Ar-Rahman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HerculeBot (bicara | kontrib)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diatas +di atas)
Baris 10:
Ar Rahmaan dan [[Ar Rahim]] mempunyai banyak penafsiran sehingga tidak sedikit pula yang mengalami kebingungan yang manakah yang benar dan manakah yang paling tepat.
 
Tidak jarang akhirnya berpendapat semua pendapat adalah benar, atau berpendapat yang paling benar hanyalah [[Allah]] semata atau dengan istilah ''Wallohu 'alam''. Apabila sudah demikian maka akan menjadi mandek dan orang kadang menjadi cenderung tidak perduli yang penting hanya [[Allah]] yang paling tahu. Pemahaman kita jadi tidak berkembang. Kita akhirnya menjadi berhenti mencari tahu hakekat sebenarnya dan tetap dalam ketidaktahuan bahkan tetap dalam kebimbangan, makna yang manakah yang sesuai dengan yang diajarkan [[Allah]] melalui lisan [[Rasul]]-Nya. Yang lebih menakutkan adalah disaat kita tidak tidak tahu dan dalam keadaan bimbang tentu saja setan dan iblis akan merasa senang karena akan mendapatkan mangsa baru. Ketidak tahuan dan kebimbangan hati kita dalam memahami Asma Ar Rahmaan dan [[Ar Rahiim]] dapat diatasidi atasi dengan cara mempelajari secara langsung dan memahaminya dengan benar sesuai dengan [[Al Qur'an]] dan [[Sunnah]] [[Rasulullah]] saw.
 
Dalam [[Al qur'an]] dieprintahkan untuk bertanya kepada [[Ahli Dzikri]] atau [[ulama]]. Berarti ada perbedaan yang mengetahui dan memahami secara teori saja dengan yang mengetahui dan memahai secara ahli [[dzikir]] langsung dengan mengamalkannya.
Baris 29:
Pertama harus dipahami apabila Maha Pengasih maka maknanya ialah segala sesuatunya diberi atau dikasih oleh [[Allah]]. Sesuatu yang sudah diberikan akan menjadi milik si penerima. Sebagai contoh bila A memberikan Kue kepada B, maka kue tersebut menjadi milik B. Terserah pada B apakah kue itu hendak dimakan, B mempunyai kebebasan atas kue tersebut (karena kue tersebut sudah menjadi miliknya). A tidak dapat turut campur lagi atas kepemilikan kue tersebut dan tidak berhak mengambil kembali apalagi dilakukan secara paksa.
 
Ilustrasi diatasdi atas apabila diterapkan pada kenyataan dalam kehidupan kita bahwa dikatakan [[Allah]] memberi nyawa sehingga manusia dapat hidup dengan adanya nyawa tersebut, semestinya [[Allah]] tidak perlu perduli akan dipergunakan apakah nyawa itu oleh manusia, akan tetapi dalam kenyataanya manusia diatur bagaimanakan cara menggunakan nyawa itu.
 
Kedua apabila manusia dikasih nyawa berarti nyawa menjadi milik manusia, lalu mengapakah nyawa tersebut diambil kembali olehNya dan harus dikembalikan kepadaNya? Kenapakah bila nyawa itu diambil tidak meminta izin dulu dahulu kepada manusia selaku 'pemilik nyawa' (karena telah telah dikasih nyawa oleh [[Allah]], katanya telah di kasih kok di ambil kembali tanpa peringatan dan kenapa pula manusia harus mempertanggung jawabkannya diakhirat kelak? Jadi bila Ar Rahmaan diterjemahkan Maha Pengasih menjadi kurang tepat karena ada sekit kerancuan, apakah dibenarkan bila pada [[Allah]] ada kerancuan?
Baris 64:
# Hikmah dan pelajaran bagi [[ulil albab]] dalam Al Qur'an sangat banyak semakin ditafakuri dan semakin di-imani semakin banyak pula penjelasan yang didapat apalagi apabila di akhir diayat tersebut sebutkan komposisi asma Alloh yang tertentu maka akan memiliki hikmah, makna dan penjelasan bagi [[ulil albab]] atau bagi kaum yang mau bertafakkur.
 
