Pondok Pesantren Langitan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-merubah +mengubah)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 41:
Perjalanan Pondok Pesantren [[Langitan]] dari periode ke periode selanjutnya senantiasa memperlihatkan peningkatan yang dinamis dan signifikan namun perkembangannya terjadi secara gradual dan kondisional. Bermula dari masa [[KH. Muhammad Nur]] yang merupakan sebuah fase perintisan, lalu diteruskan masa [[KH. Ahmad Sholeh]] dan [[KH. Muhammad Khozin]] yang dapat dikategorikan periode perkembangan. Kemudian berlanjut pada kepengasuhan [[KH. Abdul Hadi Zahid]], [[KH. Ahmad Marzuqi Zahid]] dan [[KH. Abdulloh Faqih]] yang tidak lain adalah fase [[pembaharuan]].
 
Dalam rentang masa satu setengah [[abad]] Pondok Pesantren Langitan telah menunjukkan kiprah dan peran yang luar biasa, berawal dari hanya sebuah surau kecil berkembang menjadi Pondok yang [[representatif]] dan populer di mata masyarakat luas baik dalam negeri maupun manca negara. Banyak tokoh-tokoh besar dan pengasuh pondok pesantren yang dididik dan dibesarkan di Pondok Pesantren Langitan ini, seperti [[KH.Kholil]] Bangkalan, [[KH. Hasyim Asy'ari]], [[KH. Syamsul Arifin]] (ayahandaayah [[KH. As’ad Syamsul Arifin]]) dan lain-lain.
 
Dengan berpegang teguh pada [[kaidah]] “Al-Muhafadhotu Alal Qodimis Sholeh Wal Akhdu Bil Jadidil Ashlah” (memelihara budaya-budaya klasik yang baik dan mengambil budaya-budaya yang baru yang [[konstruktif]]), maka Pondok [[Pesantren]] [[Langitan]] dalam perjalanannya senantiasa melakukan upaya-upaya perbaikan dan [[kontektualisasi]] dalam merekonstruksi bangunan-bangunan [[sosio kultural]], khususnya dalam hal pendidikan dan manajemen.