Peristiwa kepunahan Kapur–Paleogen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
WikitanvirBot (bicara | kontrib)
k r2.7.1) (bot Menambah: ko:백악기-제3기 대멸종
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-ekstrim +ekstrem)
Baris 31:
 
Lima tahun lalu (tulisan ini ditulis oleh Awang Harun Satyana pada tahun 2007 – red), sekelompok ahli geologi dan ahli kimia organik mulai mempelajari kondisi-kondisi lingkungan pada masa-masa kritis dalam sejarah Bumi. Pekerjaan mereka meliputi mengekstraksi residu zat kimia dari lapisan-lapisan berumur tertentu berusaha mencari fosil molekuler kimiawi yang dikenal sebagai biomarker yang ditinggalkan organisme yang telah punah. Karena kuatnya, biomarker ini masih terawetkan di sedimen-sedimen meskipun jazad organismenya telah lenyap meluruh. Biomarker ini merupakan kunci ke pengetahuan kondisi seperti apa yang terjadi di Bumi pada saat kehidupan organisme itu berlangsung. Sampling dan penelitian telah dilakukan pada periode-periode kepunahan massal. Dan para ilmuwan tersebut mendapatkan kejutan bahwa data dari periode-periode mass extinction selain pada periode K-T boundary, selalu menunjukkan kondisi lingkungan bahwa lautan-lautan purba telah beberapa kali berada pada kondisi kandungan oksigen yang sangat rendah (anoxia). Bersamaan dengan kondisi ini ditemukan biomarker dalam jumlah besar berupa green sulfur bacteria yang bisa melakukan fotosintesis. Pada zaman sekarang, bakteri sejenis ditemukan berupa green-purple sulfur bacteria di tempat-tempat dalam laut stagnant seperti Laut Hitam yang mengoksidasi H2S sebagai sumber energinya dan mengubahnya menjadi belerang. Gas H2S adalah gas beracun bagi banyak makhluk hidup. Kelimpahan bakteri ini pada periode-periode kepunahan massal yang seperiode dengan turunnya kandungan oksigen secara ekstrimekstrem telah membuka wawasan baru tentang penyebab kepunahan massal.