat tersebut. Satu-satunya yang hadir dari
pihak Jepang adalah Matsyubushi yang mengucapkan pidato singkat tanpa bersemangat.
Sedangkan di pihak pemuda telah menyampaikan pidatonya dengan membakar
semangat rakyat, tidak saja dari unsur pemuda seperti Ali Hasjmy, Tuanku Hasyim, tetapi
Nyak Arief dan [[Teungku Muhammad Daud Beureueh]].
Baris 117 ⟶ 111:
sekutu telah memberikan arti yang penting bagi para pemuda terutama yang berada di
Kutaradja dan Aceh Besar. Mereka telah mendengar langsung pengarahan-pengarahan
yang diberikan oleh para pemimpin mereka waktu itu.
satu barisan yang diberi nama Ikatan Pemuda Indonesia. <ref>{{cite web
|title=http://meukeutop.blogspot.com/2011/05/teuku-nyak-arief.html
|