Abdullah Ahmad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Abdullah Ahmad''' ({{lahirmati|[[Padang Panjang]], |||1878 - |[[Padang]], |||1933)}} adalah seorang [[ulama]] reformis yang turut membidani lahirnya perguruan [[Sumatera Thawalib]] di [[Sumatera Barat]]. Ia merupakan anak dari Haji Ahmad, ulama [[Minangkabau]] yang juga seorang [[Pedagang Minangkabau|pedagang]], dan seorang ibu yang berasal dari [[Bengkulu]].
 
== Kehidupan ==
Abdullah menyelesaikan pendidikan dasarnya pada sebuah sekolah pemerintah dan sedari kecil memperoleh pendidikan [[agama]] dari ayahnya. Pada tahun 1895, Abdullah Ahmad pergi ke [[Mekkah]] dan kembali ke [[Indonesia]] pada tahun 1899. Sekembalinya dari Mekkah, ia segera mengajar di Padang Panjang sembari memberantas bid’ah[[bid'ah]] dan [[tarekat]]. Ia tertarik pula untuk menyebarkan pemikiran pembaruan melalui publikasi dengan menjadi agen dari berbagai majalah pembaruan, seperti Al-Imam di [[Singapura]] dan Al-Ittihad dari [[Kairo]].
 
Pada tahun 1906, Abdullah Ahmad pindah ke [[Padang]] untuk menjadi [[guru]], menggantikan pamannya yang meninggal dunia. Di Padang, ia mengadakan tabligh dan pertemuan tentang masalah agama dan mendirikan jamaah Adabiyah beberapa tahun kemudian. Di samping itu ia memberikan pengajian pada orang dewasa. Pengajiannya dilakukan dua kali seminggu secara bergantian dari rumah ke rumah.
 
Tidak diperolehnya pendidikan yang sistematis oleh semua anak-anak pedagang di Padang, menginspirasi Abdullah Ahmad membuka sekolah [[Adabiyah]] pada tahun 1909. Abdullah Ahmad sangat aktif menulis, bahkan ia menjadi ketua persatuan wartawan di Padang pada tahun 1914. Ia mempunyai hubungan yang erat dengan pelajar-pelajar sekolah menengah di Padang dan [[Stovia|sekolah dokter]] di [[Jakarta]], serta memberikan bantuan dalam kegiatan [[Jong Sumatranen Bond]]. Pengetahuannya tentang agama sangat mendalam dan diakui oleh ulama-ulama [[Timur Tengah]] pada konferensi khilafat di Kairo tahun 1926. Pengakuan itu dibuktikan dengan pemberian gelar kehormatan dalam bidang agama sebagai doktor fid-din.