Bahasa Jawa Semarang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Jazle (bicara | kontrib)
k +minor adj
Baris 7:
Para pemakai dialek Semarang juga senang menyingkat frase, misalnya ''Lampu abang ijo'' ([[lampu lalu lintas]]) menjadi "Bang-Jo", ''Limang rupiah'' (5 rupiah) menjadi "mang-pi", ''[[kebun binatang]]'' menjadi "Bon-bin", seratus (100) menjadi "nyatus", dan sebagainya. Namun tak semua frasa bisa disingkat, sebab tergantung kepada kesepakatan dan minat para penduduk Semarang mengenai frasa mana yang disingkat. Jadi contohnya "Taman lele" tak bisa disingkat "Tam-lel" juga Gedung Batu tak bisa menjadi "Ge-bat", dsb.
 
Namun ada juga kalimat-kalimat yang disingkat, contohnya; "Kau lho pak mu Nadri" artinya "Itu lho pamanmu dari Wanadri". "Arep numpak Kijang kol" artinya akan menumpang omprengan. Zaman dulu kendaraan omprengan biasa menggunakan mobil merk "Colt", disebut "kol" maka setelah diganti "Toyota Kijang" menjadi Kijang-kol. Apa lacur kini ada yang menjadi menjadi "mercy-kol".
 
Adanya para warga/budaya yang heterogen dari Jawa, [[Tiongkok]], [[Bangsa Arab|Arab]], [[Pakistan]]/[[India]] juga memiliki sifat terbuka dan ramah di Semarang tadi, juga akan menambah kosakata dan dialektik Semarang di kemudian hari.