Dharmakirti: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi '[[Berkas:Atisha.jpg|frame|220x300px|Gambar ini merupakan potret dari Atisha yang berasal dari biara Kadampa di Tibet dan diberikan kepada The Metropolitan Museum of Art, ...'
 
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
Y.M. Serlingpa Dharmakirti atau yang dikenal juga dengan sebutan Suvarnadvipi Dharmakirti adalah seorang pangeran dari silsilah [[Sri-Vijayendra-Raja]] yang masih termasuk dalam silsilah [[Dinasti Syailendra]]. Beliau juga dikenal sebagai guru besar [[Buddhis]] di [[Sumatera]] pada abad ke-10. Dalam sejarahnya, Serlingpa Dharmakirti pernah menjadi guru dari [[Y.M. Atisha]], seorang yang nantinya berperan penting dalam membangun gelombang kedua [[Buddhisme]] di [[Tibet]]. Salah satu hasil karya penting yang beliau hasilkan adalah ’[[Wheel of Sharp Weapons]]’(Tib. blo-sbyong mtshon-cha 'khor-lo), yang merupakan catatan penting bagi aliran [[Mahayana]].
 
=== Y.M. Atisha (Murid Serlingpa Dharmakirti) ===
Y.M. Atisha lahir sekitar [[980]] M sebagai seorang pangeran di [[Bengali]] Timur. Beliau mempelajari semua jenis kitab suci, baik kitab suci aliran Mahayana maupun [[Hinayana]], di bawah bimbingan Guru Besar bernama [[Rahula]]. Setelah menjadi seorang Guru Besar, beliau masih ragu akan jalan terbaik mana yang dapat membawanya dengan cepat menuju [[Pencerahan Agung]]. Hingga akhirnya, ketika beliau bepradaksina di [[Bodhi Gaya]], ia tersadarkan dari keraguannya. Beliau menyadari bahwa [[Bodhicitta]] adalah jalan terbaik yang selama ini beliau cari. Kemudian, beliau pun mencari Guru Besar terbaik pada masa itu, yaitu Y.M. Serlingpa Dharmakirti di [[Sriwijaya]], [[Sumatera]], [[Indonesia]]. Selama kurang lebih 12 tahun beliau belajar di bawah bimbingan Y.M. Serlingpa, hingga beliau mendapat [[Lojung]], suatu metode untuk mengembangkan Bodhicitta dengan cara melatih pikiran menyamakan dan menukar diri sendiri dengan makhluk yang lain; juga menerima dan memberi [[Tonglen|Tong-Len]], yaitu berlatih secara sukarela menerima beban kesengsaraan dan penderitaan dari makhluk lain dan memberikan kepada yang lain segala kesehatan dan kebahagiaan. Beliau merupakan pandita Buddhis terbesar di abad ke-11 Masehi, juga Pemimpin [[Universitas Vikramasila]] ( Pusat pendidikan Buddhis besar terakhir di [[India]]). Setelahnya, beliau menghabiskan 12 tahun terakhirnya, untuk mengajar dan menyebarkan [[Buddha Dharma]] di Tibet.
 
=== Y.M. Dagpo Rinpoche Lobsang Jhampel Jhampo Gyatso (Reinkarnasi Serlingpa Dharmakirti) ===
[[Berkas:DagpoRinpoche.jpg|frame|2400x3450px|Dagpo Rinpoche, juga dikenal dengan nama Bamchoe Rinpoche, lahir pada tahun 1932 di wilayah bagian KOngpo, di tenggara Tibet.]]
Beliau lahir di Tibet pada tahun [[1932]], diyakini dan dikukuhkan oleh H.H [[Dalai Lama ke-13]] sebagai reinkarnasi dari Suvarnadvipi Dharmakirti. Beliau tumbuh dalam tradisi keviharaan yang ketat, dibawah bimbingan Guru-guru Besar seperti [[Kyabje Trijang Rinpoche]], [[Kyabje Ling Rinpoche]], H.H [[Dalai Lama ke-14]]. Beliau menyelesaikan pelajaran lima teks besar, yaitu [[Pramana]], [[Paramita]], [[Madyamika]], [[Abhi dharma]], [[Vinaya]], serta [[Tantra]] dan [[Lamrim]]. Saat ini di Tibet, Dagpo Rinpoche dikenal dengan nama lama Serlingpa dan merupakan pemegang tunggal silsilah ajaran Bodhicitta yang otentik terutama tentang Tujuh instruksi menukar diri dengan makhluk lain. Beliau mengunjungi Indonesia pada tahun 1988, dan sejak saat itu beliau datang ke Indonesia setiap tahunnya untuk mengajarkan Dharma.