Drona: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k r2.7.1) (bot Menambah: uk:Дрона |
|||
Baris 78:
Dalam perjalanannya mencari Sucitra, ia tidak dapat menyeberang sungai dan ditolong oleh seekor kuda terbang jelmaan Dewi Wilutama, yang dikutuk oleh dewa. Kutukan itu akan berakhir bila ada seorang satria mencintainya dengan tulus. Karena pertolongannya, maka sang Kumbayana menepati janjinya untuk mencintai kuda betina itu. Namun karena terbawa nafsu, Kumbayana bersetubuh dengan kuda Wilutama hingga mengandung, dan kelak melahirkan seorang putra berwajah tampan tetapi mempunyai kaki seperti kuda (bersepatu kuda), yang kemudian diberi nama [[Aswatama|Bambang Aswatama]].
Setelah bertemu Sucitra yang telah menjadi raja dan bergelar Prabu [[Drupada]], ia tidak diakui sebagai saudara seperguruannya. Kumbayana marah merasa dihina, kemudian balik menghina Raja Drupada. Namun Mahapatih Gandamana (dulu adalah [[Patih]] di [[Hastinapura]], saat pemerintahan [[Pandu]]) menjadi murka sehingga terjadi peperangan yang tidak seimbang. Meskipun Kumbayana sangat sakti ternyata kesaktiannya masih jauh di bawah Gandamana yang memiliki
Kumbayana menjadi bulan-bulanan sehingga wajahnya rusak. Namun dia tidak mati dan ditolong oleh [[Sangkuni]] yang bernasib sama (baca sempalan ''[[Mahabharata]]'' yang berjudul ''Gandamana Luweng''). Akhirnya ia diterima di [[Hastinapura]] dan dipercaya mendidik anak-anak keturunan [[Bharata (raja)|Bharata]] ([[Pandawa]] dan [[Korawa]]).
|