Arthur Schopenhauer: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k r2.6.4) (bot Mengubah: zh:亚瑟·叔本华
Xqbot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: am:አርተር ሾፐናውር; kosmetik perubahan
Baris 23:
 
 
Dalam perkembangan filsafat Schopenhauer, ia dipengaruhi dengan kuat oleh [[Imanuel Kant]] dan juga pandangan [[Buddha]].<ref name="Simon"></ref> Pemikiran Kant nampak di dalam pandangan Schopenhauer tentang dunia sebagai ide dan kehendak.<ref name="Simon"></ref> Kant menyatakan bahwa pengetahuan manusia terbatas pada bidang penampakan atau fenomena, sehingga benda-pada-dirinya-sendiri (''das Ding an sich'') tidak pernah bisa diketahui manusia.<ref name="Simon"/> Misalnya, apa yang manusia ketahui tentang pohon bukanlah pohon itu sendiri, melainkan gagasan orang itu tentang pohon.<ref name="Simon"></ref> Schopenhauer mengembangkan pemikiran Kant tersebut dengan menyatakan bahwa benda-pada-dirinya-sendiri itu bisa diketahui, yakni "kehendak".<ref name="Simon"></ref>
 
== Biografi ==
 
Arthur Schopenhauer lahir di [[Danzig]] (sekarang [[Gdańsk]]).<ref name="Bertens">K. Bertens.1976.Ringkasan Sejarah Filsafat.Jogjakarta.Kanisius.69-70.</ref><ref name="Arthur">Arthur Schopenhauer(1969). E. F. J. Payne. ed. The World as Will and Representation. II. New York: Dover Publications.527. ISBN 978-0-486-21762-8.</ref> Dia adalah putra dari [[Heinrich Floris Schopenhauer]] dan [[Johanna Schopenhauer]].<ref name="Bertens"></ref> Kedua orang tuannya adalah keturunan orang kaya [[Jerman]] dan keluarga bangsawan.<ref name="Bertens"></ref> Keluarga Schopenhauer pindah ke [[Humburg]] ketika [[Kerajaan Prussia]] dikuasai [[Polish-Lithuanian Commonwealth]] kota Danzig tahun 1793.<ref name="Bertens"></ref> Tahun 1805, ayah Schopenhauer bunuh diri.<ref name="Bertens"></ref> Setelah itu, ibu Schopenhauer, Johanna pindah ke Weimar, yang kemudian menjadi pusat ''literature'' Jerman.<ref name="Bertens"></ref> Kepergiannya ke sana untuk melanjutkan karirnya sebagai penulis.<ref name="Arthur"></ref> Setahun kemudian, Schopenhauer meninggalkan bisnis keluarganya yang ada di [[Humburg]]. Dia pergi ke [[Weimar]] dan tinggal dengan ibunya.<ref name="Arthur"></ref>
 
Schopenhauer pun kuliah dan menjadi mahasiswa di [[Universitas Göttingen]] pada tahun 1809.<ref name="Suffering">On the Suffering of the World, (1970), Page 35. Penguin Books-Great Ideas
Payne, The World as Will and Representation, Vol. II, 519.</ref> Pada masa perkuliahannya, dia belajar tentang metafisika dan psikologi di bawah bimbingan [[Gottlob Ernst Schulze]], penulis buku [[Aenesidemus]], yang mengajurkannya agar berkonsentrasi pada [[Plato]] dan [[Immanuel Kant]].<ref name="Suffering"></ref> Pada tahun 1811 sampai tahun 1812, dia mengikuti kuliah dari [[Johann Gottlieb Fichte]], seorang filsuf [[post-Kant]] terkemuka dan dari seorang [[teolog]] [[Friedrich Schleiermacher]].<ref name="Suffering"></ref>
 
