Asketisisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT21Festi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT21Festi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
'''Asketisme''' adalah ajaran-ajaran yang mengendalikan latihan rohani dengan cara mengendalikan tubuh dan jiwa sehingga tercapai kebijakan-kebijakan rohani.<ref name="Suranta"> Edi Suranta Ginting. 2007. Berkenalan dengan Asketisme. Bandung: Satu. hlm 7-8.</ref> Ajaran ini sudah berkembang di seluruh dunia.
 
Kata asketisme berasal dari kata benda bahasa [[Yunani]] “ασκησις” yang berarti latihan dan praktik.<ref name="Suranta"/> Contohnya, atlet [[Yunani]] yang selalu melatih dirinya secara sistematis untuk mencapai fisik yang sehat. Namun kemudian dengan berkembangnya pemikiran maka istilah ini diartikan secara filosofis, rohani dan etis. Awalnya kata ‘asketisme’ juga digunakan dalam ''filsafat stoa'' untuk menunjukkan praktik-praktik dalam memerangi kejahatan dan mengejar keadilan.<ref name="Suranta"/>
Pada zaman Gereja Lama, asketisme tampak dalam praktik persiapan seorang Kristen menghadapi kemartiran.<ref name="Suranta"/> Cita-cita asketisme inilah yang menyebabkan lahirnya kehidupan ''monastik'' pada abad ke-4. Asketisme bukanlah digunakan untuk istilah orang Kristen karena idenya sudah ada dan lahir sebelum kekristenan itu lahir.<ref name="Suranta"/>
Latihan-latihan asketisme sudah banyak dilakukan dibeberapa budaya dan agama India serta Persia. Konsep asketisme dari India adalah keinginan melepaskan diri dari ''samsara''. Paduan asketisme ini berdasarkan dari dua agama Buddhisme dan Brahmanisme.<ref name="Gavin"> Gavin Flood. 2004. The Ascetic Self. Cambridge: Cambridge University Press. hlm 64.</ref>