Kapal perang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sutan alief (bicara | kontrib)
Moch. Nachli (bicara | kontrib)
Baris 9:
Kehadiran kapal perang dimulai ketika banyak kerajaan atau pemerintahan membutuhkan atau merasa perlu menegaskan posisinya di perairan sekaligus memberikan jaminan keamanan di perairan untuk melindungi negaranya dan aktivitasnya seperti nelayan dan perdagangan. Banyak gangguan keamanan di perairan yang harus dicegah, termasuk adanya serangan dari negeri-negeri lain yang lebih aman bila langsung ditangkal dari laut.
 
Selain itu, ada pula yang menggunakan kapal-kapalnya untuk merompak atau menjarah negeri-negeri lain melalui perairan. Bangsa [[Viking]] dari [[Skandinavia]], banyak menjelajah lautan ke kawasan lain dengan kapal-kapal yang dikenal sebagai "[[Viking Longship]]" yang dirancang khusus. Pada masa penjelajahan, kapal-kapal dagang dirancang khusus menjadi [[kapal perang layar]]sehingga dapat pula mengangkut persenjataan seperti meriam, baik untuk sarana membela diri dari serangan bajak laut, ataupun bahkan untuk menguasai kawasan yang diinginkannya. Banyak bangsa barat seperti Spanyol dan Portugal menggunakan kapal perang layar jenis galleon yang digunakan untuk menjelajah samudera, mengangkut hasil dagangan atau bahkan jarahan sekaligus digunakan untuk berperang baik terhadap armada dagang saingannya, bajak laut, atau bahkan penguasa lokal yang tidak tunduk pada keinginannya. Pada abad-abad yang diawali dengan penjelajahan inilah yang kemudian berlanjut menjadi abad penjajahan terhadap bangsa lain dan mendirikan koloni-koloni baru.
 
Banyak bangsa barat seperti Spanyol dan Portugal menggunakan kapal perang layar jenis galleon yang digunakan untuk menjelajah samudera, mengangkut hasil dagangan atau bahkan jarahan sekaligus digunakan untuk berperang baik terhadap armada dagang saingannya, bajak laut, atau bahkan penguasa lokal yang tidak tunduk pada keinginannya. Pada abad-abad yang diawali dengan penjelajahan inilah yang kemudian berlanjut menjadi abad penjajahan terhadap bangsa lain dan mendirikan koloni-koloni baru.
Pada masa sekarang ini, khususnya negara-negara yang memiliki kawasan perairan, kebutuhan membangun Angkatan Laut dan kapal-kapal perang adalah penting. Yang kemudian disesuaikan dengan kemampuan dan kesanggupan masing-masing negara. Sebagaimana Angkatan Udara, pembangunan Angkatan Laut bergantung pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di dunia perairan. Selain itu, membangun angkatan laut membutuhkan biaya dan sumber daya yang besar. Tidak hanya untuk membangun jumlah armada yang dibutuhkan, melainkan juga untuk menjaga agar armada yang ada dapat beroperasi dengan baik. Umumnya, kemampuan negara-negara dalam menjaga kelangsungan operasi Angkatan Lautnya juga bergantung pada kemampuan perekonomian suatu negara. Namun juga dapat berarti bahwa mengoperasikan angkatan laut yang kuat juga dapat dianggap atau dipandang sebagai investasi untuk menjaga perekonomiannya. Untuk itu, kelangsungan kehidupan Angkatan Laut termasuk pula [[Angkatan Udara]] juga bergantung bagaimana kebijakan politik dan ekonomi termasuk pandangan suatu negara terhadap perkembangan politik kawasan yang pada saat ini dikenal sebagai [[geopolitik]]. Hal yang berbeda dengan [[Angkatan Darat]] [[dimana]] personel yang dipersenjatai, Angkatan Laut dan Angkatan Udara menganut filosofi "senjata yang diawaki". Manajemen dalam Angkatan Laut dan Angkatan Udara berbeda dengan Angkatan Darat.
 
