Teknik lingkungan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Maskedkamen (bicara | kontrib)
Maskedkamen (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 24:
[[Image:Wonga wetlands sewage plant.jpg|thumb|220px|left|[[Sewage treatment]] plant, [[Australia]].]]
Ada banyak teknologi untuk merawat air limbah. Sebuah kereta pengolahan air limbah dapat terdiri dari sistem clarifier primer untuk menghilangkan bahan padat dan mengambang, sistem perawatan sekunder yang terdiri dari baskom aerasi diikuti oleh flokulasi dan sedimentasi atau sistem lumpur aktif dan clarifier sekunder, sistem nitrogen tersier penghapusan biologis, dan proses desinfeksi akhir. Basin aerasi/ sistem lumpur aktif menghilangkan bahan organik oleh bakteri yang tumbuh (lumpur aktif). Para clarifier sekunder menghilangkan lumpur aktif dari air. Sistem tersier, meskipun tidak selalu dimasukkan karena biaya, menjadi lebih umum untuk menghilangkan nitrogen dan fosfor dan untuk mensterilkan air sebelum dibuang ke aliran air permukaan atau pembuangan laut<ref>{{cite book|author= Sims, J.|title= Activated sludge, Environmental Encyclopedia |publisher=Detroit|year=2003}}</ref>.
 
 
 
===Manajemen kualitas udara===
Baris 33 ⟶ 35:
== Teknik lingkungan di Indonesia ==
[[Jurusan]] Teknik Lingkungan di [[Indonesia]] pertama kali muncul pada tahun [[1983]]. Adalah Ir. KRT Tjokrokusumo (Alm.) yang berinisiatif untuk mendirikan perguruan Teknik Lingkungan pertama kali di Indonesia pada tanggal 5 Juni 1983 melalui Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Yogyakarta.
 
Saat ini ada beberapa perguruan tinggi negeri di [[Indonesia]] yang mempunyai program studi di bidang ini, antara lain: [[Universitas Indonesia]], [[Institut Teknologi Bandung]], [[Institut Teknologi Sepuluh Nopember]], [[Universitas Diponegoro]], [[Universitas Mulawarman]] , UNMUL Samarinda dan [[Universitas Andalas]].<ref name="Teknik Lingkungan">[http://bimastyajisurya.blogspot.com]http://bimastyajisurya.blogspot.com</ref>
 
Sedangkan perguruan tinggi swasta di Indonesia yang mempunyai program studi di bidang ini, adalah:
 
1. [[Universitas Islam Indonesia]] atau lebih dikenal dengan singkatan UII, sebuah kampus dengan jurusan teknik lingkungan dengan masa tunggu (mendapatkan peluang kerja)paling singkat, berdasarkan survei 9 Tahun terakhir yaitu berkisar 4 bulan dengan kerjasama denganberbagaidengan berbagai universitas luar negeri, seperti hokaidoHokkaido jepangJepang, karlsureKarlsure jermanJerman dan masih banyak lagi;
2. [[Universitas Islam Sultan Agung / UNISSULA]], sebuah universitas yang terletak di kota Semarang;
 
3. [[Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan 'Yayasan Lingkungan Hidup' Yogyakarta(STTL YLH)]];
 
4. [[Universitas Winaya Mukti[]](dulu ATPU/STTPU]) memiliki jenjang Program D3 dan S1 merupakan perguruan tinggi swasta pertama di Bandung yang memiliki program Teknik Lingkungan];
 
5. ITENAS ( Institut Teknologi Nasional Bandung);
 
6. ITA [(Institut Teknologi Adityawarman) ]sekarang [[Universitas Kebangsaan]];
 
7. [[Universitas Pasundan ]];
 
8. [[Universitas Trisakti]];
Baris 54 ⟶ 58:
9. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta;
 
10. Universitas Batanghari JAMBI.<ref name="Teknik Lingkungan"/>
 
Teknik Lingkungan sebenarnya relatif baru di bidang keprofesian, namun dengan sejarah terbentuknya yang cukup panjang. Gelar, atau titel "Insinyur Lingkungan" atau "Sarjana Teknik Lingkungan" sebenarnya tidak pernah ada hingga tahun 1960 di US, ketika saat itu beberapa program akademik di bidang teknik (engineering) dan kesehatan masyarakat (public health) mencoba untuk berekspansi ruang lingkup studi mereka, dengan tujuan mendapatkan titel yang lebih spesifik menyesuaikan dengan program studi, pelajaran dan material yang ada. Diharapkan perbedaan antara Insinyur Lingkungan (Environmental Engineer) dengan Insinyur Kesehatan Masyarakat (Public Health Expert) serta dengan cabang teknik lain dapat menjadi jelas.
 
Bagaimanapun juga, teknik lingkungan tidak dapat dipisahkan dari akar sejarahnya, ketika sebenarnya akar dari teknik lingkungan itu melibatkan banyak bidang keilmuan yang lain, sebut saja, teknik sipil, kesehatan masyarakat, ekologi, kimia, serta biologi, geologi dan teknik mekanik, 3 terakhir yang disebut dalam beberapa hal keteknik lingkungan dapat dimasukkan. Di US, meteorologi dikenal juga sebagai salah satu faktor akar dari teknik lingkungan. Walaupun demikian, teknik sipil dan teknik kimia secara luas diakui sebagai unsur pembentuk teknik lingkungan.
 
Baris 62 ⟶ 67:
 
Di Indonesia, ambil contoh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Jurusan Teknik Lingkungan berada di bawah Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Walaupun materi teknik lingkungan mempelajari baik bagian kimia maupun sipil, namun kecenderungannya teknik lingkungan dititikberatkan ke arah perencanaan sipil, sebagai contoh PBPAM (Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum) ataupun PBPAB (Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan). Jurusan Teknik Lingkungan sendiri sebelum tahun 1982 bernama Teknik Penyehatan Masyarakat. Akan tetapi karena perbedaan yang jelas arah tujuan dua program studi ini serta terkait dengan sumber daya manusia, maka jalurnya diarahkan ke program studi Teknik Lingkungan, selain juga karena faktor adanya Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Airlangga.
 
 
==Lihat pula==
[Teknik sipil]
[Pencemaran]
 
{{Technology}}
{{pendidikan-stub}}
 
<references />1.bimastyajisurya.blogspot.com
 
 
 
==Pranala Luar==
<references/>
<br />