Kitab Ayub: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT05Benni (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT05Benni (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 22:
* Sebuah pengantar historis dalam bentuk prosa (ps. 1, 2).
* Kontroversi dan pemecahannya, dalam bentuk puisi (ps. 3 - 42:6).
[[Ratapan]] Ayub dalam kitab ini menyatakan nasib yang lebih buruk daripada maut: keputusasaan Ayub dan sikap Allah yang diam.<ref name="Lasor">{{id}} W. S. Lasor, dkk. 2009, ''Pengantar Perjanjian Lama 2''. Jakarta: Gunung Mulia. Hlm 113.</ref> Putaran yang pertama mengawali kontroversinya (ps. 4-14); yang kedua adalah perkembangan kontroversinya (15-21); dan yang ketiga adalah puncaknya (22-27). Ayub menempatkan Allah sebagai terdakwa dalam sumpahnya bahwa ia tidak bersalah (Ayub 27-31). Hal ini diikuti oleh penyelesaian kontrovesinya melalui kata-kata [[Elihu]] dan sabda [[Yahweh]], yang diikuti oleh pengakuan Ayub yang penuh dengan kerendahan hati (42:1-6). Ayub mengakui kesalahan dan kebodohannya sendiri. Sebagian orang menafsirkan kata-kata Elihu sebagai klimaks yang palsu karena ia mengulangi argumen-argumen sahabat-sahabat Ayub yang dikecam oleh Allah (Ayub 42:7-8). Pertobatan Ayub kontroversial dan dapat menyiratkan perubahan alur tuntutannya terhadap Allah dan bukan sebuah pengakuan moral tentang dosanya.
* Bagian yang ketiga adalah kesimpulan historis, yang disusun dalam bentuk prosa (42:7-15).