Pada masa sekarang ini, khususnya negara-negara yang memiliki kawasan perairan, kebutuhan membangun Angkatan Laut dan kapal-kapal perang adalah penting. Yang kemudian disesuaikan dengan kemampuan dan kesanggupan masing-masing negara. Sebagaimana Angkatan Udara, pembangunan Angkatan Laut bergantung pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di dunia perairan. Selain itu, membangun angkatan laut membutuhkan biaya dan sumber daya yang besar. Tidak hanya untuk membangun jumlah armada yang dibutuhkan, melainkan juga untuk menjaga agar armada yang ada dapat beroperasi dengan baik.
Sebagai gambaran, besarnya biaya untuk menjaga agar armada Angkatan Laut tetap beroperasi, dapat diberikan gambaran sebagai berikut. Untuk melayarkan sebuah kapal jenis [[fregat]] kelas [[Van Speijk]], membutuhkan 560 ton [[avtur]] yang harus disiapkan untuk satu minggu. Jumlah ini baru memadai, kalau kecepatan ekonomis sebesar 15 [[knot]] dipertahankan. karena dengan kecepatan penuh 30 knot menghabiskan 4 ton bahan bakar perjamnya. Sumber-sumber lain menyebutkan bahwa biaya untuk satu bulan kapal perang kelas Van Speijk ini beroperasi sama dengan biaya operasional satu batalyon pasukan darat selama setengah tahun. Dengan penemuan dan perkembangan teknologi dirgantara seperti adanya [[helikopter]] dan [[pesawat tempur]] yang dirancang khusus untuk kegiatan operasi Angkatan Laut, maka jarak jangkau sekaligus manajemen operasi armada dapat dioptimalkan, karena [[pesawat terbang]] dan helikopter dapat memperluas jangkauan pengawasan dan penangkal dengan kemampuan radar dan persenjataan yang dimiliki.
 
Pada masa sekarang ini, khususnya negara-negara yang memiliki kawasan perairan, kebutuhan membangun Angkatan Laut dan kapal-kapal perang adalah penting. Yang kemudian disesuaikan dengan kemampuan dan kesanggupan masing-masing negara. Sebagaimana Angkatan Udara, pembangunan Angkatan Laut bergantung pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di dunia perairan. Selain itu, membangun angkatan laut membutuhkan biaya dan sumber daya yang besar. Tidak hanya untuk membangun jumlah armada yang dibutuhkan, melainkan juga untuk menjaga agar armada yang ada dapat beroperasi dengan baik. Umumnya, kemampuan negara-negara dalam menjaga kelangsungan operasi Angkatan Lautnya juga bergantung pada kemampuan perekonomian suatu negara. Namun juga dapat berarti bahwa mengoperasikan angkatan laut yang kuat juga dapat dianggap atau dipandang sebagai investasi untuk menjaga perekonomiannya. Untuk itu, kelangsungan kehidupan Angkatan Laut termasuk pula [[Angkatan Udara]] juga bergantung bagaimana kebijakan politik dan ekonomi termasuk pandangan suatu negara terhadap perkembangan politik kawasan yang pada saat ini dikenal sebagai [[geopolitik]]. Hal yang berbeda dengan [[Angkatan Darat]] [[dimana]] personel yang dipersenjatai, Angkatan Laut dan Angkatan Udara menganut filosofi "senjata yang diawaki". Manajemen dalam Angkatan Laut dan Angkatan Udara berbeda dengan Angkatan Darat.
Perkembangan teknologi juga memungkinkan setiap angkatan bersenjata termasuk angkatan laut setiap negara dapat mengoperasikan armadanya sesuai dengan kebutuhan namun dengan daya pukul yang tidak kalah dengan negara yang memiliki angkatan laut besar. Angkatan laut di banyak negara, mengoperasikan kapal-kapal patroli yang dilengkapi dengan [[rudal]] dan [[torpedo]] dan kapal perang bertipe [[korvet]] yang dianggap cukup untuk menjaga wilayah perairannya. Sejarah mencatat, kapal-kapal kecil dan pesawat terbang yang dilengkapi dengan rudal antikapal khusus mampu menghancurkan armada angkatan laut lawan. Dalam [[Perang Dunia II]], kapal perang sekelas battleship seperti [[Bismark]], [[IJNS Yamato]], HMS Price of Wales dan HMS Repulse ditenggelamkan dengan serangan torpedo dan bom yang diluncurkan dari pesawat udara. Kapal-kapal berukuran besar milik armada kekaisaran [[Jepang]] banyak dihancurkan atau dirusak oleh torpedo yang diluncurkan oleh [[Motor Torpedo Boat]] milik Angkatan Laut [[Amerika Serikat]] dalam pertempuran di selat Surigao, [[Filipina]]. Dalam [[perang enam hari]], kapal jelajah [[Israel]], Elliat dihancurkan oleh rudal rudal [[SS-N2 Styk]] yang diluncurkan oleh [[kapal patroli cepat kelas Komar]] milik [[Mesir]]. Serta kapal perang [[Inggris]], [[HMS Shiffield]] yang dihancurkan oleh rudal [[exocet]] milik [[Argentina]] dalam [[perang Malvinas]].
 
