Benteng De Kock: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Farras (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
'''Fort de Kock''' adalah [[benteng]] peninggalan [[Belanda]] yang berdiri di [[Kota Bukittinggi]], [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]. Fort de Kock juga nama lama Bukittinggi.
 
Benteng ini dibangun semasa [[Perang Paderi]] pada tahun [[1825]] oleh [[Kapten|Kapt.]] Bauer di atas [[Bukit Jirek]] dan awalnya dinamai ''Sterrenschans''. Kemudian, namanya diubah menjadi ''Fort de Kock'', menurut [[Hendrik Merkus de Kock]], tokoh militer Belanda.
 
Di tahun-tahun selanjutnya, di sekitar benteng ini tumbuh sebuah kota yang juga bernama ''Fort de Kock'', kini Bukittinggi.
 
== Keadaan sekarang ==
Hingga saat ini, Benteng Fort de Kock masih ada sebagai bangunan bercat [[putih]]-[[hijau]] setinggi 20 m. Benteng Fort de Kock dilengkapi dengan [[meriam]] kecil di keempat sudutnya. Kawasan sekitar benteng sudah dipugar oleh pemerintah daerah menjadi sebuah taman dengan banyak pepohonan rindang dan mainan anak-anak.
 
Benteng yang berada di kawasan [[Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan Bukit Tinggi]] ini berada di lokasi yang sama dengan [[Kebun Binatang Bukit TinggiBukittinggi]] dan [[Museum Rumah Adat Baanjuang]]. Kawasan benteng terletak di bukit sebelah kiri pintu masuk sedangkan kawasan [[kebun binatang]] dan [[museum]] berbentuk [[rumah gadang]] tersebut berada di bukit sebelah kanan. Keduanya dihubungkan oleh [[Jembatan Limpapeh]] yang di bawahnya adalah jalan raya dalam kota Bukit Tinggi. Kawasan ini hanya terletak 1 km dari pusat kota Bukit TinggiBukittinggi di kawasan [[Jam Gadang]], tepatnya di terusan jalan Tuanku nan Renceh.
<~--== Referensi ==
 
== Daftar Pustaka ==
* Amir B, 2000, “Sejarah Sumatera Barat. Fakultas Ilmu Sosial”, UNP, Padang,
* Azizah Etek, Syahril Tanjung, Yosmardin, Mursyid A.M, Nazief E.S, Reno Oktaviani,2004 “Dinamika Pemerintah Lokal Kota Bukittinggi”, Kerjasama Pemerintah Kota Bukittinggi Lembaga Pengembangan Masyarakat, Institut Ilmu Pengetahuan LPM-IIP, Bukittinggi.
Baris 25 ⟶ 24:
* Syafni Arita, ”Bukittinggi Kota Wisata Suatu Kajian Historis 1984-2000”. Skripsi, Padang: Jurusan Sejarah Universitas Negeri Padang, 2001.
* Wawancara dengan Soedirman, Bukittinggi: Tanggal [[5 Januari]] [[2005]].
* Zul Asri, 2001, “Bukittinggi 1945-1980, Perkembangan Kota Secara Fisik dan Hubungannya dengan Kepemilikan Tanah”, Tesis, Program Pasca Sarjana Ilmu Pengetahuan Budaya, Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Depok.-->
* Wawancara dengan Soedirman, Bukittinggi: Tanggal [[5 Januari]] [[2005]].
* Zul Asri, 2001, “Bukittinggi 1945-1980, Perkembangan Kota Secara Fisik dan Hubungannya dengan Kepemilikan Tanah”, Tesis, Program Pasca Sarjana Ilmu Pengetahuan Budaya, Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Depok.
 
{{commonscat|Fort de Kock}}