 
=== Selama di Berlin ===
 
Pada tahun 1814, Schopenhauer memulai pekerjaannya sebagai penulis dengan judul bukunya ''The World as Will and Representation'' ''(Die Welt als Wille und Vorstellung)'', Dunia sebagai Kehendak dan Gagasan.<ref name="Essays">Essays and Aphorisms, trans. R.J. Hollingdale, Middlesex. London. 1970.154.</ref> Dia menyelesaikannya pada tahun 1818 dan menerbitkannya setahun kemudian.<ref name="Essays"></ref> Pada tahun 1820 Schopenhauer menjadi dosen di [[Universitas Berlin]].<ref name="Essays"></ref> Dia menjadwalkan untuk memberikan kuliah yang sama dengan pemikiran filsuf terkenal [[G. W. F. Hegel]].<ref name="Essays"></ref> Schopenhauer menyebutnya sebagai ''clumsy charlata''.<ref name="Essays"></ref> Namun, hanya lima orang yang berminat mengikuti kuliahnya dan dia pun di keluarkan dari akademi tersebut.<ref name="Essays"></ref>
 
Ketika berada di Berlin, Schopenhauer pernah menjadi tersangka atas tuduhan dari seorang wanita bernama [[Caroline Marquet]].<ref name="Essays"></ref> Wanita tersebut menuduh Schopenhauer telah mendorongnya.<ref name="Essays"></ref> Di dalam pengadilan Schopenhauer bersaksi bahwa wanita itu telah mengganggunya dengan suaranya yang keras di depan pintu Schopenhauer.<ref name="Essays"></ref> Caroline Marquet pun menuduh Schopenhauer telah memukulnya setelah wanita itu menolak untuk pergi dari pintunya.<ref name="Essays"></ref> Marquet pun menang di dalam pengadilan tersebut.<ref name="Essays"></ref> Schopenhauer pun dituntut membayar wanita itu selama dua puluh tahun ke depan. Ketika perempuan itu meninggal dunia, Schopenhauer menulis sertifikat kematiannya dengan ''Obit anus'', ''abit onus'' ("The old woman dies, the burden flies").<ref name="Essays"></ref> Hal inilah mungkin yang membuat dia sangat membenci wanita.<ref name="Essays"></ref>
 
Pada tahun 1812, dia jatuh cinta kepada seorang gadis berusia Sembilan belas tahun.<ref name="Essays"></ref> Gadis itu seorang penyanyi opera dan bernama [[Caroline Richter]]. Mereka pun sempat berhubungan dengannya selama beberapa tahun. Namun, dia membatalkan rencana pernikahannya.<ref name="Essays"></ref>
 
Setelah kematian ayahnya, Schopenhauer meneruskan bisnis ayahnya sebagai pedagang.<ref name="Essays"></ref> Usaha itu dijalankannya selama dua tahun.<ref name="Essays"></ref> Sedangkan ibunya pergi ke Weimar.<ref name="Essays"></ref> Schopenhauer pun belajar di [[Gota Gym]].<ref name="Essays"></ref> Setelah itu, dia meninggalkannya karena muak dengan cercaan gurunya.<ref name="Essays"></ref> Dia pun pergi ke tempat menemui ibunya.<ref name="Essays"></ref> Ibunya pda waktu itu telah membuka sebuah salon kecil.<ref name="Essays"></ref> Namun, dia tidak cocok dengan pekerjaan ibunya itu dan dia pun muak dengan ibunya yang dianggap melupakan kenangan bersama ayahnya.<ref name="Essays"></ref> Schopenhauer pun kemudian berkuliah di sebuah universitas.<ref name="Essays"></ref> Di sana dia menulis buku pertamanya, ''On the Fourfold Root of the Principle of Sufficient Reason''.<ref name="Essays"></ref>
 
=== Pindah ke Frankfrut ===
 
[[FileBerkas:ArthurSchopenhauer.jpg|thumb|upright|left|Schopenhauer ketika masih muda]]
 
