Bisma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-nafas +napas)
Baris 8:
| Asal = [[Hastinapura]], [[Kerajaan Kuru]]
}}
'''Bisma''' ([[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: भीष्म, ''Bhīshma'') terlahir sebagai '''Dewabrata''' ([[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: देवव्रत, ''Dévavrata''), adalah salah satu tokoh utama dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Ia merupakan putera dari pasangan Prabu [[Santanu]] dan [[Gangga (dewi)|Dewi Gangga]]. Ia juga merupakan kakek dari [[Pandawa]] maupun [[Korawa]]. Semasa muda ia bernama Dewabrata, namun berganti menjadi Bisma semenjak ia bersumpah bahwa tidak akan menikah seumur hidup. Bisma ahli dalam segala modus peperangan dan sangat disegani oleh [[Pandawa]] dan [[Korawa]]. Ia gugur dalam sebuah [[Perang di Kurukshetra|pertempuran besar]] di [[Kurukshetra]] oleh panah dahsyat yang dilepaskan oleh [[Srikandi]] dengan bantuan [[Arjuna]]. namun ia tidak meninggal pada saat itu juga. Ia sempat hidup selama beberapa hari dan menyaksikan kehancuran para [[Korawa]]. Ia menghembuskan nafasnapas terkahirnya saat garis balik matahari berada di utara (''Uttarayana'').
 
== Arti nama ==
Baris 56:
 
[[Berkas:Bhismaarrowbed.jpg|right|300px|thumb|Bisma tidur dengan tubuh yang ditancapi ratusan panah sambil memberi nasihat kepada [[Pandawa]] dan [[Korawa]].]]
Bisma juga mengatakan apabila pihak [[Pandawa]] ingin mengalahkannya, mereka harus menempatkan seseorang yang membuat Bisma enggan untuk bertarung di depan kereta [[Arjuna]], karena ia yakin hanya Arjuna dan [[Kresna]] yang mampu mengalahkannya dalam peperangan. Dengan bersembunyi di belakang orang yang membuat Bisma enggan berperang, [[Arjuna]] harus mampu melumpuhkan Bisma dengan panah-panahnya. Berpedoman kepada pernyataan tersebut, [[Kresna]] menyadarkan Arjuna akan kewajibannya. Meski Arjuna masih segan, namun ia menuntaskan tugas tersebut. Pada hari kesepuluh, [[Srikandi]] menyerang Bisma, namun Bisma tidak melawan. Di belakang [[Srikandi]], Arjuna menembakkan panah-panahnya yang dahsyat dan melumpuhkan Bisma. Panah-panah tersebut menancap dan menembus [[baju zirah]]nya, kemudian Bisma terjatuh dari keretanya, tetapi badannya tidak menyentuh tanah karena ditopang oleh puluhan [[panah]] yang menancap di tubuhnya. Namun Bisma tidak gugur seketika karena ia boleh menentukan waktu kematiannya sendiri. Bisma menghembuskan nafasnyanapasnya setelah ia menyaksikan kehancuran pasukan [[Korawa]] dan setelah ia memberikan wejangan suci kepada [[Yudistira]] setelah perang [[Bharatayuddha]] selesai.
 
== Bisma dalam pewayangan Jawa ==