Sarnath: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 180.243.183.143 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh ZéroBot
Baris 55:
 
 
Setelah mencapai Pencerahan, [[Buddha|Buddha,]] meninggalkan [[Uruvela|Uruvela,]] dan pergi menuju Isipatana untuk menemui para pertapa Pañcavaggiya dan mengajar mereka. Ia pergi menemui mereka karena, dengan menggunakan kekuatan spiritualNya, Ia telah melihat bahwa kelima mantan sahabatnya akan mampu memahami Dharma dengan cepat. Dalam perjalanan menuju Sarnath, Buddha Gautama harus menyeberangi Sungai Gangga. Tidak punya uang untuk membayar tukang perahu, Ia menyeberangi [[Gangga|Sungai Gangga]] melalui udara (terbang). Ketika Raja [[Bimbisara]] mendengar hal ini, ia menghapuskan biaya perjalanan bagi para [[pertapa]]. Ketika Buddha Gautama menemukan lima mantan sahabatnya, Ia mengajar mereka, mereka mengerti dan sebagai akibatnya mereka juga menjadi Yang Tercerahkan. Pada saat itu [[Sangha|Sangha,]] komunitas yang Tercerahkan, didirikan. Khotbah yang diberikan Buddha kepada lima pertapapertama tersebut merupakan khotbah pertama, yang disebut [[Dhammacakkappavattana Sutta|Dhammacakkappavattana Sutta.]] Khotbah itu diberikan pada hari bulan purnama di bulan [[AsadhaAsalha|AsadhaAsalha.]] <ref> Vin.i.10f.; Pada kesempatan ini dari 80 koti dewa Brahma dan tak terhitung mencapai pemahaman kebenaran (Mil.30); (130 koti kata Mil.350). The Lal. (528) memberikan rincian tentang tahap-tahap perjalanan ini</ref> Buddha kemudian juga menghabiskan [[vassa|musim hujan]] pertamaNya di Sarnath <ref> Bua., P.3</ref> di ''[[Mulagandhakuti|Mulagandhakuti.]]'' Sangha telah berjumlah 60 bhiksu (setelah [[Yasa]] dan teman-temannya telah menjadi bhiksu), Buddha mengutus mereka menuju segala penjuru dunia untuk bepergian sendiri dan mengajarkan Dharma. Hal ini menandakan misionaris pertama di dunia telah dimulai.Keenam puluh bhiksu tersebut adalah [[Arahat]].
 
 
Beberapa kejadian lain yang berhubungan dengan Buddha, selain khotbah pertama, dikisahkan juga terjadi di Isipatana. Pada suatu hari saat fajar [[Yasa]] datang kepada Sang Buddha dan menjadi seorang [[Arahat|Arahat.]] <ref> Vin.i.15f</ref> Juga di Isipatana, aturan yang melarang penggunaan sandal yang terbuat dari daun talipot ditetapkan. <ref> Vin.i.189</ref> Pada kesempatan lain, ketika Sang Buddha tinggal di Isipatana, setelah datang dari [[Rajgir|Rajagaha,]] Beliau melembagakan aturan-aturan yang melarang penggunaan beberapa jenis daging, termasuk daging manusia. <ref> Vin.i.216ff.; Aturan mengenai daging manusia itu diperlukan karena Suppiyā membuat kaldu dari daging sendiri untuk sakit biarawan</ref> Dua kali, pada saat Buddha berada Buddha di Isipatana, [[Mara (setan)|Mara]] mengunjungiNya tetapi harus pergi dengan perasaan malu. <ref> Si105f</ref>
 
 
Baris 78:
 
Menurut Udapāna Jataka (J.ii.354ff) di dekat Isipatana juga terdapat sebuah mata air yang sangat kuno, yang pada masa kehidupan Buddha, digunakan oleh para bhiksu yang tinggal di sana.
 
 
 
=== Isipatana setelah Buddha ===