Pada tahun 1813, wabah kolera menyerang [[Berlin]] dan Schopenhauer tinggal di kota itu.<ref name="Essays"></ref> Schopenhauer pun menetap di [[Frankfrut]] tahun 1833.<ref name="Essays"></ref> Pada saat itu, dia telah berusia dua puluh tujuh tahun.<ref name="Essays"></ref> dia tinggal sendirian di Frankfrut, kecuali dengan binatang kesangannya [[Atman]] dan [[Butz]].<ref name="Essays"></ref> Karyanya berupa pemikiran yang paling menonjol di sepanjang hidupnya adalah ''Senilia''.<ref name="Essays"></ref> Judul ini diterbitkan sebagai penghargaan kepadanya.<ref name="McCoy">Christopher Patrick McCoy.2009.Thou Art That: Schopenhauer's Philosophy and the Chandogya Upanishad. Master's thesis, James Madison University: 10-13.</ref> Schopenhauer mempunyai sebuah undang-undang yang kuat.<ref name="McCoy"></ref> Pemikiran Schopenhauer banyak dipengaruhi oleh pandangan [[Buddha]] dan filsuf [[Imanuel Kant]].<ref name="McCoy"></ref> Kekagumannya kepada keduanya itu ama besar.<ref name="McCoy"></ref> Hal ini terlihat dari ruang kerjanya dipasang dengan kedua patung tokoh tersebut.<ref name="McCoy"></ref>
 
Pada tahun 1833, Dia hidup sebagai bujang kaya berkat warisan orangtuanya.<ref name="Simon"></ref> Schopenhauer hidup dengan ketakutan kerena dia merasa terancam.<ref name="Simon"></ref> Oleh sebab itu, dia sering tidur dengan pistol di sampingnya.<ref name="Simon"></ref> Ia banyak menerbitkan tulisan, namun tidak laku dijual. Dia sendirilah yang membeli buku karya tulisannya untuk disimpan.<ref name="Simon"></ref> Beberapa tahun menjelang akhir hidupnya, barulah ia terkenal.<ref name="Simon"></ref> Buku yang disimpannya itupun diedarkannya.<ref name="Simon"></ref> Schopenhauer hidup sendiri.<ref name="Simon"></ref> rencana pernikahannya selalu berantakan.<ref name="Simon"></ref> Dia menganggap hidup dengan banyak orang memuakkan dan membuang waktu baginya.<ref name="Simon"></ref> Ia menhina dan mengejek Kaum wanita sebagai “para karikatur”.<ref name="Simon"></ref>
 
=== Akhir Hidupnya ===
 
Pada tahun 1860, keadaannya mulai memburuk.<ref name="McCoy"></ref> Dia pun meninggal pada 21 September 1860 karena gagal jantung ketika duduk di bangku sekitar rumahnya.<ref name="McCoy"></ref> Dia meninggal pada usia yang ketujuh puluh dua tahun.<ref name="McCoy"></ref>
 
== Pemikiran Filosofis ==
Baris 59:
=== Filsafat Keinginan ===
 
Schopenhauer memberikan fokus kepada investigasinya terhadap motivasi seseorang.<ref name="Simon"></ref> Sebelumnya, filsuf terkemuka Hegel telah mempopulerkan konsep ''Zeitgeist'', ide bahwa masyarakat terdiri atas kesadaran akan kolektifitas yang digerakkan di dalam sebuah arah yang jelas.<ref name="Simon"></ref> Schopenhauer memfokuskan diri untuk membaca tulisan-tulisan dua filsuf terkemuka pada masa kuliahnya, yaitu [[Hegel]] dan [[Kant]].<ref name="Simon"></ref> Schopenhauer sendiri mengkritik mengkritik optimisme logika yang dijelaskan oleh kedua filsuf terkemuka tersebut dan kepercayaan mereka bahwa manusia hanya didorong oleh leinginan dasar sendiri, atau ''Wille zum Leben'' (keinginan untuk hidup) yang diarahkan kepada seluruh manusia.<ref name="Simon"></ref>
 
