Datuk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 12:
 
=== Pewarisan Gelar Datuk dalam Tradisi Minangkabau ===
Berbeda dengan tradisi Melayu yang lain, [[Gelar Datuk Minangkabau|gelar datuk]] dapat diwariskan menurut sistem [[matrilinial]]. Bila seorang Datuk meninggal dunia, gelar Datuk tersebut dapat diberikan kepada saudara laki-lakinya, atau [[keponakan]] ([[kemenakan]]) yang paling dekat hubungan kekerabatannya dari garis ibu. Namun dapat juga diberikan kepada selain kepada kerabat dekatnya asal masih dalam satu suku, dan biasanya seluruh warga suku tersebut juga menyetujuinya.
Datuk yang baru dinobatkan tetap memakai gelar yang sama, tanpa ada tambahan lain digelar tersebut. Jadi misal sebelumnya '''A Datuak Bandaro''' jika kemudian diganti oleh si B, maka gelar berikutnya '''B Datuak Bandaro'''.
 
Jika suatu suku telah berkembang dengan banyak, dan kemudian telah berpencar secara kelompok ke daerah lain, dan jika suku tersebut merasa perlu mengangkat Datuk yang baru, maka biasanya gelar Datuk sebelumnya tetap dipakaikan dengan menambah satu atau dua kata lagi sesudah nama Datuk sebelumnya. Misalnya nama Datuk sebelumnya adalah Datuak Bandaro maka gelar Datuk belahannya adalah Datuk Bandaro Putiah atau Datuak Bandaro nan Putiah. Dan setiap suku dapat melakukan pemekaran bergantung dari kesepakatan suku masing-masing.
 
=== Gelar-gelar Datuk dalam Tradisi Minangkabau ===
Gelar Datuk tergantung pada masing-masing [[suku]] yang ada di Minangkabau. Berdasarkan tingkat status sosial dari gelar masing-masing Datuk dapat dilihat dari gelar kebesaran yang diikuti setelah gelar Datuk tersebut. Untuk gelar Datuk yang awal atau tertua biasanya terdiri dari satu suku kata dan berasal dari bahasa sansekerta, misalnya ''Datuak ketemanggungan''. Sedangkan bila terdiri dari dua kata atau lebih, biasanya dianggap gelar belahan atau pecahan, misalnya ''Datuak Parpatiah nan Sabatang''. Dan kemudian setelah masuknya pengaruh Islam, maka gelar Datuk ada diserap dari bahasa Arab.