Monofisitisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 4:
== Awal Mula Monofisit ==
[[Cyrillus]] adalah seorang uskup Aleksandria yang setuju bahwa iman akan inkarnasi Allah hanya terjamin jika ''communicatio idiomatum'' diterima tanpa syarat dan gelar ''Theotokos'' diberikan kepada bunda Maria, maka akibat ini perhatian Cyrillus tertuju pada soteriologis .<ref name="Dister"> Nico Syukur Dister. 2004. ''Teologi Sistematika 1: Allah Penyelamat (Kompendium Sepuluh Cabang berakar Biblika dan berbatang Patristika). Yogyakarta: Kanisius. Hlm.211-223.</ref> Ia menaruh perhatian, sekaligus menentang pandangan soteriologis dan pemahaman kodrat Yesus yang dipahami oleh Nestorius.<ref name="History"> Tim Dowley. 1990. ''The History of Christianity'' Inggris: Lion Publishing. Hlm.182,184,186,210,249.</ref> Komentar Cyrillus pada ekaristi Nestorius yang menurutnya dalam ekaristi yang hadir di altar hanyalah tubuh manusia, sehingga daya ilahi tidak ada.<ref name="Dister"/> Bertolak dari keprihatinan inilah, Cyrillus menegaskan bahwa ''Logos'', ilahilah yang menjelma ke dalam [[Yesus Kristus]]. Ia meleburkan kedua kodrat demi kesatuan subjek, yaitu kodrat ilahi pada Yesus Kristus.<ref name="Dister"/> Maka ajaran ini juga diteruskan oleh Rahib Eutykhes.<ref name="Dister"/> <ref name="History"/>
== Perkembangan Monofisit ==
|