Schopenhauer sendiri berpendapat bahwa keinginan manusia adalah sia-sia, tidak logika, tanpa pengarahan dan dengan keberadaan, juga dengan seluruh tindakan manusia di dunia.<ref name="Simon"></ref> Schopenhauer berpendapat bahwa keinginan adalah sebuah keberadaan metafisikal yang mengontrol tindak hanya tindakan-tindakan individual, agent, tetapi khususnya seluruh fenomena yang bisa diamati.<ref name="Simon"></ref> Keinginan yang dimaksud oleh Schopenhauer ini sama dengan yang disebut dengan Kant dengan istilah sesuatu yang ada di dalamnya sendiri.<ref name="Simon"></ref>
 
Pandangan filosofis Schopenhauer melihat bahwa hidup adalah penderitaan.<ref name="Simon"></ref> Schopenhauer menolak kehendak.<ref name="Simon"></ref> Apalagi dengan kehendak untuk membantu orang menderita.<ref name="Simon"></ref> Ajaran Schopenhauer menolak kehendak untuk hidup dan segala manifestasinya, namun ia sediri takut dengan kematian.<ref name="Simon"></ref>
 
=== Keputusan dan Hukuman ===
 
Schopenhauer menjelaskan seseorang yang hendak mengambil [[keputusan]].<ref name="Simon"></ref> Menurut dia, ketika kita mengambil keputusan, kita akan diperhadapkan dengan berbagai macam akibat.<ref name="Simon"></ref> Oleh sebab itu, keputusan yang diambil memiliki alasan atau dasar.<ref name="Simon"></ref> Keputusan-keputusan ini menjadi tidak bebas lagi bagi si pemilihnya.<ref name="Simon"></ref> Pemilih itu harus diperhadapkan kepada beberapa akibat dalam sebuah keputusan.<ref name="Simon"></ref> Segala tindakan yang dilakukan seseorang merupakan kebutuhan dan tanggung jawabnya.<ref name="Simon"></ref> Segala kebutuhan dan tanggung jawab itu pun sudah dibawa sejak lahir dan bersifat kekal.<ref name="Simon"></ref> Schopenhauer juga menegaskan jika tidak ada [[keinginan bebas]], haruskah kejahatan dihukum?<ref name="Simon"></ref>
 
=== Catatan ===
 
Filsafat Schopenhauer ini termasuk ke dalam [[Idealisme Jerman]].<ref name="Simon"></ref> Pendapat ini dibuktikan melalui perbandingan antara filosofis Schopenhauer dengan pandangan [[Idealisme Jerman]].<ref name="Simon"></ref> Keduanya mengajarkan bahwa realitas bersifat subjektif, artinya keseluruhan kenyataan merupakan konstruksi kesadaran Subjek.<ref name="Simon"></ref> Dunia ini juga dipandang sebagai ide.<ref name="Simon"></ref> Pandangan Schopenhauer ini pun dijadikan wakil dari [[Idealisme Jerman]].<ref name="Simon"></ref> Sekalipun memang ada hal-hal yang bersifat lebih khusus dan [[fundamental]] yang membedakan pemikiran Schopenhauer dengan [[Idealisme Jerman]].<ref name="Simon"></ref> Bagi Schopenhauer, dasar dunia ini transcendental dan bersifat irasional, yaitu kehendak yang buta.<ref name="Simon"></ref> [[Kehendak]] ini buta, sebab, sebab desakannya untuk terus-menerus dipuaskan tidak bisa dikendalikan dan tidak akan pernah terpenuhi.<ref name="Simon"></ref> Namun, justru keinginan yang tak sampai berarti penderitaan.<ref name="Simon"></ref> Selanjutnya, menurut dia bahwa kehendak transendental itu mewujudkan diri dalam miliaran [[eksistensi]] kehidupan, maka hidup itu sendiri merupakan penderitaan.<ref name="Simon"></ref> Jalan keluar yang diusulkan Schopenhauer ini pun cukup logis.<ref name="Simon"></ref> Kalau hidup ini adalah penderitaaan, maka pembebasan dari penderitaan tersebut tentunya akan tercapai melalui penolakan kehendak untuk hidup.<ref name="Simon"></ref> Konkretnya adalah lewat kematian raga dan bela rasa.<ref name="Simon"></ref>
 
