Pasar Terapung Muara Kuin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
J Subhi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{hapus:kelayakan}}
Pasar Terapung Muara Kuin adalah [[Pasar]] Tadisional yang berada di atas [[Sungai Barito]] di Muara Sungai Kuin. Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan [[perahu]] dalam bahasa Banjar. Pasar ini mulai setelah Shalat Subuh sampai selepas pukul 07:00 pagi. [[Matahari]] terbit memantulkan cahaya di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari [[kampung|kampung-kampung]] sepanjang aliran [[Sungai Barito]] dan anak-anak [[sungai|sungainya]].
 
 
Dengan menyaksikan panoramanya, wisatawan seakan-akan sedang tamasya. Jukung-jukung dengan sarat muatan barang dagangan sayur mayur, buah-buahan, segala jenis ikan dan berbagai kebutuhan rumah tangga tersedia di pasar terapung. Ketika matahari mulai muncul berangsur-angsur pasar pun mulai menyepi, sang pedagang pun mulai beranjak meninggalkan Pasar Terapung membawa hasil yang diperoleh dengan kepuasan.
 
Suasana pasar terapung yang unik dan khas adalah berdesak-desakan antara perahu besar dan kecil saling mencari pembeli dan penjual yang selalu berseliweran kian kemari dan selalu oleng dimainkan gelombang sungai Barito. Pasar terapung tidak memiliki organisasi seperti pada pasar di daratan, sehingga tidak tercatat berapa jumlah pedagang dan pengunjung atau pembagian pedagang bersarkan barang dagangan.
 
Para pedagang wanita yang berperahu menjual hasil produksinya sendiri atau tetangganya disebut dukuh, sedangkan tangan kedua yang membeli dari para ''dukuh'' untuk dijual kembali disebut ''panyambangan''. Keistemewaan pasar ini adalah masih sering terjadi transaksi barter antar para pedagang berperahu, yang dalam bahasa Banjar disebut ''ba-panduk'', sesuatu yang unik dan langka.
 
Obyek wisata ini sering dianggap sebagai daya tarik yang fantastik, Banjarmasin bagaikan Venesia di Timur Dunia, karena keduanya memiliki potensi wisata sungai. Namun kedua kota berbeda alam dan latar belakang budayanya. Di Banjarmasin masih banyak ditemui di sepanjang sungai rumah-rumah terapung yang disebut [[rumah lanting]], yang selalu oleng dimainkan gelombang.
 
Daerah Kuin merupakan tipe [[permukiman]] yang berada di sepanjang aliran sungai (waterfront village) yang memiliki beberapa daya tarik [[pariwisata]], baik berupa [[wisata alam]], [[wisata budaya]] maupun [[wisata budaya]]. Kehidupan masyarakatnya erat dengan kehidupan sungai seperti pasar terapung, perkampungan tepian sungai dengan [[arsitektur]] tradisionalnya. Hilir mudiknya aneka perahu tradisional dengan beraneka muatan merupakan atrakasi yang menarik bagi [[wisatawan]], bahkan diharapkan dapat dikembangkan menjadi [[desa wisata]] sehingga dapat menjadi pembentuk citra dalam promosi kepariwisataan [[Kalimantan Selatan]]. Masih di kawasan yang sama wisatawan dapat pula mengunjungi [[Masjid Sultan Suriansyah]] dan [[Komplek Makam Sultan Suriansyah]], [[pulau Kembang]], [[pulau Kaget]] dan [[pulau Bakut]]. Di Kuin juga terdapat kerajinan ukiran untuk ornamen [[rumah Banjar]].