Pemahaman asma atau asma ''Ar Rahmaan'' ini didapatkan dari hal tersebut diatasdi atas, sehingga dalam pembahasan ini Insya Allah akan disebutkan semua ayat ayat Al Qur'an yang mengandung asma ''Ar Rahmaan'' Ar Rahim''
 
== Pemahaman atas asma '''Ar Rahmaan''' ==
Baris 73:
# Islam
Dalam pemaknaan ''Ar Rahmaan'' adalah sebuah nama/asma kepada Dzat yang memiliki nikmat panjang atau nikmat besar. Sementara nikmat besar atau nikmat pajang adalah siapa saja yang diterapan ilmu dan akal dipergunakan untuk mengamalkan iman dan islam maka termasuk nikmat panjang atau nikmat besar langgeng/ abadi dari dunia hingga [[akhirat]]
Dengan menggunakan 4 unsur diatasdi atas diketahui pula bahwa ''Ar Rahiim'' adalah sebuah nama/asma kepada Dzat yang memiliki nikmat pendek atau nikmat kecil yang hanya sebatas kehidupan di dunia saja. Ciri nikmat kecil atau nikmat pendek adalah siapa saja yang diterapan ilmu dan akal akan tetapi ilmu dan akalnya tidak dipergunakan untuk mengamalkan iman dan islam, jadi kesenangannya hanya sebatas di dunia saja.
 
Dengan pemaknaan ''Ar Rahmaan'' dan ''Ar Rahiim'' seperti diatasdi atas maka sangat jelaslah kontras mana-mana yang mendapatkan nikmat panjang/ besar dan mana-mana yang mendapatkan nikmat kecil. Oleh karena itu dalam ''Bismillaahir rohmaanir rohiim'' benar bila dikatakan merupakan inti dari Al-Quran, sebab seharusnya hanya dengan Bismillaahir rohmaanir rohiim dapat menjelaskan secara global dan jelas dari kehidupan dunia hingga akhirat.
 
Ar Rahman ini memegang peranan yang sangat besar dalam usaha manusia mencapai [[ma'rifat]] yang sebenarnya kepada [[Allah SWT]], oleh karenanya disarankan seorang [[muslim]] yang ingin menyempurnakan [[iman]] dan [[islam]]nya sebaiknya memahami dengan mendalami serta mengamalkan apa-apa yang dimaksud dalam [[Asma'ul Husna]] ini.
Baris 83:
 
Bukti yang memperkuat bahwa Ar Rahmaan ini berbeda apabila di bandingkan [[Ar Rahiim]] adalah :
# QS Ar Rahmaan : 1 dan 2 ; Ar Rahmaan; yang mengajarkan (yang mengilmukan) [[Al Qur'an]]. Dari arti diatasdi atas sangatlah jelas bahwa Ar Rahmaan yang mengilmukan atau mengajarkan [[Al Qur'an]] sementara kita mengetahui bahwa [[Al Qur'an]] meliputi seluruh aspek dari [[dunia]] hingga [[akhirat]] jadi dapat disimpulkan bahwa Ar Rahmaan itu adalah pemilik nikmat besar dan panjang dari [[dunia]] hingga [[akhirat]]. Sangat jelas disini tidak di sebutkan [[Ar Rahiim]] karena Ar Rohiim adalah Dzat Allah yang mutlak memiliki nikmat pendek hanya sebatas di dunia saja. Oleh karena itu dalam menerangkan akherat atau keabadian serta tentang ibadah yang dipergunakan adalah asma Ar Rahmaan bukannya [[Ar Rahiim]]. [[Al qur'an]] penuh muzizat dalam menerangkan dirinya sendiri, lalu mengapakah kita tidak bisa mengambil hikmah darinya?
# Asma atau nama Ar Rahmaan ini juga ditekankan secara khusus di dalam [[Al Qur'an]] surat [[Al Israa]] surat ke 17 ayat 110, ditekankan nama Ar Rahmaan adalah termasuk [[Asma'ul Husna]] yang disarankan secara khusus untuk diseru, mempergunakannya, mempelajari dan mengamalkannya.
# Asma Ar Rahmaan ini dipergunakan oleh Allah swt dengan dipergunakannya sebagai nama surat di [[Al Qur'an]] yang ke 55, sementara Ar Rahiim tidak dipergunakan sebagai nama surat dalam [[Al Qur'an]]. Terlihat bahwa ini merupakan suatu ke khususan asma Ar Rahmaan dibandingkan Ar Rahiim. Pasti ada hikmah yang sangat mendalam mengapakah [[Ar Rahmaan]] dipergunakan sebagai nama surat sementara [[Ar Rahiim]] tidak.