Cara [[pemikiran Schopenhauer]] ini menarik.<ref name="Simon"></ref> Namun, tetap saja memiliki kesalahan.<ref name="Simon"></ref> Masalah dalam filsafatnya berkaitan dengan pandangannya atas pengetahuan tentang prinsip individuasi.<ref name="Simon"></ref> Menurut Schopenhauer, berkat pengetahuan inilah manusia sadar bahwa dirinya adalah sama dengan semua makhluk hidup lain (dasar dari sikap bela rasa) sehingga dia tidak perlu memutlakkan diri dan keinginannya (dasar sikap mati raga atau penyangkalan diri).<ref name="Simon"></ref> Tanpa [[pengetahuan]] ini, manusia tidak akan mengalami [[pencerahan]] dan tetap berada dalam kegelapan.<ref name="Simon"></ref>
 
Anggapan Schopenhauer ini menekankan dua hal, yaitu bahwa kesadaran manusia terbukti lebih kuat dibandingkan [[nafsu]] dan [[keinginan]]nya, dan bahwa karena itu ia juga mampu memperhatikan keadaan kepentingan orang lain, di dalam hal ini berarti bahwa manusia bukanlah makhluk egois sebagai mana yang dipikirkan oleh Schopenhauer.<ref name="Simon"></ref> Namun, jika kesadaraan bisa menguatkan manusia menyangkal diri dan berbela rasa, bukankah demikian kehendak untuk hidup itu sendiri bukan merupakan dasar dari segalanya?<ref name="Simon"></ref>
 
== Pengaruh ==
 
Kendatipun demikian, pengaruh Scopenhauer dalam perkembangan pemikiran selanjutnya cukup besar.<ref name="Simon"></ref> Ia membuka jalan bagi orang suatu [[psikologi]] tentang alam bawah sadar ala [[Freud]].<ref name="Simon"></ref> Pemikiran Schopenhauer tentang kehendak untuk hidup di kemudian hari mempengaruhi filsafat [[Nietzsche]] tentang kehendak untuk berkuasa ''(Der Wille zur Macht)'''.<ref name="Simon"></ref> Setengah abad kemudian, ajaran Schopenhauer ini memberikan inspirasi pada [[filsafat hidup]] ([[Vitalisme]]), misalnya pada pemikiran [[Henry Bergson]] (1859-1941).<ref name="Simon"></ref> Selain itu, ia menghidupkan perhatian dan minat [[orang Barat]] pada studi kesustraan dan [[agama]]-[[agama Timur]], terkhusus [[Buddhisme]].<ref name="Simon"></ref>
 
== Pranala Luar ==
Baris 101:
* [http://www.schopenhauersource.org/ Schopenhauersource: Reproductions of Schopenhauer's manuscripts]
* [http://www.archive.org/details/cu31924029023327 Kant's philosophy as rectified by Schopenhauer]
* [http://www.weple.org/timeline.html#ids=14631,12007,12598,700,10671,9518,37304,95184,&title=8%20German%20Philosophers Timeline of German Philosophers]
 
== Lihat Juga ==
Baris 124:
 
[[af:Arthur Schopenhauer]]
[[am:አርተር ሾፐናውር]]
[[an:Arthur Schopenhauer]]
[[ar:آرثر شوبنهاور]]