Sebagai gambaran, besarnya biaya untuk menjaga agar armada Angkatan Laut tetap beroperasi, dapat diberikan gambaran sebagai berikut. Untuk melayarkan sebuah kapal jenis [[fregat]] kelas [[Van Speijk]], membutuhkan 560 ton [[avtur]] yang harus disiapkan untuk satu minggu. Jumlah ini baru memadai, kalau kecepatan ekonomis sebesar 15 [[knot]] dipertahankan. karena dengan kecepatan penuh 30 knot menghabiskan 4 ton bahan bakar perjamnya.
 
Sebagai gambaran, besarnya biaya untuk menjaga agar armada Angkatan Laut tetap beroperasi, dapat diberikan gambaran sebagai berikut. Untuk melayarkan sebuah kapal jenis [[fregat]] kelas [[Van Speijk]], membutuhkan 560 ton [[avtur]] yang harus disiapkan untuk satu minggu. Jumlah ini baru memadai, kalau kecepatan ekonomis sebesar 15 [[knot]] dipertahankan. karena dengan kecepatan penuh 30 knot menghabiskan 4 ton bahan bakar perjamnya. Sumber-sumber lain menyebutkan bahwa biaya untuk satu bulan kapal perang kelas Van Speijk ini beroperasi sama dengan biaya operasional satu batalyon pasukan darat selama setengah tahun. Dengan penemuan dan perkembangan teknologi dirgantara seperti adanya [[helikopter]] dan [[pesawat tempur]] yang dirancang khusus untuk kegiatan operasi Angkatan Laut, maka jarak jangkau sekaligus manajemen operasi armada dapat dioptimalkan, karena [[pesawat terbang]] dan helikopter dapat memperluas jangkauan pengawasan dan penangkal dengan kemampuan radar dan persenjataan yang dimiliki.
 
Perkembangan teknologi juga memungkinkan setiap angkatan bersenjata termasuk angkatan laut setiap negara dapat mengoperasikan armadanya sesuai dengan kebutuhan namun dengan daya pukul yang tidak kalah dengan negara yang memiliki angkatan laut besar. Angkatan laut di banyak negara, mengoperasikan kapal-kapal patroli yang dilengkapi dengan [[rudal]] dan [[torpedo]] dan kapal perang bertipe [[korvet]] yang dianggap cukup untuk menjaga wilayah perairannya.
 
Perkembangan teknologi juga memungkinkan setiap angkatan bersenjata termasuk angkatan laut setiap negara dapat mengoperasikan armadanya sesuai dengan kebutuhan namun dengan daya pukul yang tidak kalah dengan negara yang memiliki angkatan laut besar. Angkatan laut di banyak negara, mengoperasikan kapal-kapal patroli yang dilengkapi dengan [[rudal]] dan [[torpedo]] dan kapal perang bertipe [[korvet]] yang dianggap cukup untuk menjaga wilayah perairannya. Sejarah mencatat, kapal-kapal kecil dan pesawat terbang yang dilengkapi dengan rudal antikapal khusus mampu menghancurkan armada angkatan laut lawan. Dalam [[Perang Dunia II]], kapal perang sekelas battleship seperti [[Bismark]], [[IJNS Yamato]], HMS Price of Wales dan HMS Repulse ditenggelamkan dengan serangan torpedo dan bom yang diluncurkan dari pesawat udara. Kapal-kapal berukuran besar milik armada kekaisaran [[Jepang]] banyak dihancurkan atau dirusak oleh torpedo yang diluncurkan oleh [[Motor Torpedo Boat]] milik Angkatan Laut [[Amerika Serikat]] dalam pertempuran di selat Surigao, [[Filipina]]. Dalam [[perang enam hari]], kapal jelajah [[Israel]], Elliat dihancurkan oleh rudal rudal [[SS-N2 Styk]] yang diluncurkan oleh [[kapal patroli cepat kelas Komar]] milik [[Mesir]]. Serta kapal perang [[Inggris]], [[HMS Shiffield]] yang dihancurkan oleh rudal [[exocet]] milik [[Argentina]] dalam [[perang Malvinas]].
 
== Perkembangan Teknologi ==